Jakarta, (BI)-Sekalipun hari idulfitri sudah terlewat 3 Minggu tetapi harga harga kebutuhan dapur ( rumahtangga) masih tetap bertahan pada kenaikan harga yg dipicu jelang bulan puasa dan lebaran / idulfitri tersebut.
Harga minyak goreng yang kenaikan harganya lebih tinggi hingga 70 % terjadi jelang puasa / lebaran , sementara tingkat kenaikan harga bahan yang lain bertahan sekalipun prosentasinya relatif kecil Misalkan harga ikan mas/ nila yang sebelum puasa/ lebaran Rp 35.000/kg setelah puasa naik menjadi Rp 38.000 tetap bertahan pada kenaukan harga tersebut.
Begitu juga bawang merah yang tadinya Rp 45 .000, yg mengalami kenaikan jelang puasa / lebaran naik menjadi Rp 55.000, bawang putih Rp 50.000 kini tetap bertahan pada harga itu. Begitu juga bahan bahan pokok lainnya yg berhubungan dgn kebutuhan Rumahtangga.
Di pasar Munjul, Cibubur kec Ciracas Jakarta timur pagi ini kenaikan harga kebutuhan dapur ini lebih mencolok adalah pada harga migor yg kemasan masih berkisar antara Rp 43.000 hingga Rp 48.000/ 2 liter , minyak curah masih tetap dgn harga Rp 18.000/ liter .
Agak aneh bahwa harga ini bertahan kini sejak jelang puasa /lebaran heboh langka yang diikuti dengan lonjakan harga, tiada perubahan dgn larangan eksport CPO tgl 28 April lalu dan dibuka lagi dua hari yang lalu.
Menurut pengamatan wartawan "Intermezo", kenaikan harga pasar kebutuhan rumah tangga ini selalu terjadi pada momen puasa dan lebaran dan menjadi pertanyaan mengapa tetap bertahan pada kenaikan itu .
Tidak sejalan dengan logika bahwa jika kenaikan didorong dengan animo puasa dan lebaran maka saatnya akan kembali pada harga senula , sebagaimana terjadi pada pasar komoditi seperti misalnya di ajang promosi potongan harga di mall dalam rangka lebaran, akan kembali ke harga semula/normal sehabis lebaran .
Harga minyak goreng yang kenaikan harganya lebih tinggi hingga 70 % terjadi jelang puasa / lebaran , sementara tingkat kenaikan harga bahan yang lain bertahan sekalipun prosentasinya relatif kecil Misalkan harga ikan mas/ nila yang sebelum puasa/ lebaran Rp 35.000/kg setelah puasa naik menjadi Rp 38.000 tetap bertahan pada kenaukan harga tersebut.
Begitu juga bawang merah yang tadinya Rp 45 .000, yg mengalami kenaikan jelang puasa / lebaran naik menjadi Rp 55.000, bawang putih Rp 50.000 kini tetap bertahan pada harga itu. Begitu juga bahan bahan pokok lainnya yg berhubungan dgn kebutuhan Rumahtangga.
Di pasar Munjul, Cibubur kec Ciracas Jakarta timur pagi ini kenaikan harga kebutuhan dapur ini lebih mencolok adalah pada harga migor yg kemasan masih berkisar antara Rp 43.000 hingga Rp 48.000/ 2 liter , minyak curah masih tetap dgn harga Rp 18.000/ liter .
Agak aneh bahwa harga ini bertahan kini sejak jelang puasa /lebaran heboh langka yang diikuti dengan lonjakan harga, tiada perubahan dgn larangan eksport CPO tgl 28 April lalu dan dibuka lagi dua hari yang lalu.
Menurut pengamatan wartawan "Intermezo", kenaikan harga pasar kebutuhan rumah tangga ini selalu terjadi pada momen puasa dan lebaran dan menjadi pertanyaan mengapa tetap bertahan pada kenaikan itu .
Tidak sejalan dengan logika bahwa jika kenaikan didorong dengan animo puasa dan lebaran maka saatnya akan kembali pada harga senula , sebagaimana terjadi pada pasar komoditi seperti misalnya di ajang promosi potongan harga di mall dalam rangka lebaran, akan kembali ke harga semula/normal sehabis lebaran .
TUGAS KHUSUS
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan lagi-lagi mendapat tugas khusus dari Presiden Jokowi untuk mengurus masalah minyak goreng yang sampai sekarang harganya yang masih tinggi dan stoknya masih langka di pasaran.
"Tiba-tiba Presiden (Jokowi) memerintahkan saya untuk mengurus minyak goreng. Jadi sejak tiga hari lalu, saya mulai menangani masalah kelangkaan minyak goreng," kata Luhut saat membuka Perayaan Puncak Dies Natalis ke-60 GAMKI secara virtual, yang ditayangkan melalui YouTube GAMKI Balikpapan.
Luhut berharap persoalan minyak goreng ini segera tuntas. "Kita berharap itu bisa nanti tidak terlalu lama kita selesaikan," ujarnya. Jubir Kemenko Marves, Jodi Mahardi, menjelaskan, Luhut diminta langsung oleh Presiden untuk membantu memastikan ketersediaan minyak goreng, khususnya di Jawa dan Bali.
"Pak Menko Maritim dan Investasi diminta Presiden untuk membantu memastikan ketersediaan dan distribusi minyak goreng sesuai target, di daerah Jawa dan Bali," kata Jodi, Senin (23/5). Kata Jodi, dalam melaksanakan tugas tersebut, Luhut tak sendiri. Dia berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian sebagai koordinatornya.(Bir)
"Tiba-tiba Presiden (Jokowi) memerintahkan saya untuk mengurus minyak goreng. Jadi sejak tiga hari lalu, saya mulai menangani masalah kelangkaan minyak goreng," kata Luhut saat membuka Perayaan Puncak Dies Natalis ke-60 GAMKI secara virtual, yang ditayangkan melalui YouTube GAMKI Balikpapan.
Luhut berharap persoalan minyak goreng ini segera tuntas. "Kita berharap itu bisa nanti tidak terlalu lama kita selesaikan," ujarnya. Jubir Kemenko Marves, Jodi Mahardi, menjelaskan, Luhut diminta langsung oleh Presiden untuk membantu memastikan ketersediaan minyak goreng, khususnya di Jawa dan Bali.
"Pak Menko Maritim dan Investasi diminta Presiden untuk membantu memastikan ketersediaan dan distribusi minyak goreng sesuai target, di daerah Jawa dan Bali," kata Jodi, Senin (23/5). Kata Jodi, dalam melaksanakan tugas tersebut, Luhut tak sendiri. Dia berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian sebagai koordinatornya.(Bir)