Pekanbaru (Beritaintermezo.com)-Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau Sugianto merasa kecewa terhadap pemerintah karena dengan mudahnya memberikan penghargaan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3). Seperti halnya terhadap perusahaan PT RAPP yang mendapat pengharagaan K3 dari Pemerintah dalam hal ini Disnakertrans. Padahal, perusahaan group April tersebut sering terjadi kecelakaan.
Seperti halnya yang terjadi pada hari Minggu, 19 Februari 2023 lalu, sekitar 30 orang lebih karyawan subkontraktor PT RAPP diduga menghirup zat kimia berbahaya.
"Yang memberikan penghargaan ini ada ngawurnya, itulah yang menjadi pertanyaan ada apa Pemerintah (Dinas) dengan Perusahaan," tanya Politisi PKB ini, Kamis, (23/02/2023) kemarin.
Sugianto juga mempertanyakan kenapa pemerintah begitu mudahnya memberikan penghargaan kepada PT RAPP terkait K3, dan apa indikator sehingga perusahaan tersebut mendapat piagam atau sertifikat.
Menurut Sugianto, terkait kecelakaan kerja di PT RAPP, Disnakertrans ikut lalai karena terlalu ceroboh dengan mudah memberikan penghargaan K3 kepada PT RAPP.
"Saya tekankan kepada Disnakertrans agar jangan gampang mengeluarkan sertifikat penghargaan," ujarnya kecewa.
Selain itu, Politisi Dapil Siak-Pelalawan juga mempertanyakan dasar PT RAPP mendapatkan wilayah perusahaanya masuk dalam zona kawasan objek vital nasional yang plangnya terpampang di pintu masuk dan sepertinya pemberian penghargaan tersebut juga tanpa pengecekan terlebih dahulu.
Sugianto menjelaskan sebenanrnya kecelakaan kerja itu lazim, tetapi ketika kebocoran gas yang terjadi Minggu kemarin sehingga mengakibatkan korban sebanyak 30 orang lebih pada karyawan subkontraktor PT RAPP sangat fatal.
Bahkan info yang didapat Sugianto para pekerja diarea tersebut hingga saat ini masih menggunakan baju model astronot dan menggunakan masker respirator.
"Gas tersebut bocor saja sudah memakan korban 30 orang lebih, sementara disana ada bahan kimia, kalau sempat meledak bahan kimia yang ada di RAPP itu, radiusnya mencapai 60 KM seperti Bom dan orang yang ada di radius tersebut akan meninggal semua," ujarnya.
Sugianto juga meminta Disnakertrans dan penegak hukum benar-benar mengevaluasi pembangunan investasi yang dibangun PT RAPP, mulai dari pemasangan, instalansi dan lain sebagainya harus diperhatikan.
Sugianto juga berharap jangan karena mengejar investasi keselamatan kerja terabaikan.
"Bisa dibayangkan radius 60 KM dari PT RAPP, kalau ke arah Pekanbaru sampai ke Kulim dan kearah Siak sampai ke Dayun serta kalau kearah Inhu sampai ke Sorek. Dari sini bisa kita bayangkan berapa jumlah masyarakat yang terancam, jika mereka tidak melakukan safety pembuatan pabrik tersebut, baik itu safety pipanisasi, tabungnya, cerobongnya serta lain sebagainya," terang Sugianto.
"Kita welcome terhadap investasi, tetapi tolong bekerja sesuai standard operasional yang jelas, kemudian K3 nya jelas, jadi harapan saya hal ini jangan disepelekan," kata Sugianto mengakhiri.(tom)
Seperti halnya yang terjadi pada hari Minggu, 19 Februari 2023 lalu, sekitar 30 orang lebih karyawan subkontraktor PT RAPP diduga menghirup zat kimia berbahaya.
"Yang memberikan penghargaan ini ada ngawurnya, itulah yang menjadi pertanyaan ada apa Pemerintah (Dinas) dengan Perusahaan," tanya Politisi PKB ini, Kamis, (23/02/2023) kemarin.
Sugianto juga mempertanyakan kenapa pemerintah begitu mudahnya memberikan penghargaan kepada PT RAPP terkait K3, dan apa indikator sehingga perusahaan tersebut mendapat piagam atau sertifikat.
Menurut Sugianto, terkait kecelakaan kerja di PT RAPP, Disnakertrans ikut lalai karena terlalu ceroboh dengan mudah memberikan penghargaan K3 kepada PT RAPP.
"Saya tekankan kepada Disnakertrans agar jangan gampang mengeluarkan sertifikat penghargaan," ujarnya kecewa.
Selain itu, Politisi Dapil Siak-Pelalawan juga mempertanyakan dasar PT RAPP mendapatkan wilayah perusahaanya masuk dalam zona kawasan objek vital nasional yang plangnya terpampang di pintu masuk dan sepertinya pemberian penghargaan tersebut juga tanpa pengecekan terlebih dahulu.
Sugianto menjelaskan sebenanrnya kecelakaan kerja itu lazim, tetapi ketika kebocoran gas yang terjadi Minggu kemarin sehingga mengakibatkan korban sebanyak 30 orang lebih pada karyawan subkontraktor PT RAPP sangat fatal.
Bahkan info yang didapat Sugianto para pekerja diarea tersebut hingga saat ini masih menggunakan baju model astronot dan menggunakan masker respirator.
"Gas tersebut bocor saja sudah memakan korban 30 orang lebih, sementara disana ada bahan kimia, kalau sempat meledak bahan kimia yang ada di RAPP itu, radiusnya mencapai 60 KM seperti Bom dan orang yang ada di radius tersebut akan meninggal semua," ujarnya.
Sugianto juga meminta Disnakertrans dan penegak hukum benar-benar mengevaluasi pembangunan investasi yang dibangun PT RAPP, mulai dari pemasangan, instalansi dan lain sebagainya harus diperhatikan.
Sugianto juga berharap jangan karena mengejar investasi keselamatan kerja terabaikan.
"Bisa dibayangkan radius 60 KM dari PT RAPP, kalau ke arah Pekanbaru sampai ke Kulim dan kearah Siak sampai ke Dayun serta kalau kearah Inhu sampai ke Sorek. Dari sini bisa kita bayangkan berapa jumlah masyarakat yang terancam, jika mereka tidak melakukan safety pembuatan pabrik tersebut, baik itu safety pipanisasi, tabungnya, cerobongnya serta lain sebagainya," terang Sugianto.
"Kita welcome terhadap investasi, tetapi tolong bekerja sesuai standard operasional yang jelas, kemudian K3 nya jelas, jadi harapan saya hal ini jangan disepelekan," kata Sugianto mengakhiri.(tom)