Meranti (Beritaintermezo.com)-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti melaksanakan rapat tentang Restorasi Lahan Gambut bersama Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Pejabat dilingkungan Pemkab Meranti untuk melakukan kegiatan pemulihan lahan gambut,abrasi dan sagu dengan sistem sekat kanal di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.
Daerah ini termasuk dalam target restorasi lahan gambut di Indonesia oleh Badan Restorasi Gambut.Bertempat di ruang melati Kantor Bupati Meranti, Senin (4/4/2016).
Rapat tersebut langsung di pimpin Wakil Bupati Kepulauan Meranti,Drs H Said Hasyim dan dihadiri Sekretaris Daerah H Iqaruddin,Pejabat Eselon II dan III, Perwakilan WALHI Provinsi Riau Abdul Manan, Camat se-Kabupaten Kepulauan Meranti dan Para undangan lainnya.
H Said Hasyim mengatakan setelah mendapat perhatian penuh oleh Pemerintah Pusat, wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi pusat kajian Badan Restorasi Gambut (BRG) yang baru dikeluarkan peraturannya oleh Pemerintah Pusat dengan Peraturan Presiden No 1 Tahun 2016, dikeluarkan pada 6 januari 2016 lalu.
"Kabupaten termuda di Riau ini dijadikan pusat kajian BRG, karena termasuk menjadi salah satu daerah di Provinsi Riau dan Sumatera dari empat daerah prioritas di Indonesia yang memiliki lahan gambut," kata Said
H Said Hasyim menyebutkan semoga rapat hari ini mendapat titik temu dalam pembentukan tim panitia Restorasi Lahan Gambut.Sehingga menyelesaikan masalah lahan gambut ini dan koordinasi dalam pemetaan wilayah gambut ini, bakal di restorasi di Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
"Saat ini pemerintah daerah sudah membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) tingkat daerah untuk pelaksana kegiatan.Tidak lama lagi tim akan mulai bekerja," tuturnya.
Said Hasyim berharap program pembangunan sekat kanal (kanal blocking) yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan Provinsi Riau harus di lanjutkan,Camat harus tegas dalam menyelesaikan hak-hak prioritas masyarakat tentang lahan,Kepala Desa dari Dana ADD di berdayakan dalam pengelolaan lahan gambut dan untuk Kepala SKPD untuk acara Iven ini nanti jangan ada keluar daerah. Yang Insya Allah tanggal 12 April 2016 nantinya,acara Ground Breaking Restorasi Gambut di Sungai Tohor," harap Said.
Sementara itu,Perwakilan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Riau, Abdul Manan mengatakan pembangunan sekat kanal di Desa Sungai Tohor itu bertujuan untuk menjaga kadar air gambut agar selalu basah sehingga tidak mudah terbakar. Terdapat 480 kanal lepas, yang saat ini mengalir menuju laut sehingga kebanyakan gambut tersebut bisa mengering.
"Dan nantinya untuk pusat kajian ini adalah Kecamatan Tebingtinggi Timur, dimana terdapat 10 desa yang kondisinya tanahnya merupakan lahan gambut. Sementara untuk kantor pusat studinya berada di Selatpanjang Kecamatan Tebingtinggi," kata Abdul Manan sebelum rapat di mulai.
Dia berharap ke depannya dengan adanya kajian ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat kita sehingga permasalahan selama ini kan lahan gambut sering terjadi kebakaran, Oleh sebab itu, kita jadikan Kabupaten Meranti ini untuk Pusat Kajian Restorasi Lahan Gambut," harapnya. (hms/karim)
Daerah ini termasuk dalam target restorasi lahan gambut di Indonesia oleh Badan Restorasi Gambut.Bertempat di ruang melati Kantor Bupati Meranti, Senin (4/4/2016).
Rapat tersebut langsung di pimpin Wakil Bupati Kepulauan Meranti,Drs H Said Hasyim dan dihadiri Sekretaris Daerah H Iqaruddin,Pejabat Eselon II dan III, Perwakilan WALHI Provinsi Riau Abdul Manan, Camat se-Kabupaten Kepulauan Meranti dan Para undangan lainnya.
H Said Hasyim mengatakan setelah mendapat perhatian penuh oleh Pemerintah Pusat, wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi pusat kajian Badan Restorasi Gambut (BRG) yang baru dikeluarkan peraturannya oleh Pemerintah Pusat dengan Peraturan Presiden No 1 Tahun 2016, dikeluarkan pada 6 januari 2016 lalu.
"Kabupaten termuda di Riau ini dijadikan pusat kajian BRG, karena termasuk menjadi salah satu daerah di Provinsi Riau dan Sumatera dari empat daerah prioritas di Indonesia yang memiliki lahan gambut," kata Said
H Said Hasyim menyebutkan semoga rapat hari ini mendapat titik temu dalam pembentukan tim panitia Restorasi Lahan Gambut.Sehingga menyelesaikan masalah lahan gambut ini dan koordinasi dalam pemetaan wilayah gambut ini, bakal di restorasi di Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
"Saat ini pemerintah daerah sudah membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) tingkat daerah untuk pelaksana kegiatan.Tidak lama lagi tim akan mulai bekerja," tuturnya.
Said Hasyim berharap program pembangunan sekat kanal (kanal blocking) yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan Provinsi Riau harus di lanjutkan,Camat harus tegas dalam menyelesaikan hak-hak prioritas masyarakat tentang lahan,Kepala Desa dari Dana ADD di berdayakan dalam pengelolaan lahan gambut dan untuk Kepala SKPD untuk acara Iven ini nanti jangan ada keluar daerah. Yang Insya Allah tanggal 12 April 2016 nantinya,acara Ground Breaking Restorasi Gambut di Sungai Tohor," harap Said.
Sementara itu,Perwakilan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Riau, Abdul Manan mengatakan pembangunan sekat kanal di Desa Sungai Tohor itu bertujuan untuk menjaga kadar air gambut agar selalu basah sehingga tidak mudah terbakar. Terdapat 480 kanal lepas, yang saat ini mengalir menuju laut sehingga kebanyakan gambut tersebut bisa mengering.
"Dan nantinya untuk pusat kajian ini adalah Kecamatan Tebingtinggi Timur, dimana terdapat 10 desa yang kondisinya tanahnya merupakan lahan gambut. Sementara untuk kantor pusat studinya berada di Selatpanjang Kecamatan Tebingtinggi," kata Abdul Manan sebelum rapat di mulai.
Dia berharap ke depannya dengan adanya kajian ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat kita sehingga permasalahan selama ini kan lahan gambut sering terjadi kebakaran, Oleh sebab itu, kita jadikan Kabupaten Meranti ini untuk Pusat Kajian Restorasi Lahan Gambut," harapnya. (hms/karim)