Oknum PNS Karimun Doyan ABG, Sekali Kencan 1 juta

Rabu, 13 Januari 2016 | 14:24:06 WIB

Karimun Beritaintermezo.com)- Seorang gadis belia, sebut saja namanya Bunga (17) yang bekerja sebagai kasir di Hotel Rasa Indah di Tanjungbalai Karimun, 'dijual' oleh DW (30), penjual buah sekaligus pemijat kepada seorang oknum PNS di Pemkab Karimun inisial BD. DW membandrol tarif Rp1 juta untuk sekali kencan. 

"Saya dikenalkan oleh DW kepada BD untuk melakukan hubungan suami-istri dengan bayaran satu juta rupiah. Sebenarnya saya tak mau, tapi mendengar uang sebesar itu saya tergiur juga. Pada pertengahan Desember 2015, kami melakukan hubungan itu di Hotel Balai Indah. Saat itu BD masih mengenakan baju dinas PNS," ungkap Bunga didampingi ibunya, di Tanjungbalai Karimun, Selasa (12/1) siang.

Selang dua hari kemudian, lanjut Bunga, dia dan BD kembali melakukan hubungan di hotel yang sama, dengan bayaran Rp300 ribu. Lagi-lagi, saat menemui Bunga, BD kembali mengenakan pakaian dinas PNS. Hubungan badan yang keduakalinya itu dilakukan pada sore hari, atau setelah BD pulang dari kerja. Kata Bunga, di dalam kamar hotel, BD bercerita sudah sering melakukan hubungan badan dengan anak baru gede (ABG) seperti dirinya.

Rata-rata anak yang dibawanya ke kamar hotel itu masih sekolah, dan hampir semuanya dikenalkan oleh DW.  "Saya juga sering melihat BD dan DW keluar hotel tempat saya bekerja," tuturnya. Bunga tidak tahu nama asli BD. Hanya saja, dia tetap ingat dengan wajah pria yang sudah dua kali mengencaninya itu. 

"Siapa nama aslinya saya tak tahu. Tapi kalau ketemu dengan orangnya saya pasti ingat. Badannya agak gemuk dan memakai kaca mata. Tiap ketemu saya, dia selalu pakai baju dinas. Di baju itu, ada tulisan Pemkab Karimun," jelas Bunga.    

Setelah dua kali kencan, perempuan yang mengaku hanya tamatan SD itu menyebut tidak mau lagi melakukan hubungan badan dengan BD. Namun, BD tetap terus menghubunginya untuk mengajaknya lagi melakukan hal yang sama. 

"Kalau tak kenal dengan DW, tentu saya juga tak mengenal BD," ungkap remaja kelahiran Februari 1998 ini.

 Bunga mengatakan, dia mengenal DW sejak awal Desember 2015 lalu, ketika perempuan itu sering masuk ke hotel tempatnya bekerja dengan berganti-ganti pria. Karena sering bertemu, DW menawarkan Bunga agar mau melayani pria hidung belang dengan bayaran yang tinggi. Namun, dia tetap menolaknya.

"Dia terus membujuk saya untuk melayani pria hidung belang. Saya tidak pernah mau. Hingga, akhirnya saya dikenalkan pada BD. Saat ketemu dengan BD, dia bilang mau membayar saya satu juta, saya akhirnya tergiur dengan tawarannya itu. Kemudian, kami melakukan hubungan badan," jelasnya.

Sebelum bertemu dengan BD, Bunga mengaku sudah sering melakukan hubungan badan dengan cowoknya.  "Sebelum dengan BD, saya sudah pernah melakukan hubungan badan dengan cowok saya, lebih dari 5 kali. Makanya, kalau saya melaporkan kejadian itu ke polisi, maka BD mengancam akan melaporkan balik cowok saya ke polisi," tutur Bunga lagi.

Ibu Bunga merasa tak terima atas perlakuan DW terhadap anaknya. Dia meminta kepada polisi agar segera menahan DW yang telah menjerumuskan anaknya hingga 'menjual' diri kepada pria hidung belang.  "Saya ingin polisi segera menangkap dan menahan perempuan itu, karena dia anak saya jadi hancur," ungkapnya. 

Karena merasa tak terima, orang tua korban melaporkan DW ke Polres Karimun pada 21 Desember 2015 sekitar pukul 15.15 WIB dengan nomor: LPB/296/XII/2015/Kepri/SPK-Res Karimun tentang peristiwa tindak pidana berupa mucikari yang dilakukan DW kepada anak dibawah umur.

Laporan tersebut telah ditindaklanjuti polisi dengan memeriksa DW dan tiga saksi lainnya. Kasat Reskrim Polres Karimun AKP Hario Prasetio Seno ketika dikonfirmasi Selasa (12/1) mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari keluarga korban. Saat ini, polisi sudah memeriksa empat orang saksi, mulai dari DW, korban dan karyawan hotel. Hanya saja, hingga sekarang polisi belum melihat adanya unsur pidana dalam kasus tersebut. "Kami sudah menerima laporan korban, namun kami belum melihat unsur pidananya. Korban melaporkan DW sebagai mucikari, namun ketika kami periksa, DW mengaku tidak pernah menerima uang dari korban maupun dari teman kencan korban. Dia hanya mengaku mengenalkan korban dengan BD," kata Hario. (ham)

Terkini