Kucuran Dana CD Terhenti, Ganggu Operasional Ambulance dan Bus Sekolah
Kamis, 19-04-2018 - 08:44:58 WIB
Karimun (Beritaintermezo.com)-Masyarakat Kelurahan Pasirpanjang, Kecamatan Meral Barat tak bisa lagi menggunakan mobil ambulance untuk mengantar pasien yang akan berobat ke rumah sakit. Pasalnya, dana operasional mobil ambulance yang bersumber dari PT Karimun Granite (KG) dan PT Kawasan Dinamika Harmonitama (KDH) sudah 5 bulan ini tidak dibayarkan oleh dua perusahaan tambang batu granit tersebut.
Selama ini, baik PT KG maupun PT KDH sepakat mengeluarkan dana sebesar Rp48 juta per bulan. Masing-masing perusahaan membayar Rp24 juta. Dana itu untuk operasional 1 unit mobil ambulance, 1 unit mobil pick up dan 6 bus anak sekolah bagi warga Kelurahan Pasirpanjang. Mobil ambulance itu, selama ini digunakan untuk mengantar masyarakat yang akan berobat ke rumah sakit, sementara bus untuk mengantar anak-anak yang sekolah ke Tanjungbalai.
Uang operasional untuk ambulance dan bus sekolah yang dibayarkan PT KG dan KDH itu merupakan dana Community Development (CD) yang harus dibayarkan oleh perusahaan tambang batu granit kepada masyarakat yang terkena dampak langsung dari aktivitas eksploitasi di sekitar areal tambang. Bantuan itu sudah berlangsung sejak dua perusahaan itu mulai beroperasi puluhan tahun silam.
Akibat terhentinya dana operasional, mobil ambulance yang selama ini berada di rumah warga akhirnya dititipkan di Kantor Kelurahan Pasirpanjang sejak Selasa (16/4) lalu. Mobil ambulance itu tidak boleh digunakan warga, sebelum PT KG dan PT KDH mengeluarkan uang operasional. Kalaupun ada warga yang sakit, terpaksa menggunakan kendaraan lain.
"PT KG sudah 5 bulan tidak lagi membayar uang operasional ambulance dan bus sekolah, sementara PT KDH sudah terhitung 3 bulan ini. Alasan PT KG karena perusahaan itu kemaren sempat tidak produksi, sedangkan PT KDH karena adanya gangguan teknis di perusahaan itu hingga harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp1,2 miliar untuk perbaikan," ungkap Pokarinal, selaku koordinator ambulance dan bus bagi warga Pasirpanjang, Rabu (18/4).
Kata Pokarinal, akibat tidak adanya dana operasional mobil ambulance dan bus sekolah dari PT KG dan PT KDH, maka ketika ada warga disana yang sakit dan harus dibawa berobat ke rumah sakit, terpaksa mengeluarkan uang pribadi untuk membeli bensin sebagai bahan bakar ambulance. Warga yang selama ini tidak pernah mengeluarkan biaya akhirnya keberatan dengan kondisi itu.
"Kami sudah berulang kali mempertanyakan kepada manajemen PT KG dan PT KDH, namun mereka belum bisa memberikan jawaban pasti soal dana operasional ambulance dan bus sekolah. Jadi, untuk sementara waktu, terpaksa mobil ambulance kami titip dulu di kantor lurah Pasirpanjang. Mobil itu belum boleh digunakan sebelum PT KG dan PT KDH membayarkan kewajibannya," terang Pokarinal.
Badrun, salah seorang manajemen PT KG ketika dikonfirmasi mengakui, PT KG memang telat membayarkan dana CD kepada warga Pasirpanjang yang digunakan untuk operasional ambulance dan bus sekolah selama 5 bulan. Namun, pihaknya baru bisa membayar sisa 1 bulan beberapa waktu lalu setelah perusahaan tambang batu granit itu mulai melakukan aktivitas produksi.
"Baru kemarin kami bayar satu bulan. Memang, beberapa waktu lalu kami belum bisa membayarkan dana CD kepada masyarakat karena saat itu kami belum melakukan aktivitas produksi. Namun, setelah produksi ini kami sudah mulai membayarkan kewajiban kami kepada masyarakat. Kami memiliki komitmen, akan membayar seluruh tunggakan dana CD itu kepada warga," ungkap Badrun via handphone, Rabu (18/4).
Sementara, Kepala Bagian HRD atau Personalia PT KDH, Iwan ketika dikonfirmasi via handphonnya belum mau memberikan jawaban terkait keterlambatan pembayaran dana CD untuk operasional ambulance dan bus sekolah kepada masyarakat Pasirpanjang selama 3 bulan belakangan karena sedang menghadiri rapat. "Maaf, saya sedang rapat. Nanti saja hubungi lagi," tutur Iwan.
Lurah Pasirpanjang, Kecamatan Meral Barat, Ghafur Amrullah saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan, kalau sejak 2 hari ini warga Kelurahan Pasirpanjang menitipkan mobil ambulance di kantornya. Warga sengaja menitipkan mobil itu sampai PT KG dan PT KDH membayarkan dana operasional yang selama 5 bulan ini tidak dibayarkan oleh PT KG dan 3 bulan oleh PT KDH.
"Memang benar, sudah 2 hari ini warga tiba-tiba menitipkan mobil ambulance ini di kantor lurah. Mereka berharap PT KG dan PT KDH segera membayarkan dana CD sebagai kewajiban perusahaan bagi warga yang terkena dampak langsung dari aktivitas tambang dua perusahaan eksploitasi tambang batu granit tersebut. Warga tidak akan menarik mobil tersebut sebelum dana operasional dikeluarkan," ungkap Ghafur.
Ghafur mendesak manajemen PT KG dan PT KDH agar segera memenuhi kewajibannya membayarkan dana operasional mobil ambulance dan bus sekolah tersebut. Sebab, dengan adanya keterlambatan pembayaran itu, warga mengalami kesulitan untuk berobat ke Tanjungbalai dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Begitu juga, untuk bus sekolah bisa mengganggu antar jemput anak sekolah. (hk/hen)
Komentar Anda :