JAKARTA (BI)-Belum sepotong pun koalisi atau partai yang menjagokan capres mempunyai pasangan cawapres. Semua masing goreng menggoreng bahkan seolah olah saling intip ibarat pertandingan dalam laga tinju. Bahkan Jokowi juga bilang masih menggodok dan belum matang.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menegaskan Demokrat masih terus membaca, mengitip perkembangan cawapres yang akan dipasangkan dengan Jokowi maupun Prabowo. Demokrat bisa koalisi dengan kedua capres atau membentuk poros ketiga.
“Perkembangan itu kini makin cair, karena salah satu capres yang didukung koalisi parpol belum deklarasi. Kalau sudah ada yang deklarasi, koalisi itu akan makin konkret,†tegas Hinca di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Menurut Hinca, kalau pendaftaran paslon capres-cawapres ke KPU di last minute , 9 Agustus, maka kerja-kerja politik akan makin keras.
Dia mengharap jangan sampai Jokowi melawan kotak kosong. Sebab, kotak kosong bisa menjadi ancaman demokrasi. “Kasus pilkada kota Makassar harus menjadi pelajaran, sungguh mencederai demokrasi kalau terbukti kotak kosong yang menang,†tambah Hinca.
“Setiap DPC akan menyampaikan aspirasinya tentang siapa capres-cawapres yang akan didukung oleh rakyat. Jadi, Demokrat akan mendengar suara dari bawah dulu sebelum memutuskan koalisi, dan saat ini politiknya masih cair,†pungkasnya.
PKB TOLAK
PKB bersikukuh menjadikan Cak Imin bahkan menolak jika Mahfud MD yang pernah di-capres-kan dalam kampanye PKB di pemilu 2014, jika jadi cawapres Jokowi di pilpres 2019. Penolakan tersebut alasannya karena Mahfud tidak mewakili NU.
“Pak Mahfud memang tidak mewakili NU. Sehingga tidak mempunyai efek elektoral – keterpilihan bagi warga NU atau nahdliyin. Sementara para kiai NU sudah memberi mandat kepada Cak Imin,†tegas Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (12/7/2018).
PKB kata Jazilul, sudah pernah mensimulasikan Mahfud di basis massa PKB dan NU. Hasilnya, banyak warga NU yang tak mengharapkan Mahfud menjadi cawapres, karena Mahfud bukan tokoh NU tulen.
“Pada prinsipnya cawapres Jokowi harus mempertimbangkan usulan partai koalisi, termasuk PKB. Kalau memaksakan Pak Mahfud, arus bawah bisa lari," kata Ketua Fraksi MPR PKB itu.
Karena itu Wakil Ketua Banggar DPR itu menyarankan kalau ingin menang di Pilpres 2019, sebaiknya Pak Jokowi tidak melawan arus bawah nahdliyin. "Jadi, kalau Pak Jokowi ingin menang pilih cawapres yang tidak bertentangan dengan arus bawah di NU," jelas anggota Komisi III DPR itu.
Menurut dia cawapres itu harus memenuhi tiga syarat, yaitu melengkapi kekuarangan Pak Jokowi, mempunya basis massa dan partai politik, dan harus mendulang suara, bukan menggerus. “Dari 3 poin itu Pak Mahfud MD belum memenuhi," pungkasnya.
PERKEMBANGAN BARU
Ada perkembangan baru bawa meski disebut-sebut bahwa Ketum PKB A. Muhaimin Iskandar batal jadi cawapresnya Jokowi di pilpres 2019 mendatang, namun PKB tetap akan mendukung koalisi Jokowi, karena selama ini sudah bersama-sama di pemerinatahan Jokowi – JK.
“Meski Cak Imin batal jadi cawapres Pak Jokowi, PKB memastikan tidak akan berpaling ke capres lain, karena PKB selama ini telah bersama-sama Pak Jokowi menjalankan pemerintahan. PKB tak akan angkat kaki dan tetap bersama Pak Jokowi,†tegas Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (12/7/2018),berbeda dengan ancaman Cak Imin sebelumnya.
Namun demikian, Jazilul tetap optimistis Cak Imin masih akan dipertimbangkan menjadi cawapres Jokowi. Apalagi setelah pertemuan Cak Imin dan Jokowi di Istana Bogor, kemarin.
Dalam kesempatan itu, Pak Jokowi sempat mengungkapkan cawapresnya kini mengerucut menjadi 5 kandidat dan akan terus dimatangkan.
“Jadi, kita menunggu karena semuanya masih misteri. Mudah-mudahan ketika diumumkan itu kalau Ibu Mega harinya cerah secerah fajar pagi, maka PKB berharap yang diumumkan nantinya adalah JOIN (Jokowi-Cak Imin),†kata Jazil lagi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut kandidat cawapresnya sudah mengerucut menjadi 5 nama dan ke- 5 nama yang disebut antara lain Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi serta pendiri CT Group Chairul Tanjung.
DEKLARASI SEGERA
Sementara itu Gerindra, PKS, dan PAN sudah matang untuk berkoalisi di pilpres 2019, dan akan segera dideklarasikan minggu depan. Hanya saja deklarasi itu bukan untuk pasangan capres-cawapres.
“Kami, PKS, Gerindra dan PAN akan segera deklarasi parpol koalisi di pilpres 2019. Tapi, untuk capres-cawapresnya tunggu perkembangan,†tegas Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Namun demikian kata Mardani, pihaknya masih membuka parpol lain untuk berkoalisi dengan PKS, PAN dan Gerindra. “Saya berharap Demokrat dan PKB bergabung karena kedua partai itu belum menentukan sikap politiknya,†ujarnya.
Sebelumnya Ahmad Riza Patria, Ketua DPP Gerindra menyebut cawapres Prabowo sudah mengerucut pada 5 nama, yaitu Anies Baswedan, Ahmad Heriyawan, Hidayat Nur Wahid, Salim Saggaf, dan Sohibul Iman.
Lalu, siapakah yang berpeluang besar diantara ke-5 bakal cawapres tersebut, Ahmad Riza tidak bisa menyebutkan namanya. Sebab, nanti akan tergantung pada pembicaraan Prabowo dengan parpol koalisi.(Bir)
Sementara itu Gerindra, PKS, dan PAN sudah matang untuk berkoalisi di pilpres 2019, dan akan segera dideklarasikan minggu depan. Hanya saja deklarasi itu bukan untuk pasangan capres-cawapres.
“Kami, PKS, Gerindra dan PAN akan segera deklarasi parpol koalisi di pilpres 2019. Tapi, untuk capres-cawapresnya tunggu perkembangan,†tegas Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Namun demikian kata Mardani, pihaknya masih membuka parpol lain untuk berkoalisi dengan PKS, PAN dan Gerindra. “Saya berharap Demokrat dan PKB bergabung karena kedua partai itu belum menentukan sikap politiknya,†ujarnya.
Sebelumnya Ahmad Riza Patria, Ketua DPP Gerindra menyebut cawapres Prabowo sudah mengerucut pada 5 nama, yaitu Anies Baswedan, Ahmad Heriyawan, Hidayat Nur Wahid, Salim Saggaf, dan Sohibul Iman.
Lalu, siapakah yang berpeluang besar diantara ke-5 bakal cawapres tersebut, Ahmad Riza tidak bisa menyebutkan namanya. Sebab, nanti akan tergantung pada pembicaraan Prabowo dengan parpol koalisi.(Bir)