JAKARTA (BI)-Gonjang-Ganjing seputar koalisi Gerindra dan PKS untuk pencapresan Prabowo, sepertinya belum aman jelas. Belum ada hitam di atas putih, walau Gerindra tegas akan ujung Prabowo tapi tidak mempermasalahkan kalau PKS akan mencapreskan Gatot Nurmatyo.
Jika itu terjadi maka nasib Prabowo jadi menggantung karena Gerindra harus berkoalisi untuk mencapai batas 20%.“Jadi, wacana koalisi Gerindra dan PKS belum sampai pada kesepakatan hitam di atas putih. Sementara Presiden PKS Sohibul Iman masih berencana bertemu dengan Gatot Nurmantyo,†tegas Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Pertemuan itu, disebut-sebut sebagai tindak lanjut dari sikap Gatot yang ingin nyapres di Pilpres 2019.“Jadi, kita terserah PKS saja, dan itu sudah kita bicarakan dengan PKS. Sejauh ini sudah ada penjajakan, tapi memang belum ada hitam di atas putih,†jelas Ketua MKD itu.
Menurut Dasco, karena belum ada kesepakatan secara tertulis antara Gerindra dan PKS, boleh saja jika PKS juga melakukan penjajakan dengan sejumlah tokoh.
“Bisa saja PKS membuka peluang juga ke calon-calon lain. Tapi kita memang ada kedekatan khusus dengan PKS. Kalau koalisi dengan PKS sepakat, ya kita lanjutkan,†pungkasnya.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan jika pihaknya menghormati sikap Demokrat yang mau berkoalisi dengan partai pendukung Jokowi. Gerindra pun siap berterung dengan Jokowi meski didukung banyak parpol.
“Gerindra tentu menghargai pilihan partai-partai berkoalisi. Tapi insyaAlllah Pak Prabowo pasti maju menjadi capres dengan koalisi terbatas,†tegas Wakil Ketua MPR RI itu.
Koalisi terbatas tersebut adalah memenuhi syarat minimal 20 persen (presidential threshold) untuk mengusung pasangan capres-cawapres.
“Jadi, Gerindra sama sekali tidak gentar menghadapi Jokowi yang diusung banyak parpol. Sebab, dalam pemilu dan demokrasi itu bukan persoalan takut atau tidak,†ujarnya.
Apalagi kata Muzani, banyak calon yang didukung koalisi besar, namun tetap kalah. “Jadi sejarah demokrasi kita sangat variatif dan kita belajar dari sejarah pemilu dan pilpres yang sudah berlangsung selama ini,†pungkas Muzani.
Sebelumnya Ketum PPP M. Romahurmuziy mengajak Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bergabung dengan koalisi Jokowi di Pilpres 2019. Peluang Demokrat untuk berkoalisi dengan Jokowi pun terbuka lebar.
Menurut Ahmad Sufmi Dasco, Prabowo sama sekali tidak ragu untuk maju sebagai capres. Tapi Prabowo naru menjawab pertanyaan publik terkait pencapresannya pada Rakornas 11 April di Hambalang mendatang.
“Oh enggak (ragu). Nanti kita lihat tanggal 11 April ada rakornas di Hambalang. Di situ nanti Pak Prabowo akan menjawab pertanyaan masyarakat yang saat ini sedang bertanya-tanya apakah Pak Prabowo maju atau enggak. Tapi saya pastikan dari Gerindra, pasti maju beliau,†ungkap Dasco.(Bir)