BAGANSIAPIAPI (beritaintermezo.com) - Untuk menangkal ajaran radikalisme agar tidak masuk dinegeri seribu kubah, Kementrian agama (kemenag) Rokan Hilir (Rohil) bersama dengan Kantor Wilayah (kanwil) propinsi Riau menggelar kegiatan pembinaan terhadap tokoh masyarakat dan ormas islam. Kegiatan yang dilaksanakan dikantor kemenag Rohil pada kamis (12/5) pagi itu diikuti sebanyak 30 peserta.
Kakan Kemenag Rohil, H Agustiar SAg mengatakan, kegiatan pembinaan ini untuk Propinsi riau hanya dilaksanakan diempat kabupaten saja, termasuk salah satunya kabupaten Rohil. Dimana kegiatan ini anggarannya bersumber dari seksi kemitraan ummat kanwil propinsi riau. "kita hanya memfasilitasi saja, mengenai anggaran itu dari kanwil, "katanya.
Dijelaskan, 30 peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari Nahlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Dahwah Indonesia (LDI), Ansor dan para Mubaliq. Melalui kegiatan ini ormas dan mubaliq itu diberikan suatu pencerahan agar bisa menangkal ajaran radikalisme, "terang Agustiar.
Ia mengharapkan dengan adanya kegiatan ini kedepannya para ormas dan mubaliq bisa mempersiapkan diri dalam menangkal ajaran radikalisme. "jika ada ajaran sesat masuk segeralah tangani secepatnya agar tidak meluas. Selain itu ormas dan Mubaliq juga harus jeli, karena ajaran sesat itu masuknya tidak terang-terangan melainkan secara sembunyi-sembunyi, "pesannya.
Dilibatkannya para ormas dan mubaliq dalam menangkap radikalisme karena merekalah yang paling bersentuhan langsung dengan agama didaerah. Selain itu, mereka juga yang sering berhadapan langsung dengan para jamaah. Makanya kita melibatkan mereka dan berharap bisa memberikan pembinaan dan pencerahan kepada masyarakat luas, "sebutnya. (zal)
Kakan Kemenag Rohil, H Agustiar SAg mengatakan, kegiatan pembinaan ini untuk Propinsi riau hanya dilaksanakan diempat kabupaten saja, termasuk salah satunya kabupaten Rohil. Dimana kegiatan ini anggarannya bersumber dari seksi kemitraan ummat kanwil propinsi riau. "kita hanya memfasilitasi saja, mengenai anggaran itu dari kanwil, "katanya.
Dijelaskan, 30 peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari Nahlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Dahwah Indonesia (LDI), Ansor dan para Mubaliq. Melalui kegiatan ini ormas dan mubaliq itu diberikan suatu pencerahan agar bisa menangkal ajaran radikalisme, "terang Agustiar.
Ia mengharapkan dengan adanya kegiatan ini kedepannya para ormas dan mubaliq bisa mempersiapkan diri dalam menangkal ajaran radikalisme. "jika ada ajaran sesat masuk segeralah tangani secepatnya agar tidak meluas. Selain itu ormas dan Mubaliq juga harus jeli, karena ajaran sesat itu masuknya tidak terang-terangan melainkan secara sembunyi-sembunyi, "pesannya.
Dilibatkannya para ormas dan mubaliq dalam menangkap radikalisme karena merekalah yang paling bersentuhan langsung dengan agama didaerah. Selain itu, mereka juga yang sering berhadapan langsung dengan para jamaah. Makanya kita melibatkan mereka dan berharap bisa memberikan pembinaan dan pencerahan kepada masyarakat luas, "sebutnya. (zal)
