Oleh : Affan Bey Hutasuhut
Presiden Prabowo Subianto meresmikan enam Komando Daerah Militer (Kodam) baru. Peresmian tersebut dilakukan saat upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer (Gepaopshormil) di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung, Minggu 10 Agustus 2025
Salah satu yang diresmikan itu adalah Komando Daerah Militer untuk Provinsi Riau. Namanya sarat dengan nuansa patriotis dan heroik Yakni Kodam XIX/Tuanku Tambusai. Penabalan nama ini sungguh cermat dan nilainya sangat tepat untuk memanggil khalayak ramai agar mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara ini.
Perjuangan Tuanku Tambusai memang heroik penuh keberanian dan pantang menyerah, apalagi berdamai. Ia memiliki benteng perlawanannya di Dalu-dalu Rokan Hulu.
Perjuangannya selama kurun waktu 15 tahun cukup andal mengalahkan Belanda. Ia tidak hanya berjuang di Rokan Hulu dan sekitarnya dengan pusat di benteng Dalu-dalu.
Ia bersama pasukannya juga bergerilya dari Dalu-dalu, Lubuk sikaping, Padanglawas, Angkola, Mandailing, dan Natal untuk melawan Belanda. Ia bahkan mampu merebut kembali Bonjol yang telah jatuh ke tangan Belanda meski tak bertahan lama. Fort Amerongen sebuah benteng milik Belanda runtuh diserbu pasukan Tuanku Tambusai.
Lembaran sejarah memang tak bisa dirobek. Namun jika tidak dijaga dan dirawat akan membuat orang semakin lupa dengan nilai perjuangan untuk membangun bangsa dan negeri ini.
Tegaknya Kodam XIX/Tuanku Tambusai dan sebelumnya sudah ada Bandara Tuanku Tambusai, adalah bagian dari upaya dari Pemkab Rohul dan Mabes TNI untuk senantiasa mengenang seraya mewujudkan apa yang telah diabdikan Tuanku Tambusai untuk negeri ini. Bahwa perjuangan waktu itu adalah merebut kemerdekaan dari Belanda, sekarang adalah kewajiban membangun negara dan bangsa ini.
Makanya untuk lebih menguatkan harapan tersebut, sudah selayaknya pula sepanjang jalan lintas Rokan Hulu hingga perbatasan Sumatera Utara ditabalkan namanya Jalan Tuanku Tambusai.
Basis perjuangan Tuanku Tambusai berada di Rokan Hulu dengan bentengnya yang kokoh di Dalu-Dalu. Apalagi Tuanku Tambusai lahir dengan nama Muhammad Saleh di Dalu-dalu, Nagari Tambusai, Rokan Hulu, Riau pada tanggal 5 November tahun 1784.
JALAN JAMIN GINTING DI SUMUT
Sebagai contoh, untuk mengenang jasa dan perjuangananya merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda, nama Almarhum Letjen (Purn) Jamin Ginting ditabalkan di salah satu jalan di Medan.
Jalan tersebut kemudian bahkan membentang di tiga wilayah, Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten karo. Dengan panjang 71,3 kilometer, status jalan nasional itu tercatat di Museum Rekor Indonesia sebagai jalan terpanjang di Indonesia pada Agustus 2023.
Jikapun Jalan Tuanku Tambusai ditabalkan di lintas Rohul hingga perbatan Sumut disepakati oleh pemerintah, panjangnya hampir sekitar 150 kilometer.
Tentu bukan rekor ini yang akan menjadi tujuan, tapi bagaimana masyarakat Rohul dan Riau umumnya tidak sekadar mengenang beratnya perjuangan Tuanku Tambusai dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Tapi justru menjadikannya sebagai magnet pemicu untuk kemudian melanjutkan perjuangannya mengisi kemerdekaan ini dengan nilai yang positif.
Penulis : Wartawan TEMPO 1987-1994