KAMPAR (Beritaintermezo.com) - Polemik di Desa Terantang semakin komplit saja, mulai dari masalah galian c. Dan sekarang akibat kebakaran kantor koperasi iyo basamo yang terjadi Sabtu (23/04/16) lalu, banyak ayah dari anak-anak warga desa yang di buru sehingga mereka ketakutan dengan wajah polisi terlihat garang dalam mencari ayah mereka .
Sehubungan dengan masalah yang terjadi ini pihak Kementrian Agama Provinsi Riau dan Kementrian Agama Kabupaten Kampar, Selasa (03/05/16) mendatangi Desa Terantang, untuk melihat stuasi yang terjadi.
Dalam kesempatan itu Humas Kamenag Provinsi Riau Darlison, datang untuk mendengar adanya keluhan masyarakat tentang anak-anak yang ketakutan dan tidak sekolah, mengatakan dirinya mengenai masalah ini sudah banyak mendengar dari media massa mengenai masalah yang terjadi. " Ini masalah sudah saya dengar juga, untuk itulah saya meninjau langsung kok! Serumit ini kali masalah yang terjadi sampai anak-anak ketakutan dan tidak mau sekolah,"ujarnya.
Darlison menilai saat ini masyarakat seperti sudah kehilangan induk dalam masalah yang terjadi sekarang. Untuk itu masalah ini harus disikapi. "Jika tidak disikapi secepat mungkin , bisa bisa anak yang di Desa ini, tidak sekolah lagi. Karena mereka ketakutan, sebab ayah mereka sebagi ada yang lagi di buru polisi,"pungkasnya.
Sedangkan dari Kamenag Kampar H. Fairus, menyebutkan bahwa semua ini adalah ujian dari allah, namun kita harus sabar dalam menghadapinya. "Karena dibalik ini, pastilah ada jalan yang akan diberikan Allah untuk orang zolim,"ungkapnya
Ia juga menyebutkan, dengan tidak sekolahnya anak-anak ini adalah masalah yang serius bagi dunia pendidikan. Padahal baru saja hari pendidikan (Hardiknas) kok bisa anak-anak di Desa ini malah ketakutan untuk ke sekolah. "Untuk itu jangan biarkan ini yang terjadi, karena nasib pendidikan harus terus berlanjut, jadi psikologis anak-anak harus dijaga agar tidak dilanda ketakutan, "ujarnya.
Fairus menghimbau, kepada orang tua agar tetap menyuruh anaknya untuk tetap sekolah. "Saya jug akan menghubungi pihak Polres Kampar, untuk menceritakan masalah yang terjadi sekarang, agar mereka juga tahu dampak yang terjadi terhadap mental para anak-anak, "tuturnya.
Untuk masalah ini, Kamenag Kampar akan mengirimkan surat untuk Mentri Pendidikan, Mentri Agama dan juga Presiden mengenai pendidikan di Desa Terantang, yang terganggu dengan masalah yang terjadi serta dengan kehadiran polisi yang berwajah garang ini. "Sebab pemerintah pusat wajib tahu untuk masalah ini, jika ini dibiarkan berlarut-larut, alamak anak-anak tidak akan ujian nantinya,"tegasnya.
Ia juga menjelaskan, dalam peninjauannya tersebut, murid Madrasah Aliyah terantang yang datang kesekolah hanya 9% dari jumlah siswa 54 orang. Sedangkan murid yang datang kesekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Terantang, hanya 25 % dari jumlah siswa 122 orang. Untuk siswa SD 014 terantang, dari jumla 198 orang, yang hadir hanya 73 orang. Akibat dari tidak hadirnya siswa ini, proses belajar mengajar diDesa Terantang, lumpuh total.
Suami Menghilang Dari Desa Terangtang
Seorang Nenek bernama Minar (67) beberapa masyarakat yang menjadi tersangka oleh kepolisian Polda Riau. Anak-anak di Desa ketakutan melihat wajah polisi, karena para polisi sedang memburu orang tua mereka yang diduga menjadi tersangka.
"Sekarang para suami dan remaja yang ada di Desa kami, ntah kemana, karena mereka ketakutan jika polisi datang bisa-bisa ditangkap juga. Sebab siapa-siapa saja yang tersangka,"ujarnya yang kuatir lihat keadaan desanya.
Ia juga menyebutkan, kalau bisa pihak kepolisian harus bersikaf yang bijak dalam masalah yang terjadi jangan hanya mendengarkan sebelah pihak. "Itulah yang saya lihat sekarang ini, pihak kepolisian hanya melihat sebelah saja,"tuturnya.
Sedangkan Darlinar, kami ini sudah kehilangan induk untuk mengadukan nasib kami."Entah mau kemana kami ini, mengadukan masalah yang menimpa kampung kami. Karena Pemimpin Pemerintah Daerah (Pemda) Kampar saja tidak peduli. Bahkan polisi saja berpihak sebelah saja dan tidak mau melihat munculnya masalah ini akarnya dari mana dulu,"tuturnya.
Menurutnya selaku seorang ibu, anaknya teroma melihat polisi datang dan bahkan ada polisi yang meletuskan senjata. "Jadi itulah yang membuat anak-anak kita takut, sebab mereka datang mencari ayah dari anak-anak di Desa kami,"tuturnya lagi.
Sekarang ini para suami sudah menghilang dari kampung kami, karena mereka ketakutan ditangkap tanpa tahu sebab apa salahnya. "Belajar dari pengalaman sebelumya, orang di kampung kami ditangkap dan tiba-tiba langsung jadi tersangka oleh Polda Riau. Jadi jelas aparat hukum bukan berpihak kepada masyarakat, justru berpihak ke yang punya uang,"pungkasnya.
Untuk itu kami berharap kepada pihak kepolisian agar melihat masalah ini memakai hati nurani dan jangan melihat terhadap orang yang punya uang banyak. "Kami ini masyarakat kecil bapak polisi, janganlah kami ditakut-takuti lagi. Harusnya orang yang merampok kami ini yang diproses secara hukum,"ungkapnya. (lil)
Sehubungan dengan masalah yang terjadi ini pihak Kementrian Agama Provinsi Riau dan Kementrian Agama Kabupaten Kampar, Selasa (03/05/16) mendatangi Desa Terantang, untuk melihat stuasi yang terjadi.
Dalam kesempatan itu Humas Kamenag Provinsi Riau Darlison, datang untuk mendengar adanya keluhan masyarakat tentang anak-anak yang ketakutan dan tidak sekolah, mengatakan dirinya mengenai masalah ini sudah banyak mendengar dari media massa mengenai masalah yang terjadi. " Ini masalah sudah saya dengar juga, untuk itulah saya meninjau langsung kok! Serumit ini kali masalah yang terjadi sampai anak-anak ketakutan dan tidak mau sekolah,"ujarnya.
Darlison menilai saat ini masyarakat seperti sudah kehilangan induk dalam masalah yang terjadi sekarang. Untuk itu masalah ini harus disikapi. "Jika tidak disikapi secepat mungkin , bisa bisa anak yang di Desa ini, tidak sekolah lagi. Karena mereka ketakutan, sebab ayah mereka sebagi ada yang lagi di buru polisi,"pungkasnya.
Sedangkan dari Kamenag Kampar H. Fairus, menyebutkan bahwa semua ini adalah ujian dari allah, namun kita harus sabar dalam menghadapinya. "Karena dibalik ini, pastilah ada jalan yang akan diberikan Allah untuk orang zolim,"ungkapnya
Ia juga menyebutkan, dengan tidak sekolahnya anak-anak ini adalah masalah yang serius bagi dunia pendidikan. Padahal baru saja hari pendidikan (Hardiknas) kok bisa anak-anak di Desa ini malah ketakutan untuk ke sekolah. "Untuk itu jangan biarkan ini yang terjadi, karena nasib pendidikan harus terus berlanjut, jadi psikologis anak-anak harus dijaga agar tidak dilanda ketakutan, "ujarnya.
Fairus menghimbau, kepada orang tua agar tetap menyuruh anaknya untuk tetap sekolah. "Saya jug akan menghubungi pihak Polres Kampar, untuk menceritakan masalah yang terjadi sekarang, agar mereka juga tahu dampak yang terjadi terhadap mental para anak-anak, "tuturnya.
Untuk masalah ini, Kamenag Kampar akan mengirimkan surat untuk Mentri Pendidikan, Mentri Agama dan juga Presiden mengenai pendidikan di Desa Terantang, yang terganggu dengan masalah yang terjadi serta dengan kehadiran polisi yang berwajah garang ini. "Sebab pemerintah pusat wajib tahu untuk masalah ini, jika ini dibiarkan berlarut-larut, alamak anak-anak tidak akan ujian nantinya,"tegasnya.
Ia juga menjelaskan, dalam peninjauannya tersebut, murid Madrasah Aliyah terantang yang datang kesekolah hanya 9% dari jumlah siswa 54 orang. Sedangkan murid yang datang kesekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Terantang, hanya 25 % dari jumlah siswa 122 orang. Untuk siswa SD 014 terantang, dari jumla 198 orang, yang hadir hanya 73 orang. Akibat dari tidak hadirnya siswa ini, proses belajar mengajar diDesa Terantang, lumpuh total.
Suami Menghilang Dari Desa Terangtang
Seorang Nenek bernama Minar (67) beberapa masyarakat yang menjadi tersangka oleh kepolisian Polda Riau. Anak-anak di Desa ketakutan melihat wajah polisi, karena para polisi sedang memburu orang tua mereka yang diduga menjadi tersangka.
"Sekarang para suami dan remaja yang ada di Desa kami, ntah kemana, karena mereka ketakutan jika polisi datang bisa-bisa ditangkap juga. Sebab siapa-siapa saja yang tersangka,"ujarnya yang kuatir lihat keadaan desanya.
Ia juga menyebutkan, kalau bisa pihak kepolisian harus bersikaf yang bijak dalam masalah yang terjadi jangan hanya mendengarkan sebelah pihak. "Itulah yang saya lihat sekarang ini, pihak kepolisian hanya melihat sebelah saja,"tuturnya.
Sedangkan Darlinar, kami ini sudah kehilangan induk untuk mengadukan nasib kami."Entah mau kemana kami ini, mengadukan masalah yang menimpa kampung kami. Karena Pemimpin Pemerintah Daerah (Pemda) Kampar saja tidak peduli. Bahkan polisi saja berpihak sebelah saja dan tidak mau melihat munculnya masalah ini akarnya dari mana dulu,"tuturnya.
Menurutnya selaku seorang ibu, anaknya teroma melihat polisi datang dan bahkan ada polisi yang meletuskan senjata. "Jadi itulah yang membuat anak-anak kita takut, sebab mereka datang mencari ayah dari anak-anak di Desa kami,"tuturnya lagi.
Sekarang ini para suami sudah menghilang dari kampung kami, karena mereka ketakutan ditangkap tanpa tahu sebab apa salahnya. "Belajar dari pengalaman sebelumya, orang di kampung kami ditangkap dan tiba-tiba langsung jadi tersangka oleh Polda Riau. Jadi jelas aparat hukum bukan berpihak kepada masyarakat, justru berpihak ke yang punya uang,"pungkasnya.
Untuk itu kami berharap kepada pihak kepolisian agar melihat masalah ini memakai hati nurani dan jangan melihat terhadap orang yang punya uang banyak. "Kami ini masyarakat kecil bapak polisi, janganlah kami ditakut-takuti lagi. Harusnya orang yang merampok kami ini yang diproses secara hukum,"ungkapnya. (lil)