Petani Tidak Menjamin Panen Kontiniu, Ekspor Nenas Masih Terkendala
Senin, 09-04-2018 - 08:16:12 WIB
Karimun (Beritaintermezo.com)-Rencana ekspor buah nenas asal Tanjungbatu ke Singapura masih terjadi tarik ulur. Eksportir asal Karimun dan Jakarta sudah melakukan pertemuan agar rencana ekspor tersebut bisa segera terlaksana. Kendala harga dan armada angkutan laut berupa kapal pengangkut kontainer juga sudah diupayakan. Masalah baru muncul, petani ternyata tak mampu memberi jaminan produksi secara kontinue. "Masalah ekspor nenas itu, petani yang tak bisa memberi jaminan secara kontinue. Sekarang malah semakin mundur. Rencana awalnya sejak Desember, sekarang sudah memasuki April. Tapi belum juga terlaksana. Sebenarnya, eksportirnya sudah ada. Tapi petaninya yang belum mampu menyediakan produk secara berkelanjutan setiap bulannya," ungkap Bupati Karimun Aunur Rafiq.
Kata Rafiq, dirinya sudah memanggil Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Karimun, Muhammad Affan untuk membicarakan soal pengaturan waktu tanam petani nenas setiap bulannya. Namun, sampai sekarang belum dapat diatur musim tanam petani agar bisa memberikan produksi buah nenas secara berkelanjutan. Sehingga, petani mengalami kendala soal jaminan produksi.
Disisi lain, eksportir lokal maupun nasional masih tetap semangat untuk melanjutkan rencana ekspor nenas tersebut. Para Eksportir tetap ingin menemui Bupati Karimun untuk membicarakan kelanjutan rencana ekspor tersebut. Apapun kendalanya, mereka berusaha mencarikan jalan keluar secara bersama-sama, baik dengan pemerintah daerah maupun dengan para petani.
"Rencana ekspor nenas itu tetap lanjut. Memang, kemarin ada beberapa kendala yang kami hadapi. Tapi semua bisa teratasi. Saya juga sudah bertemu dengan perusahaan Alamanda asal Bandung untuk rencana ekpsor itu. Kami berencana akan kembali menemui Pak Bupati untuk kembali membicarakan rencana selanjutnya," ujar salah seorang eksportir Karimun, Lie Cen.
Kata Lie Cen, saat ada pertemuan dengan eksportir asal Jakarta atau Bandung beberapa waktu lalu, memang belum menemukan titik temu soal harga. Untuk itulah, diperlukan lagi pembicaraan serius dengan Bupati Karimun selaku kepala daerah. Dalam pertemuan itu nanti, tentu akan ada masukan dari Bupati dan juga dinas terkait kesepakatan kedua belah pihak.
Bupati Rafiq mengakui, pihaknya memang sudah mengadakan pertemuan dengan eksprtir asal Karimun dan Jakarta. Saat ini, ada sejumlah kendala yang dihadapi. Diantaranya, belum tersedia kapal yang mengangkut kontainer hingga belum adanya kesesuaian harga antara eksportir asal Jakarta dengan eksportir lokal asal Karimun. Namun, Pemkab Karimun masih terus menjalin komunikasi soal penyesuaian harga ekspor.
"Kami sudah bicarakan dengan eksportir dari Jakarta dan dari Karimun sendiri. Eksportir Jakarta sudah dua kali turun ke Karimun. Persoalan yang ada sekarang adalah masalah harga yang belum berkesesuaian antara eksportir Jakarta dengan Karimun, yakni ibu Lie Cen dan Bapak Komar. Mereka sudah kita pertemukan dan ini lagi sedang berproses," jelasnya.
Kata Rafiq, komoditi pertama yang akan diprioritaskan adalah nenas. Hanya saja, untuk ekspor masih terkendala soal angkutan berupa kapal pengangkut kontainer. Karimun hanya memiliki kapal pengangkut freezer. Namun, sekarang persoalan itu sudah teratasi. Kapal kontainer sudah tersedia. Hanya soal kesepakatan harga yang belum terjalin antara eksportir Jakarta dengan lokal.
Komoditi yang bernilai ekspor tersebut sudah dikembangkan di Pulau Kundur. Selain nenas, komoditi unggulan lain yang akan mulai dikembangkan di pulau terbesar di Kabupaten Karimun itu adalah berbagai jenis sayur-sayuran seperti bawang, jagung dan padi. Selama ini, yang baru ditanam di Kundur adalah padi, jagung dan nenas. Hanya saja, untuk nenas masih memenuhi kebutuhan lokal seperti ke Batam. (Hk/hen)
Komentar Anda :