Ormas Ganggu Masyarakat Rayakan Natal dan Tahun Baru, Polisi akan Tindak Tegas

Ormas Ganggu Masyarakat Rayakan Natal dan Tahun Baru, Polisi akan Tindak Tegas

Jakarta (Beritaintermezo.com)-Kepolisian Republik Indonesia mengancam organisasi masyarakat (ormas) yang mengganggu masyarakat merayakan momen Natal dan pergantian Tahun Baru Masehi.

"Apabila sudah diingatkan tidak mengindahkan ya, maka kita akan melakukan tindakan tegas kepada kelompok masyarakat yang melakukan tindakan intoleran dan juga melanggar hukum," tegas Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Asep Adi Saputra di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/12) seperti dikutip dari Liputan6.com.

Sebelum memberikan tindakan tegas, Asep menuturkan polisi sudah terlebih dahulu memberikan peringatan kepada ormas yang kerap bertindak intoleran untuk tidak mengganggu jalannya Natal dan Tahun Baru 2020. Baru ketika mereka tetap melakukan sweeping, maka polisi akan bertindak keras terhadapnya.

"Kita sudah mengingatkan ya kepada ormas-ormas yang sering kali melakukan itu," ujarnya.

Asep menerangkan bahwa hal itu sejalan dengan apa yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Bapak Presiden dan perintah tegas menurut saya dari Beliau memberikan jaminan tidak ada gangguan pada saat natal dan tahun baru," jelas Asep.

Untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru, Asep menjelaskan, Polri menyiapkan lima cara. Pertama menggelar Operasi Lilin 2019. "Kekuatan yang dilibatkan 121.385 personel yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan itu merupakan pasukan gabungan," ujarnya.

Kedua, kata Asep adalah mengkonsolidasikan semua instrumen negara untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru. Salah satunya dengan pengamanan gabungan antara polisi dan TNI. "Jadi tidak hanya Polri, tetapi juga TNI, dan stakeholder yang lainnya. Seperti Jasa Marga dan Kementerian Perhubungan," katanya.

Strategi selanjutnya adalah pengaturan arus lalu lintas. Di mana di dalamnya ada rekayasa lalu lintas, ada one way system, dan ada juga pengalihan arus. "Jadi ini strategi yang ketiga," jelas Asep.

Keempat, kata Asep adalah dengan membentuk tiga suatu tugas atau Satgas. Asep menyebutkan, Satgas yang pertama ialah Satgas Pangan. "Itu tujuannya untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok," terang dia.

Satgas kedua yang dibentuk Polri ialah Satgas Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurut Asep Satgas ini dibentuk guna menjamin ketersediaan BBM di tengah masyarakat.

Dan Satgas yang terakhir, menurut Asep adalah Satgas Bencana Alam. Satgas ini bertanggung jawab untuk menangani bencana alam yang dikhawatirkan akan terjadi pada momen Natal dan Tahun Baru.

"Ada 2.500 personel yang disiagakan di Jakarta dan seluruh wilayah juga sudah menyiagakan Aman Nusa II itu," beber Asep.

Kelima, yakni menjaga stabilitas keamanan. Ada beberapa langkah untuk melakukan hal itu. Menurut Asep misalnya dengan melakukan pre-emptive strike terhadap jaringan teroris. "Jadi tidak berhenti, teman-teman Densus 88 terus melakukan itu supaya Natal dan Tahun Baru aman," jelasnya.

Langkah yang kedua ialah dengan menihilkan pelbagai macam gangguan yang akan mengancam Natal dan Tahun Baru. "Jadi untuk dugaan-dugaan sweeping kita sudah mengingatkan ya kepada organisasi masyarakat yang beberapa kali melakukan itu," ujarnya.***(int1)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index