Keluarga Erwin Marbun, Penghuni Gubuk Kecil, Jika Hujan Mengungsi ke Rumah Tetangga

Rabu, 01 Februari 2017 | 12:23:01 WIB

P. Siantar (Beritaintermezo.com)-Hampir 3 tahun pasangan suami istri Erwin Marbun (37) dan Ani boru Hasibuan (37) bergelut dengan kerasnya hidup. Bersama 6 anaknya, mereka tinggal di gubuk kecil di tengah-tengah persawahan. Mulai mengurangi jatah makan hingga mengungsi ke rumah tetangga kala hujan, sudah biasa dilakukan.

Ya, gubuk yang mereka tinggali berukuran 4×3 meter. Lokasinya berada di tengah-tengah persawahan di kawasan Tiga Bolon Pane, Nagori Tiga Bolon, Kecamatan Sidamanik, Simalungun. Rumah berdinding tepas usang itu hanya berjarak sekira 70 meter dari jalan raya Sidamanik.

Untuk bisa sampai ke kediaman keluarga Erwin, harus melewati pembatas sawah yang kondisinya licin. Apalagi jika malam, suasana gelap karena tidak ada lampu penerangan atau listrik di sana.

Dalam gubuk yang usianya sekira enam tahun itu, terdapat kamar kecil berukuran 2×2 meter. Antara ruang utama dan kamar itu dipisahkan dinding yang terbuat dari anyaman bambu dan terlihat sudah usang. Tampak jelas celah-celah bambu dinding itu kian membesar dan mulai lapuk. Sehingga, aktivitas di kamar itu pun terlihat jika dipandang dari ruang utama. Untuk mengatasinya, keluarga ini menempelkan potongan-potongan karung plastik yang tidak terpakai di sana.

Begitu juga dengan dinding luar gubuk mereka. Karung plastik berbagai warna menghiasi sekeliling gubuk yang kondisinya sudah sedikit miring itu. Setidaknya itu bisa menahan dinginnya tiupan angin malam.

Cahaya pada malam hari tak bersahabat dengan keluarga ini. Apalagi jika minyak tanah untuk menghidupkan lampu teplok habis, mereka harus rela bergelap-gelapan. Namun karena sudah terbiasa, semua hal itu tidak lagi menjadi keluhan.

"Yang ada hanya menjalani hidup sajalah. Ngapain kita mengeluh. Tapi meski begitu, kami memang selalu mengharapkan adanya bantuan, minimal bedah rumah," kata Ani membuka cerita, Sabtu (28/1) lalu.

Saat berbicara dengan wartawan koran ini, Ani terlihat duduk di samping sebuah makam yang berjarak 3 meter dari gubuk tersebut. Dikatakan, makam yang dindingnya sedang dipegang Ani saat itu adalah makam mertuanya.

“Siapa yang gak mau hidup layak, semua pasti menginginkan hal itu. Termasuk kami sekeluarga. Setidaknya bisa lebih nyaman untuk masa pertumbuhan keenam anak-anak ini,” ungkapnya,.

Ya, keenam anak-anak mereka semakin hari tumbuh kian besar. Anak pertamanya, kini sudah berusia 13 tahun bernama Sintia Marbun dan duduk di kelas dua SMP. Kemudian Naomi (11) yang kini sudah kelas 1 SMP di Tigabolon. "Anak ketiga adalah Meri Marbun (10) kelas 4 SD,  anak keempat Pourledis (8) kelas dua SD, anak kelima Valentina (6) kelas 1 SD dan terakhir Frandi, masih berusia 3 tahun," tambahnya.

Terkini