Tanjungpinang (Beritaintermezo.com) - Pemerintah Kota (pemko) Tanjungpinang melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, manargetkan tahun 2017 ini, angka kematian bayi bisa ditekan hingga 0 persen.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang, Rustam mengatakan selain mempertahankan Angka Kematian Ibu (AKI) di Tanjungpinang yang tahun 2016 lalu nol persen, pihaknya juga menargetkan angka kematian bayi ditahun 2017.
"Ada tantangan tersendiri ditahun ini, selain kami harus mempertahankan juga menargetkan. Itu bisa terwujud, tidak terlepas peran dan kondisi kesehatan ibu hamil. Kami berupaya dari trobosan kekurangan pada tahun lalu, menjadi pelajaran kami di tahun ini serta meningkatkan fasilitas kesehatan," ungkap Rustam, Selasa (17/1).
Dari sekitar 4.000 hingga 5.000 ibu hamil tiap tahunnya, di 2016 lalu angka kematian ibu hamil nihil. Ada beberapa penyebab yang mendorong tingginya angka kematian ibu dan anak, seperti penyebab langsung yaitu disebabkan pendarahan, keracunan kehamilan, infeksi, dan beberapa penyebab lainnya. Sementara penyebab tidak langsung bisa berkaitan dengan gizi ibu, masalah status perkawinan, maupun masalah sosial.
Dengan demikian, Dinkes terus berupaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program-programnya, salah satunya pencegahan penyakit menular dan tidak menular, perbaikan sistem pelayanan, hingga sosialisasi pola hidup sehat kepada masyarakat.
"Upaya bidang kesehatan di tahun 2017 ini, meningkatkan perlindungan masyarakat dari penularan penyakit. Yakni, penguatan gerakan basmi jentik, penguatan penemuan penderita batuk berdahak, memperkuat penyebaran informasinya pencegahan HIV/AIDS bagi semua kelompok beresiko tertular, termasuk ibu hamil, para pelajar, calon pengantin serta mempertahankan status Tanjungpinang sebagai wilayah bebas malaria," jelasnya.
Selain itu, kata Rustam dinas kesehatan juga meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk memperkuat layanan kesehatan. Jadi menjalankan sistem pendaftaran dan rujukan online di puskesmas dan rumah salit. Bisa juga konsultasi kesehatan dan penanganan pengaduan masyarakat berbasis website serta pengelolaan sisem informasi kesehatan berbasis web.
Mulai tahun 2017 ini, ini dinas kesehatan juga mulai mengaktifkan kembali Puskesmas Keliling. Ini juga dilakukan untuk memperluas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Khususnya masyarakat di kawasan pesisir dan jauh dari akses untuk ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
"Kami juga memperkuat pelayanan kesehatan ke luar gedung (outreach). Yaitu, perawatan kesehatan masyarakat oleh tim terpadu lintas sektor untuk melakukan pembinaan kesehatan kepada keluarga sasaran. Tahun ini kita aktifkan kembali. Ada 50 titik yang akan dikunjungi. Satu titik kita akan kunjungi dua sampai tiga kali dalam setahun," katanya,
Sebanyak 50 titik itu adalah wilayah yang jauh dari akses pelayanan kesehatan tingkat pertama atau yang kesadarannya akan kesehatan masih membutuhkan perhatian. Misalnya, Sei Nyirih, Tirtomulyo, Sumber Rejo, Kampung Banjar, Sungi Sudip.
"Puskesmas keliling akan dikoordinir puskesmas di wilayah cakupan masing-masing," ujarnya.
Di Kota Tanjungpinang ada 7 Puskesmas yakni Puskesmas Sei Jang, Puskesmas Mekar Baru, Puskesmas Tanjung Unggat, Puskesmas Batu 10, Puskesmas Melayu Kota Piring, Puskesmas Tanjungpunang dan Puskesmas Kampung Bugis. Kemudian juga dibantu tim dari Dinas Kesehatan.
Sementara itu, untuk infrastruktur dinas kesehatan akan menambah blok 2 di Puskesmas Pancur yang akan dijadikan pelayanan persalinan rawat inap, ruang kesehatan ibu dan anak. Kemudian melengkapi peralatan kesehatan ditiap puskesmas.
"Tim puskesmas, juga akan memenuhi standar nasional akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama. Utamanya Pusksmas Batu 10 dan Puskesmas Pancur. Jadi diharapkan, dengan meningkatkan fasilitas kesehatan ini, apa yang ditargetkan bisa tercapai dengan baik," pungkasnya. (hk/omri)
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang, Rustam mengatakan selain mempertahankan Angka Kematian Ibu (AKI) di Tanjungpinang yang tahun 2016 lalu nol persen, pihaknya juga menargetkan angka kematian bayi ditahun 2017.
"Ada tantangan tersendiri ditahun ini, selain kami harus mempertahankan juga menargetkan. Itu bisa terwujud, tidak terlepas peran dan kondisi kesehatan ibu hamil. Kami berupaya dari trobosan kekurangan pada tahun lalu, menjadi pelajaran kami di tahun ini serta meningkatkan fasilitas kesehatan," ungkap Rustam, Selasa (17/1).
Dari sekitar 4.000 hingga 5.000 ibu hamil tiap tahunnya, di 2016 lalu angka kematian ibu hamil nihil. Ada beberapa penyebab yang mendorong tingginya angka kematian ibu dan anak, seperti penyebab langsung yaitu disebabkan pendarahan, keracunan kehamilan, infeksi, dan beberapa penyebab lainnya. Sementara penyebab tidak langsung bisa berkaitan dengan gizi ibu, masalah status perkawinan, maupun masalah sosial.
Dengan demikian, Dinkes terus berupaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program-programnya, salah satunya pencegahan penyakit menular dan tidak menular, perbaikan sistem pelayanan, hingga sosialisasi pola hidup sehat kepada masyarakat.
"Upaya bidang kesehatan di tahun 2017 ini, meningkatkan perlindungan masyarakat dari penularan penyakit. Yakni, penguatan gerakan basmi jentik, penguatan penemuan penderita batuk berdahak, memperkuat penyebaran informasinya pencegahan HIV/AIDS bagi semua kelompok beresiko tertular, termasuk ibu hamil, para pelajar, calon pengantin serta mempertahankan status Tanjungpinang sebagai wilayah bebas malaria," jelasnya.
Selain itu, kata Rustam dinas kesehatan juga meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk memperkuat layanan kesehatan. Jadi menjalankan sistem pendaftaran dan rujukan online di puskesmas dan rumah salit. Bisa juga konsultasi kesehatan dan penanganan pengaduan masyarakat berbasis website serta pengelolaan sisem informasi kesehatan berbasis web.
Mulai tahun 2017 ini, ini dinas kesehatan juga mulai mengaktifkan kembali Puskesmas Keliling. Ini juga dilakukan untuk memperluas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Khususnya masyarakat di kawasan pesisir dan jauh dari akses untuk ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
"Kami juga memperkuat pelayanan kesehatan ke luar gedung (outreach). Yaitu, perawatan kesehatan masyarakat oleh tim terpadu lintas sektor untuk melakukan pembinaan kesehatan kepada keluarga sasaran. Tahun ini kita aktifkan kembali. Ada 50 titik yang akan dikunjungi. Satu titik kita akan kunjungi dua sampai tiga kali dalam setahun," katanya,
Sebanyak 50 titik itu adalah wilayah yang jauh dari akses pelayanan kesehatan tingkat pertama atau yang kesadarannya akan kesehatan masih membutuhkan perhatian. Misalnya, Sei Nyirih, Tirtomulyo, Sumber Rejo, Kampung Banjar, Sungi Sudip.
"Puskesmas keliling akan dikoordinir puskesmas di wilayah cakupan masing-masing," ujarnya.
Di Kota Tanjungpinang ada 7 Puskesmas yakni Puskesmas Sei Jang, Puskesmas Mekar Baru, Puskesmas Tanjung Unggat, Puskesmas Batu 10, Puskesmas Melayu Kota Piring, Puskesmas Tanjungpunang dan Puskesmas Kampung Bugis. Kemudian juga dibantu tim dari Dinas Kesehatan.
Sementara itu, untuk infrastruktur dinas kesehatan akan menambah blok 2 di Puskesmas Pancur yang akan dijadikan pelayanan persalinan rawat inap, ruang kesehatan ibu dan anak. Kemudian melengkapi peralatan kesehatan ditiap puskesmas.
"Tim puskesmas, juga akan memenuhi standar nasional akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama. Utamanya Pusksmas Batu 10 dan Puskesmas Pancur. Jadi diharapkan, dengan meningkatkan fasilitas kesehatan ini, apa yang ditargetkan bisa tercapai dengan baik," pungkasnya. (hk/omri)