KARIMUN (Beritaintermezo.com)-Bupati Karimun Aunur Rafiq terus membuat gebrakan soal kebersihan di Kabupaten Karimun. Ia merencanakan akan menggelar kegiatan Pencanangan Karimun Bersih pada Sabtu (16/4) mendatang di Coastal Area, dengan melibatkan seluruh Organisasi Kepemudaan (OKP), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), tokoh masyarakat, agama dan semua elemen.
Bupati mulai merencanakan membuat zona dengan menunjuk penanggungjawab di masing-masing zona. Persiapan itu ditandai dengan mengumpulkan seluruh elemen mulai dari unsur SKPD, FKPD atau instansi vertikal, OKP, Ormas dan kepala suku guna membahas kegiatan yang fokus pada membersihkan wajah Pulau Karimun yang dilaksanakan Selasa (12/4) pagi di ruang rapat utama Kantor Bupati.
Kata Rafiq, diciptakannya Sabtu bersih untuk mendorong masyarakat, dan bukan untuk mengejar penghargaan agar mendapatkan piala Adipura. Secara rasio infrastruktur yang ada memang belum memadai soal kebersihan. Sebelumnya, memang diprioritaskan infrastruktur untuk menjadikan Karimun sebagai tujuan investasi, sebagaimana visi pada periode lalu menjadikan Karimun berdaya saing.
Sampai saat ini menurutnya, kegiatan Sabtu bersih sudah berjalan dua bulan lamanya dan memang belum melibatkan seluruh ormas, OKP dan semuanya. Sehingga ada yang melihat bahwa apa yang dilakukan dalam kegiatan bersih-bersih itu hanya milik pemerintah. Bahkan kalau tidak ada Bupati kegiatan Sabtu bersih tidak jalan.
"Kebersihan adalah milik kita semua, maka oleh karena itulah saya menghubungi seluruh elemen dalam hal ini ormas, OKP, instansi vertikal sama-sama memiliki tanggungjawab. Maka Sabtu besok kita langsung bergerak yang diawali dengan pencanangan. Setelah kegiatan seremoni selesai semua harus menuju lokasi yang telah ditunjuk untuk bertanggungjawab pada masing-masing zona," jelasnya.
Sejalan dengan itu, ternyata Karimun diikutsertakan dalam penilaian Adipura pada 2016 ini bersama dengan Kabupaten Bintan. Terkait dengan hal itu, Rafiq mengaku sempat berdiskusi dengan beberapa tokoh masyarakat, karena Karimun sudah dimasukkan dalam penilaian tersebut, sehingga diputuskan agar mengeluarkan kekuatan penuh untuk bertanggungjawab dalam zona-zona yang telah ditentukan.
"Mei nanti akan ada tim penilai yang turun. Namun saya masih melihat kondisi saat ini masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan hal itu masih terus terjadi. Kita punya 37 bak sampah pembuangan sementara, memang harusnya ada 60 bak tapi belum mampu. Kemudian dari jumlah yang ada kita pekerjakan 15 orang untuk memasukkan sampah kedalam, harusnya tak perlu lagi," tuturnya. (tambunan)
Bupati mulai merencanakan membuat zona dengan menunjuk penanggungjawab di masing-masing zona. Persiapan itu ditandai dengan mengumpulkan seluruh elemen mulai dari unsur SKPD, FKPD atau instansi vertikal, OKP, Ormas dan kepala suku guna membahas kegiatan yang fokus pada membersihkan wajah Pulau Karimun yang dilaksanakan Selasa (12/4) pagi di ruang rapat utama Kantor Bupati.
Kata Rafiq, diciptakannya Sabtu bersih untuk mendorong masyarakat, dan bukan untuk mengejar penghargaan agar mendapatkan piala Adipura. Secara rasio infrastruktur yang ada memang belum memadai soal kebersihan. Sebelumnya, memang diprioritaskan infrastruktur untuk menjadikan Karimun sebagai tujuan investasi, sebagaimana visi pada periode lalu menjadikan Karimun berdaya saing.
Sampai saat ini menurutnya, kegiatan Sabtu bersih sudah berjalan dua bulan lamanya dan memang belum melibatkan seluruh ormas, OKP dan semuanya. Sehingga ada yang melihat bahwa apa yang dilakukan dalam kegiatan bersih-bersih itu hanya milik pemerintah. Bahkan kalau tidak ada Bupati kegiatan Sabtu bersih tidak jalan.
"Kebersihan adalah milik kita semua, maka oleh karena itulah saya menghubungi seluruh elemen dalam hal ini ormas, OKP, instansi vertikal sama-sama memiliki tanggungjawab. Maka Sabtu besok kita langsung bergerak yang diawali dengan pencanangan. Setelah kegiatan seremoni selesai semua harus menuju lokasi yang telah ditunjuk untuk bertanggungjawab pada masing-masing zona," jelasnya.
Sejalan dengan itu, ternyata Karimun diikutsertakan dalam penilaian Adipura pada 2016 ini bersama dengan Kabupaten Bintan. Terkait dengan hal itu, Rafiq mengaku sempat berdiskusi dengan beberapa tokoh masyarakat, karena Karimun sudah dimasukkan dalam penilaian tersebut, sehingga diputuskan agar mengeluarkan kekuatan penuh untuk bertanggungjawab dalam zona-zona yang telah ditentukan.
"Mei nanti akan ada tim penilai yang turun. Namun saya masih melihat kondisi saat ini masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan hal itu masih terus terjadi. Kita punya 37 bak sampah pembuangan sementara, memang harusnya ada 60 bak tapi belum mampu. Kemudian dari jumlah yang ada kita pekerjakan 15 orang untuk memasukkan sampah kedalam, harusnya tak perlu lagi," tuturnya. (tambunan)