JAKARTA, (BI)-Penyebar hoax Tengku Zulkarnaen yang menyebar kebohongan seolah ada dua konteiner kertas suara yg sudah dicoblos di pelabuhan Tg Priok telah menghembuskan awan busuk pada suasana jelang Pilpres di tanah air karena membuat geger berbagai kalangan.
Alumni Ciputat Bersatu yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai alumni dari fakultas dan organisasi kemahasiswaan seperti PMII, HMI, IMM, GMNI, Forum Kota (GMI), Famred, LSADI, KAMJAK, Formaci, UKM-UKM UIN, dan Kompak menyebut penyebaran hoaks oleh Tengku Zulkarnaen dan Andi Arief itu mengancam demokrasi.
“Kami desak aparat menangkap Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya dalam memfitnah dan menyebarkan hoax,†demikian disampaikan Jubir Alumni Ciputat Bersatu, Ahmad Fauzi, Jumat (4/1/2019).
Selain Ahmad Fauzi (syariah 1998), Syukri Rahmatullah (syariah/ 99), dan Anick (adab 1997).
Karena itu mereka mendesak aparat untuk mengusut tuntas siapa saja yang ikut menyebarkan berita hoax tersebut, karena ingin merusak demokrasi.
Apalagi kata Ozy sapaan akrab Ahmad Fauzi, harapan masyarakat di tahun baru 2019 ini akan berakhirnya penyebaran hoax ternyata makin menjadi-jadi. “Justru, mendekati Pilpres April 2019 mendatang, penyebaran hoax semakin massif dan terencana,†ungkapnya.
Bukan hanya disebarkan melalui akun dan website abal-abal di sosial media, menurut Ozy, kali ini justru melibatkan sejumlah tokoh ikut mengendorse penyebaran hoax tersebut.
“Yang terbaru dilakukan politisi Demokrat Andi Arief dan tokoh agama Tengku Zulkarnaen. Keduanya, notabene pendukung Prabowo – Sandi,†jelas Ozy lagi.
Irfan Fahmi aktivis 1998 dari Forum Kota (Forkot) UIN Syahid menengarai apa yang dilakukan Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen sangat terencana dan sistematis.
Pasalnya, setelah diposting, isu yang dihembuskan tersebut langsung disebarkan secara massif oleh buzzer salah satu capres-cawapres, serta website abal-abal, yang biasa menyebarkan hoax.
"Jadi, ini tidak mungkin asal ucap. Ini upaya sistematis. Apa yang memantik api, ada yang menebar jerami, sehingga semua mudah dibakar. Ini diduga terencana dan sistematis," jelas Irfan.
Ramadhan Isa, eks aktivis '98 dari Famred menilai apa yang dilakukan Andi Arif dan Tengku Zulkarnaen sangat berbahaya bagi proses demokrasi di Indonesia.
"Menuduh, memfitnah penyelenggara pemilu sebagai bagian dari proses demokrasi, dampaknya sangat berbahaya bagi demokrasi Indonesia. Hingga saat ini, kami semua percaya dengan KPU dan Bawaslu dalam menyelenggarakan pemilu. Tapi ada upaya untuk mendelegitimasi kerja keras KPU, mereka memusuhi demokrasi dan karenanya harus dilawan," kata Rmadhan.
Karena itu Alumni Ciputat Bersatu, sepakat bahwa apa yang dilakukan Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen adalah hal yang serius dan tidak bisa diabaikan dan dibiarkan begitu saja. “Jika didiamkan, maka seribu Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen akan muncul dan menyebarkan hal serupa, bahkan lebih buruk lagi,†tegas Ramadhan.
Dengan demikian Alumni Ciputat Bersatu menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Tangkap Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen. Mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka dalam memfitnah dan menyebarkan hoax.
2. Usut tuntas siapa saja yang ikut menyebarkan informasi hoax tersebut. Ditengarai, mereka adalah pihak-pihak yang ingin merusak demokrasi di negeri ini.
3. Kepada pasangan capres-cawapres, stop menyebarkan hoax. Pilpres adalah kontestasi politik biasa dan rutin, jangan dijadikan ajang untuk merusak toleransi, keberagaman, dan demokrasi di Indonesia.
3. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya Alumni Ciputat, untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu hoax tersebut. Dipahami bahwa menjelang pencoblosan pemilu & pilpres akan banyak hoax diproduksi dan disebarkan untuk mengadu domba anak bangsa.
4. Tolak dan lawan hoax demi Indonesia yang rukun, tentram dan sejahtera(Bir)
Alumni Ciputat Bersatu yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai alumni dari fakultas dan organisasi kemahasiswaan seperti PMII, HMI, IMM, GMNI, Forum Kota (GMI), Famred, LSADI, KAMJAK, Formaci, UKM-UKM UIN, dan Kompak menyebut penyebaran hoaks oleh Tengku Zulkarnaen dan Andi Arief itu mengancam demokrasi.
“Kami desak aparat menangkap Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya dalam memfitnah dan menyebarkan hoax,†demikian disampaikan Jubir Alumni Ciputat Bersatu, Ahmad Fauzi, Jumat (4/1/2019).
Selain Ahmad Fauzi (syariah 1998), Syukri Rahmatullah (syariah/ 99), dan Anick (adab 1997).
Karena itu mereka mendesak aparat untuk mengusut tuntas siapa saja yang ikut menyebarkan berita hoax tersebut, karena ingin merusak demokrasi.
Apalagi kata Ozy sapaan akrab Ahmad Fauzi, harapan masyarakat di tahun baru 2019 ini akan berakhirnya penyebaran hoax ternyata makin menjadi-jadi. “Justru, mendekati Pilpres April 2019 mendatang, penyebaran hoax semakin massif dan terencana,†ungkapnya.
Bukan hanya disebarkan melalui akun dan website abal-abal di sosial media, menurut Ozy, kali ini justru melibatkan sejumlah tokoh ikut mengendorse penyebaran hoax tersebut.
“Yang terbaru dilakukan politisi Demokrat Andi Arief dan tokoh agama Tengku Zulkarnaen. Keduanya, notabene pendukung Prabowo – Sandi,†jelas Ozy lagi.
Irfan Fahmi aktivis 1998 dari Forum Kota (Forkot) UIN Syahid menengarai apa yang dilakukan Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen sangat terencana dan sistematis.
Pasalnya, setelah diposting, isu yang dihembuskan tersebut langsung disebarkan secara massif oleh buzzer salah satu capres-cawapres, serta website abal-abal, yang biasa menyebarkan hoax.
"Jadi, ini tidak mungkin asal ucap. Ini upaya sistematis. Apa yang memantik api, ada yang menebar jerami, sehingga semua mudah dibakar. Ini diduga terencana dan sistematis," jelas Irfan.
Ramadhan Isa, eks aktivis '98 dari Famred menilai apa yang dilakukan Andi Arif dan Tengku Zulkarnaen sangat berbahaya bagi proses demokrasi di Indonesia.
"Menuduh, memfitnah penyelenggara pemilu sebagai bagian dari proses demokrasi, dampaknya sangat berbahaya bagi demokrasi Indonesia. Hingga saat ini, kami semua percaya dengan KPU dan Bawaslu dalam menyelenggarakan pemilu. Tapi ada upaya untuk mendelegitimasi kerja keras KPU, mereka memusuhi demokrasi dan karenanya harus dilawan," kata Rmadhan.
Karena itu Alumni Ciputat Bersatu, sepakat bahwa apa yang dilakukan Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen adalah hal yang serius dan tidak bisa diabaikan dan dibiarkan begitu saja. “Jika didiamkan, maka seribu Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen akan muncul dan menyebarkan hal serupa, bahkan lebih buruk lagi,†tegas Ramadhan.
Dengan demikian Alumni Ciputat Bersatu menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Tangkap Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen. Mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka dalam memfitnah dan menyebarkan hoax.
2. Usut tuntas siapa saja yang ikut menyebarkan informasi hoax tersebut. Ditengarai, mereka adalah pihak-pihak yang ingin merusak demokrasi di negeri ini.
3. Kepada pasangan capres-cawapres, stop menyebarkan hoax. Pilpres adalah kontestasi politik biasa dan rutin, jangan dijadikan ajang untuk merusak toleransi, keberagaman, dan demokrasi di Indonesia.
3. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya Alumni Ciputat, untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu hoax tersebut. Dipahami bahwa menjelang pencoblosan pemilu & pilpres akan banyak hoax diproduksi dan disebarkan untuk mengadu domba anak bangsa.
4. Tolak dan lawan hoax demi Indonesia yang rukun, tentram dan sejahtera(Bir)