PARTAI GELORA INGATKAN PEMERINTAH KRISIS PANGAN DAMPAK PERANG RUSIA-UKRANIA.

Sabtu, 19 Maret 2022 | 16:09:55 WIB

JAKARTA( BI)-Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik berpendapat bahwa perang Ruia- Ukrania akan mempengaruhi perekonomian dunia khususnya masalah pangan .

Oleh karena itu Mafuz Sidik meminta pemerintah melakukan mitigasi agar dampak perang Rusia-Ukraina tidak menimbulkan krisis  di sektor pangan, mengingat perang kedua negara belum menunjukkan kesepakatan di atas meja perundingan.

"Seluruh negara termasuk Indonesia yang mengimpor gandum dari Ukrania pasti kena dampak yang harus memitigasi risiko tersebut  karena kelihatannya perang Rusia dan Ukraina belum akan berakhir dalam waktu dekat," ujar Mahfuz dalam Webinar Moya Institute bertajuk "Dampak Global Invasi Rusia ke Ukraina", Jumat (18/3/2022) petang.

 Sekalipun persoalan pangan ini, ujar dia, sebenarnya telah menggejala  selama dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19, tetapi dampak perang Rusia-Ukraina ini akan menjadi pemicu bahkan faktor tambahan bagi problem pangan dunia.  

Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan Indonesia untuk memitigasi dampak perang Rusia dan Ukraina bagi sektor pangan.  

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tingkat produksi pangan. Dalam kaitan itu problem pertanian harus segera diatasi .

Tiada pilihan lain bahwa Indonesia, kata Mahfuz, harus mengambil langkah langkah konkrit selain meningkatkan produksi pangan juga mengantisipasi pasokan pengganti yang terdampak akibat perang.
"Kemudian hal kedua yang harus dipertimbangkan adalah diversifikasi pangan. Faktanya, kita justru masih mengalami persoalan terkait upaya diversifikasi pangan, contohnya terlihat dalam komoditas kedelai," ujar Mahfuz.

Sekjen Partai Gelora ini mengingatkan beberapa hal lainnya harus dicermati adalah rantai distribusi pangan, mekanisme harga dan transparansi pasar, tingkat dependensi global di sektor perdagangan dan pasokan serta pengembangan teknologi pertanian.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, Mukhaer Pakkanna mengatakan invasi Rusia ke Ukraina membuat perekonomian Indonesia dihantui stagflasi.

Mukhaer menerangkan, stagflasi adalah suatu kondisi ketika pertumbuhan ekonomi lambat, pengangguran tinggi dan inflasi tinggi terjadi secara bersamaan.

"Ini adalah fenomena yang tidak wajar dan kontras dengan kontraksi atau resesi, yakni ketika pertumbuhan rendah, inflasi tinggi dan pengangguran tinggi," ujarnya pula.

Dia mencontohkan, Ukraina memasok 2,96 juta ton gandum atau setara 27 persen dari total gandum yang diimpor Indonesia.

Maka, harga gandum akan naik seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina, yang pastinya akan berdampak pada konsumsi masyarakat Indonesia.

"Dan Indonesia adalah negara pengonsumsi mi instan terbesar kedua di dunia, dengan total 12,6 miliar porsi pada 2020," katanya lagi. (Bir)

Terkini