Rohul (Beritaintermezo.com) - Bupati Rokan Hulu (Rohul) Drs. H. Achmad M.Si, mengatakan perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBG) berlokasi di Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara sangat luar biasa.
Menurut dirinya, meski baru beroperasi lebih kurang 1 tahun lebih, atau diresmikan pada 16 September 2014 lalu, PLTBG di Rantau Sakti ini sudah banyak memberikan kontribusi besar bagi masyarakat sekitar, terutama memerdekakan masyarakat dari kegelapan.
Demikian kata Bupati Achmad di sela kunjungannya ke PLTBG Rantau Sakti, didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohul, termasuk Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Rohul Drs. Yusmar M.Si, Selasa (2/2/2016).
Diakuinya, setelah diresmikan oleh Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral satu tahun lalu, perkembangan PLTBG mengalami peningkatan signifikan, baik dari segi kelistrikan dan dari segi kesejahteraan masyarakat sekitar.

PLTBG yang semula hanya punya kapasitas 1 mega watt (MW), ungkap Bupati, ternyata punya potensi dan bisa menghasilkan daya sekira 2 MW. "Tentunya ini suatu peningkatan sangat signifikan, apalagi umur operasinya baru satu tahun lebih," ujar Bupati Rohul, Achmad.
Ia mengaku bangga melihat perkembangan begitu pesat PLTBG di Rantau Sakti. Apalagi, pembangkit menggunakan bahan baku limbah cair atau POME dari PT Arya Rama Prakarsa ini, telah menjadi pilot project di Indonesia pembangkit listrik baru terbarukan.
Dengan perkembangan begitu cepat, sambung Bupati, tentunya dapat memberikan kenyamanan ke masyarakat sekitar, sehingga masyarakat yang belum tersentuh listrik dari Perusahaan Listrik Negara atau PLN bisa merasa merdeka dari kegelapan.
Ia mengharap ke pihak pengelola PLTBG Rantau Sakti untuk terus berbenah, meski saat ini sudah sangat baik dalam pengelolaan dan kinerja, upaya membantu pemerintah dalam meminimalisir krisis kelistrikan.

Sementara itu, Plan Manager PLTBG Rantau Sakti, Jaya L. Prasetyo, selaku perwakilan dari investor PT. Pasadena Engineering Indonesia (PEI) mengaku pesatnya perkembangan PLTBG tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan dari masyarakat dan aparat Desa Rantau Sakti.
"Tanpa adanya dukungan dari masyarakat dan Pemerintah Desa (Rantau Sakti), PLTBG ini tidak akan pernah bisa berkembang seperti sekarang," jelasnya.
Jaya mengungkapkan saat ini ada dua desa lagi di Kecamatan Tambusai Utara yang belum tersentuh listrik, yaitu Desa Pagar Mayang dan Desa Payung Sekaki. Melihat ini, PT. PEI selaku investor sudah melakukan penelitian dan akan menggandeng pihak perusahaan, untuk melakukan peningkatan elektrifitas di kecamatan ini menjadi 2 MW.
Jaya mengakui meski belum meneken nota kesepahaman atau MoU, kerjasama dengan pihak swasta sedikit menunjukan titik terang. "Semoga saja mereka (pihak swasta) mau memantu untuk menambah mesin. Sehingga kapasitas listrik meningkat menjadi 2 MW lagi," ujarnya.
Jaya menuturkan, sampai awal 2016 ini, pelanggan PLTBG Rantau Sakti sudah mencapai sekitar 2.193 pelanggan. Adanya rencana penambahan mesin baru, dia harapkan bisa menerangi rumah warga di dua desa di Kecamatan Tambusai Utara, yakni Desa Pagar Mayang dan Desa Payung Sekaki.

Masih di tempat sama, Kepala Distamben Kabupaten Rohul, Yusmar, mengakui pesatnya perkembangan PLTBG Rantau Sakti juga tak terlepas adanya dukungan dari Pemerintah Pusat, dalam ini Kementrian ESDM.
Yusmar mengakui atas keberhasilan dalam pengelolaan PLTBG Rantau Sakti ini, Kementrian ESDM menetapkan pembangkit baru terbarukan ini sebagai Pilot Project atau percontohan di Indonesia.
Menurutnya, pasca ditetapkan sebagai Pilot Project, berbagai kalangan mengunjungi PLTBG Rantau Sakti, mulai kalangan mahasiswa, perwakilan dari Pemerintah Daerah, bahkan sampai perwakilan dari salah satu organisasi dunia yang peduli dengan program baru terbarukan.
"Kami berterima kasih dengan Pemerintah Pusat, atas kepercayaannya kepada Kabupaten Rokan Hulu ditunjuk sebagai pilot project di Indonesia," tandas Yusmar.(adv/hum/joh)
Menurut dirinya, meski baru beroperasi lebih kurang 1 tahun lebih, atau diresmikan pada 16 September 2014 lalu, PLTBG di Rantau Sakti ini sudah banyak memberikan kontribusi besar bagi masyarakat sekitar, terutama memerdekakan masyarakat dari kegelapan.
Demikian kata Bupati Achmad di sela kunjungannya ke PLTBG Rantau Sakti, didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohul, termasuk Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Rohul Drs. Yusmar M.Si, Selasa (2/2/2016).
Diakuinya, setelah diresmikan oleh Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral satu tahun lalu, perkembangan PLTBG mengalami peningkatan signifikan, baik dari segi kelistrikan dan dari segi kesejahteraan masyarakat sekitar.

PLTBG yang semula hanya punya kapasitas 1 mega watt (MW), ungkap Bupati, ternyata punya potensi dan bisa menghasilkan daya sekira 2 MW. "Tentunya ini suatu peningkatan sangat signifikan, apalagi umur operasinya baru satu tahun lebih," ujar Bupati Rohul, Achmad.
Ia mengaku bangga melihat perkembangan begitu pesat PLTBG di Rantau Sakti. Apalagi, pembangkit menggunakan bahan baku limbah cair atau POME dari PT Arya Rama Prakarsa ini, telah menjadi pilot project di Indonesia pembangkit listrik baru terbarukan.
Dengan perkembangan begitu cepat, sambung Bupati, tentunya dapat memberikan kenyamanan ke masyarakat sekitar, sehingga masyarakat yang belum tersentuh listrik dari Perusahaan Listrik Negara atau PLN bisa merasa merdeka dari kegelapan.
Ia mengharap ke pihak pengelola PLTBG Rantau Sakti untuk terus berbenah, meski saat ini sudah sangat baik dalam pengelolaan dan kinerja, upaya membantu pemerintah dalam meminimalisir krisis kelistrikan.

Sementara itu, Plan Manager PLTBG Rantau Sakti, Jaya L. Prasetyo, selaku perwakilan dari investor PT. Pasadena Engineering Indonesia (PEI) mengaku pesatnya perkembangan PLTBG tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan dari masyarakat dan aparat Desa Rantau Sakti.
"Tanpa adanya dukungan dari masyarakat dan Pemerintah Desa (Rantau Sakti), PLTBG ini tidak akan pernah bisa berkembang seperti sekarang," jelasnya.
Jaya mengungkapkan saat ini ada dua desa lagi di Kecamatan Tambusai Utara yang belum tersentuh listrik, yaitu Desa Pagar Mayang dan Desa Payung Sekaki. Melihat ini, PT. PEI selaku investor sudah melakukan penelitian dan akan menggandeng pihak perusahaan, untuk melakukan peningkatan elektrifitas di kecamatan ini menjadi 2 MW.
Jaya mengakui meski belum meneken nota kesepahaman atau MoU, kerjasama dengan pihak swasta sedikit menunjukan titik terang. "Semoga saja mereka (pihak swasta) mau memantu untuk menambah mesin. Sehingga kapasitas listrik meningkat menjadi 2 MW lagi," ujarnya.
Jaya menuturkan, sampai awal 2016 ini, pelanggan PLTBG Rantau Sakti sudah mencapai sekitar 2.193 pelanggan. Adanya rencana penambahan mesin baru, dia harapkan bisa menerangi rumah warga di dua desa di Kecamatan Tambusai Utara, yakni Desa Pagar Mayang dan Desa Payung Sekaki.

Masih di tempat sama, Kepala Distamben Kabupaten Rohul, Yusmar, mengakui pesatnya perkembangan PLTBG Rantau Sakti juga tak terlepas adanya dukungan dari Pemerintah Pusat, dalam ini Kementrian ESDM.
Yusmar mengakui atas keberhasilan dalam pengelolaan PLTBG Rantau Sakti ini, Kementrian ESDM menetapkan pembangkit baru terbarukan ini sebagai Pilot Project atau percontohan di Indonesia.
Menurutnya, pasca ditetapkan sebagai Pilot Project, berbagai kalangan mengunjungi PLTBG Rantau Sakti, mulai kalangan mahasiswa, perwakilan dari Pemerintah Daerah, bahkan sampai perwakilan dari salah satu organisasi dunia yang peduli dengan program baru terbarukan.
"Kami berterima kasih dengan Pemerintah Pusat, atas kepercayaannya kepada Kabupaten Rokan Hulu ditunjuk sebagai pilot project di Indonesia," tandas Yusmar.(adv/hum/joh)