Bali (Beritaintermezo.com)-Rombongan Serikat Perusahaan Pers (SPS Riau), selain mengikuti acara World Association of Newspaper and News Publishers (WAN IFRA) Asia 2018 Bali, juga melakukan media visit ke Bali Post di Kepundung, Denpasar, Kamis (26/4/2018).
Rombongan diterima managemen Bali Post yang dipimpin I Nyoman Wirata, Pemimpin Redaksi Bali Post yang juga Ketua SPS Provinsi Bali. Sementara dari SPS Riau hadir antara lain Ketua SPS Riau H Zulmansyah Sekedang, Wakil Ketua Saidul Tombang, Novrizon Burman, Maskur, Wakil Sekretaris Khairul Amri, Alex Nahesi Harefa, M Erizal, Bunyana serta Bendahara Oberlin Marbun, Wakil Bendahara Abu Nazar, Freddy Gultom, Tommy Ganih, Freshia Refani, Adi Muhardi dan Mella. Ikut hadir Dewan Pertimbangan SPS Riau H Yurmalis Khatib, Zufra Irwan, dan Tun Akhyar.
Ada dua agenda utama yang didiskusikan dalam media visit tersebut, yakni bagaimana media terlibat dalam mengembangkan pariwisata lokal dan bagaimana perkembangan media massa lokal dalam lima tahun terakhir.
"Soal mengembangkan pariwisata daerah, kami ingin tahu bagaimana dukungan media massa lokal. Apalagi saat ini di Riau tengah diprogramkan 'Riau Menyapa Dunia', sebuah program pariwisata untuk mendatangkan wisatawan lokal ke Riau," kata Zulmansyah.
Menurut I Nyoman Wirata, media massa lokal tentu berperan penting. Bukan hanya mempublikasi dan mempromosikan keunggulan wisata daerah semata, tetapi juga sikap dan keberpihakan media juga sangat penting.
"Kalau Bali Post sikapnya sangat berpihak bagi kepentingan masyarakat Bali. Pariwisata Bali oke, tapi lebih penting manfaat pariwisata itu untuk masyarakat Bali," kata Wirata.
Nah, kalau Riau saat ini memrogramkan Riau Menyapa Dunia, pastikan dahulu apakah masyarakatnya, pelaku usaha dan stakeholder lainnya, serta infrastrukturnya, sudah disiapkan untuk menyukseskan program Riau Menyapa Dunia.
"Saran saya, kelola satu objek wisata unggulan sebagai pilot project agar fokus. Kalau sukses, baru objek wisata lainnya dikembangkan secara masif," ungkap Wirata.
Sementara itu, menyangkut perkembangan media lokal di Bali, Wirata menjelaskan memang ada pertambahan media lokal, terutama media siber.
Biasanya media siber ini bertambah karena ada wartawan senior yang pensiun, atau ada wartawan yang ingin mandiri, lalu membuat media siber. "Begitulah pertambahan media di Bali. Kalau media yang mati atau berhenti operasi, rasanya tidak ada dalam lima tahun terakhir ini," ungkap Wirata.
Media lokal tetap berkembang di Bali, karena Pemprov Bali serta Pemko/Pemkab se-Bali juga ikut membantu. Salah satu caranya dengan menganggarkan biaya iklan dan biaya kerjasama publikasi dengan media lokal.(om)