Tiga Desa di Meranti Berpeluang Dapat Uang Ratusan Juta dari RAPP

Kamis, 04 Februari 2016 | 12:26:36 WIB
Peluncuran Desa Bebas Api beberapa waktu lalu

Meranti (Beritaintermezo.com) - Tahun ini, PT RAPP menyiapkan uang sekitar Rp300 juta untuk diberikan ke 3 desa di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Namun, untuk mendapatkan uang ratusan juta ini, ada kategori penilaian, berikut penjelasannya.

Menurut Media Relation Head Budi Firmansyah, didampingi tim Corporate Communications RAPP Disra Alldrick, saat ini ada program dari perusahaan dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut). Bagi desa yang berhasil tidak ada karlahut selama 3 bulan (Januari - Maret, red), akan diberi reward sebesar Rp100 juta.

Dikatakan Budi, tiga desa di Meranti yang masuk program dari PT RAPP ini antara lain Desa Putripuyu, Desa Lukit, dan Desa Tanjungpadang. Dipilihnya 3 desa ini karena dianggap rawan terjadinya Karlahut.

Namun, untuk mendapatkan uang ratusan juta ini, harus betul-betul tidak ada terjadinya Karlahut. Sebab, kalau ada Karlahut lebih dari 1 hektar, maka peluang untuk mendapatkan uang ratusan juta dalam bentuk pembangunan infrastruktur sirna lah sudah.

"Kalau ada kebakaran kurang dari 1 hektar, dan itu bisa dipadamkan dalam 1 x 24 jam, maka desa tersebut hanya dapat Rp50 juta," ujar Budi Firmansyah, Kamis (4/2/2016).

Budi juga mengatakan, memang ini program pertama di Kota Sagu. Namun, program ini dinilai sangat berhasil apabila dilihat dari tahun sebelumnya saat dijalankan di Kabupaten Pelalawan.

Dimana, tahun 2014 lalu, dari 9 Desa Pelalawan, terjadi kebakaran seluas 618 hektar. Setelah adanya program ini, terjadi penurunan drastis luas lahan yang terjadi kebakaran yaitu hanya 53 hektar. Dari 9 desa di Pelalawan itu, 3 desa mendapat Rp300 juta, ada ada beberapa desa dapat Rp50 desa. "Dilihat sangat berhasil, program ini akhirnya dilanjutkan dan alhamdulillah tahun ini di Meranti ada 3 desa yang berpeluang mendapatkannya," tambah Budi.

Ditambahkan Disra Alldrick ada 5 kegiatan dari program desa bebas api ini. Antara lain, reward bagi desa yang berhasil mencegah adanya kebakaran. Pembentukan crew leader (ketua TIM Desa), dibina dilatih untuk memonitor kebakaran dilengkapi fasilitas mesin pemadam, transport, pelatihan, dan seragam. Melakukan sosialisasi ke desa, crew leader bekerjasama dengan beberapa LSM, adanya bantuan membuka lahan pertanian seluas 20 hektar. Serta, memasang alat haze monitoring pemantauan kualitas udara yang didatangkan dari Selandia Baru.

"Pusatnya di pelalawan, tapi kita bisa memantau kualitas udara di Meranti," kata Disra pula.

Selain program Desa Debas Api, dikatakan Disra lagi, ada juga yang namanya program Desa Siaga Api. Dimana, dari program ini tidak ada reward sebagaimana Desa Bebas Api. Namun, dalam program ini crew leader dibekali perlengkapan dan peralatan untuk memantau kebakaran.

Ada 8 desa di Meranti yang masuk program Desa Siaga Api ini antara lain Desa Pelantai, Desa Mekarsari, Desa Selatakar, Desa Baganmelibur, Desa Mayangsari, Desa Mekardelima, Desa Dedap, dan Desa Tanjungpisang.

"Secara keseluruhan tahun ini ada 50 desa siaga api, dan 20 desa bebas api se Riau," ujar Disra.

"Semoga upaya kita semua dalam mencegah terjadinya Karlahut ini bisa memberikan hasil maksimal," harap Budi dan Disra.(Karim)

Terkini