Pekanbaru (Beritaintermezo.com)-Pertanian dan perkebunan merupakan penggerak perekonomian yang memiliki peranan penting, bagi masyarakat Provinsi Riau. Sektor pertanian dan perkebunan merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat petani. Sektor pertanian dan perkebunan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, penguatan di sektor pertanian dapat menanggulangi krisis pangan yang dihadapi saat ini dan perlu menjadi perhatian dan penanganan khusus adalah defisit pangan di Provinsi Riau semakin meningkat setiap tahun. Tingkat ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah rata-rata masih mencapai 60-70 persen.
Hal ini disebabkan tingkat produksi tanaman pangan yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri. "Pangan saat ini di Riau masih kekurangan. Terjadi defisit 327 ribu ton beras. Sehingga harus dipasok dari provinsi tetangga dan bahkan diimpor," kata Andi, panggilan akrab Plt Gubri.
Padahal, menurut dia, provinsi tersebut memiliki bahan pokok sebagai alternatif yaitu sagu yang diolah jadi berbagai jenis makanan seperti mie sagu dan sangat cukup melimpah di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir. Ia mengatakan, sagu memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi, sehingga dapat memberikan energi yang dibutuhkan manusia serta dapat dijadikan makanan pokok alternatif penganti selain beras dan masalahnya belum populer di tengah-tengah masyarakat terutama di Riau.

Plt Gubri hadiri Acara Dialog usai Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2015 di Kab Kampar
Tanaman yang tumbuh subur di dua kabupaten di Riau tersebut, merupakan ciri khas negara ini karena banyak terdapat di Indonesia serta dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok kedua setelah beras. "Untuk itu, kami sebagai pemerintah provinsi akan mendorong penggunaan sagu supaya menjadi bahan makanan pokok alternatif dan bisa semakin populer diRiau," ucap Arsyadjuliandi.
Plt Gubernur Riau juga mengatakan, meski kondisi ketahanan pangan cukup memadai, tapi belum sepenuhnya dihasilkan dari daerah tersebut. Provinsi Riau masih kekurangan sekira 326 ribu ton beras. Dalam memenuhi kebutuhan, pasokan beras dibantu dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan dari pulau Jawa
"Namun, jika desa ini bisa mengembangkan sawah, tentu akan mengurangi kekurangan beras, apalagi jumlah penduduk terus bertambah. Pemrintah Provinsi akan terus berupaya membangun infrastruktur seperti jalan, harus diperhatikan untuk memperlancar akses. Jika transportasi lancar, biayanya dapat ditekan sehingga membuat harga barang dapat lebih murah. Oleh sebab itu Plt Gubri minta daerah yang belum bisa mengejar progresnya diharapkan segera mengejarnya,"ujar Plt Gubri
Pengembangan perkebunan di pedesaan telah membuka peluang kerja bagi masyarakat yang mampu untuk menerima peluang tersebut. Dengan adanya perusahaan perkebunan, mata pencaharian masyarakat tempatan tidak lagi terbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah memperluas ruang gerak usahanya pada sektor tertier.
Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman juga berharapkan seluruh pelaku usaha perkebunan di Provinsi Riau agar melaksanakan usaha perkebunan yang berkesinambungan, serta bersinergi dengan pemerintah Provinsi Riau.(Adv/jin)
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, penguatan di sektor pertanian dapat menanggulangi krisis pangan yang dihadapi saat ini dan perlu menjadi perhatian dan penanganan khusus adalah defisit pangan di Provinsi Riau semakin meningkat setiap tahun. Tingkat ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah rata-rata masih mencapai 60-70 persen.
Hal ini disebabkan tingkat produksi tanaman pangan yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri. "Pangan saat ini di Riau masih kekurangan. Terjadi defisit 327 ribu ton beras. Sehingga harus dipasok dari provinsi tetangga dan bahkan diimpor," kata Andi, panggilan akrab Plt Gubri.
Padahal, menurut dia, provinsi tersebut memiliki bahan pokok sebagai alternatif yaitu sagu yang diolah jadi berbagai jenis makanan seperti mie sagu dan sangat cukup melimpah di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir. Ia mengatakan, sagu memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi, sehingga dapat memberikan energi yang dibutuhkan manusia serta dapat dijadikan makanan pokok alternatif penganti selain beras dan masalahnya belum populer di tengah-tengah masyarakat terutama di Riau.

Plt Gubri hadiri Acara Dialog usai Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2015 di Kab Kampar
Tanaman yang tumbuh subur di dua kabupaten di Riau tersebut, merupakan ciri khas negara ini karena banyak terdapat di Indonesia serta dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok kedua setelah beras. "Untuk itu, kami sebagai pemerintah provinsi akan mendorong penggunaan sagu supaya menjadi bahan makanan pokok alternatif dan bisa semakin populer diRiau," ucap Arsyadjuliandi.
Plt Gubernur Riau juga mengatakan, meski kondisi ketahanan pangan cukup memadai, tapi belum sepenuhnya dihasilkan dari daerah tersebut. Provinsi Riau masih kekurangan sekira 326 ribu ton beras. Dalam memenuhi kebutuhan, pasokan beras dibantu dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan dari pulau Jawa
"Namun, jika desa ini bisa mengembangkan sawah, tentu akan mengurangi kekurangan beras, apalagi jumlah penduduk terus bertambah. Pemrintah Provinsi akan terus berupaya membangun infrastruktur seperti jalan, harus diperhatikan untuk memperlancar akses. Jika transportasi lancar, biayanya dapat ditekan sehingga membuat harga barang dapat lebih murah. Oleh sebab itu Plt Gubri minta daerah yang belum bisa mengejar progresnya diharapkan segera mengejarnya,"ujar Plt Gubri
Pengembangan perkebunan di pedesaan telah membuka peluang kerja bagi masyarakat yang mampu untuk menerima peluang tersebut. Dengan adanya perusahaan perkebunan, mata pencaharian masyarakat tempatan tidak lagi terbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah memperluas ruang gerak usahanya pada sektor tertier.
Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman juga berharapkan seluruh pelaku usaha perkebunan di Provinsi Riau agar melaksanakan usaha perkebunan yang berkesinambungan, serta bersinergi dengan pemerintah Provinsi Riau.(Adv/jin)