Bintan (Beritaintermezo.com)-Kabar gembira bagi warga Kabupaten Bintan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan akan membebaskan biaya bagi warga yang mendapat perawatan di kelas tiga rumah sakit yang ada di kabupaten itu.
Program gratis berobat di kelas tiga rumah sakit ini merupakan upaya Bupati Bintan Apri Sujadi untuk membantu warga miskin dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Tak hanya bagi pasien rawat inap saja, untuk berobat di Puskesmas yang semula dikenakan biaya Rp 10 ribu, nantinya juga akan digratiskan.
"Target saya ke depan mungkin menginginkan pola yang berbeda, bukan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) dan Kartu Bintan Sejahtera (KBS) lagi. Tapi saya ingin program yang benar-benar langsung dirasakan masyarakat. Saya akan coba di APBD 2017, khusus untuk pelayanan kesehatan orang yang berobat di Puskesmas digratiskan khusus untuk rawat inap kita akan menggratiskan rawat inap kelas III saja," papar Apri.
Ia berharap impian ini bisa terwujud dan bisa mendapat persetujuan dari DPRD Bintan. Karena KBS yang dijalankan pada pemerintahan terdahulu sangat dirasakan oleh masyarakat Bintan. Sementara BPJS yang direkomendasikan oleh pemerintah pusat harus dijalankan oleh setiap pemerintah di daerah.
Kendati demikian, Apri berpikir kalau anggaran yang cukup besar untuk mensubsidi masyarakat Bintan agar mendapatkan pelayanan BPJS akan lebih baik digunakan untuk mensubsidi setiap puskesmas yang ada di Bintan. Sehingga program pelayanan kesehatan yang ingin diwujudkan bisa langsung terasa dampaknya bagi masyarakat di Bintan.
"Dibandingkan kita kerjasama dengan BPJS masyarakat harus mengurus beberapa hari, misalnya saja subsidi pemda untuk 5.000 warga Bintan di BPJS duitnya sekitar Rp10-15 miliar. Itu kalau kita subsidi ke Puskesmas jelas orangnya, sakit langsung berobat tak perlu mengurus lagi," tandasnya.
Untuk pasien rujukan agar mendapatkan pelayanan gratis di kelas III setiap rumah sakit, Apri sedang melakukan kajian terkait metode pelayanannya. Meniru apa yang sudah diterapkan Pemerintah Kota Surabaya dan Bali, program tersebut telah berhasil berjalan dan sangat dirasakan oleh masyarakatnya. "Pasien rujukan harus kita pertimbangankan dan ini sudah kami tugaskan kepada Kepala RSUD Bintan di Kijang, dr Gama Esnaeni," pungkas Apri.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Sejak dilantik beberapa waktu lalu, Apri telah beberapa kali melakukan peninjauan di sejumlah fasilitas umum dan kesehatan yang ada di Kabupaten Bintan. Menurut Apri, beberapa fasilitas kesehatan yang menyangkut kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bintan masih perlu ditingkatkan.
"Usaha akan terus dilakukan dalam upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan untuk terus meningkatkan taraf pembangunan fasilitas umum sebagai sarana dalam memudahkan masyarakat,” ujar Apri.
Menurutnya, seiring peningkatan jumlah penduduk Bintan dari tahun ke tahun maka diperlukan peningkatan dan penambahan fasilitas kesehatan, di samping pendidikan dan infrastruktur lainnya. Namun hal yang paling penting, menurutnya, adalah keterpaduan komunikasi antara pemerintah daerah, terutama camat maupun lurah dengan masyarakat.
Apri juga meminta agar RSUD Bintan terus mengutamakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. "Persoalan pelayanan kesehatan masyarakat secara umum di daerah kita masih terdapat banyak permasalahan, ini harus menjadi perhatian dan disikapi bersama," katanya.
Ia menyebut rumah sakit mempunyai peran sangat vital dalam menangani kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu diprioritaskan pelayanan dengan meningkatkan sumberdaya manusia dan kelengkapan sarana dan prasarana rumah sakit. "Petugas dan pegawai rumah sakit merupakan yang terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat dan ini merupakan tugas berat dan tanggung jawab kita untuk memaksimalkannya," imbuhnya.
Selain itu, jelas Apri, pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas juga belum memadai dalam berbagai hal, baik peralatan maupun petugasnya. Ia menyebut rumah sakit saat ini di Bintan khususnya belum dilengkapi secara maksimal, seperti gedung Ponek, UGD dan ruang bedah, kamar dan enam ruangan VIP.
Setiap kamar juga belum dilengkapi kamera CCTV agar seluruh pasien dapat terpantau kondisinya dan pelayanan tenaga medis dapat diawasi. Apri berharap kedepan fasilitas kesehatan untuk menunjang pelayanan terhadap masyarakat agar terus dibenahi, sehingga pelayanan kesehatan bagi warga benar-benar berjalan dengan baik. (hk/bic)
Program gratis berobat di kelas tiga rumah sakit ini merupakan upaya Bupati Bintan Apri Sujadi untuk membantu warga miskin dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Tak hanya bagi pasien rawat inap saja, untuk berobat di Puskesmas yang semula dikenakan biaya Rp 10 ribu, nantinya juga akan digratiskan.
"Target saya ke depan mungkin menginginkan pola yang berbeda, bukan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) dan Kartu Bintan Sejahtera (KBS) lagi. Tapi saya ingin program yang benar-benar langsung dirasakan masyarakat. Saya akan coba di APBD 2017, khusus untuk pelayanan kesehatan orang yang berobat di Puskesmas digratiskan khusus untuk rawat inap kita akan menggratiskan rawat inap kelas III saja," papar Apri.
Ia berharap impian ini bisa terwujud dan bisa mendapat persetujuan dari DPRD Bintan. Karena KBS yang dijalankan pada pemerintahan terdahulu sangat dirasakan oleh masyarakat Bintan. Sementara BPJS yang direkomendasikan oleh pemerintah pusat harus dijalankan oleh setiap pemerintah di daerah.
Kendati demikian, Apri berpikir kalau anggaran yang cukup besar untuk mensubsidi masyarakat Bintan agar mendapatkan pelayanan BPJS akan lebih baik digunakan untuk mensubsidi setiap puskesmas yang ada di Bintan. Sehingga program pelayanan kesehatan yang ingin diwujudkan bisa langsung terasa dampaknya bagi masyarakat di Bintan.
"Dibandingkan kita kerjasama dengan BPJS masyarakat harus mengurus beberapa hari, misalnya saja subsidi pemda untuk 5.000 warga Bintan di BPJS duitnya sekitar Rp10-15 miliar. Itu kalau kita subsidi ke Puskesmas jelas orangnya, sakit langsung berobat tak perlu mengurus lagi," tandasnya.
Untuk pasien rujukan agar mendapatkan pelayanan gratis di kelas III setiap rumah sakit, Apri sedang melakukan kajian terkait metode pelayanannya. Meniru apa yang sudah diterapkan Pemerintah Kota Surabaya dan Bali, program tersebut telah berhasil berjalan dan sangat dirasakan oleh masyarakatnya. "Pasien rujukan harus kita pertimbangankan dan ini sudah kami tugaskan kepada Kepala RSUD Bintan di Kijang, dr Gama Esnaeni," pungkas Apri.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Sejak dilantik beberapa waktu lalu, Apri telah beberapa kali melakukan peninjauan di sejumlah fasilitas umum dan kesehatan yang ada di Kabupaten Bintan. Menurut Apri, beberapa fasilitas kesehatan yang menyangkut kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bintan masih perlu ditingkatkan.
"Usaha akan terus dilakukan dalam upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan untuk terus meningkatkan taraf pembangunan fasilitas umum sebagai sarana dalam memudahkan masyarakat,” ujar Apri.
Menurutnya, seiring peningkatan jumlah penduduk Bintan dari tahun ke tahun maka diperlukan peningkatan dan penambahan fasilitas kesehatan, di samping pendidikan dan infrastruktur lainnya. Namun hal yang paling penting, menurutnya, adalah keterpaduan komunikasi antara pemerintah daerah, terutama camat maupun lurah dengan masyarakat.
Apri juga meminta agar RSUD Bintan terus mengutamakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. "Persoalan pelayanan kesehatan masyarakat secara umum di daerah kita masih terdapat banyak permasalahan, ini harus menjadi perhatian dan disikapi bersama," katanya.
Ia menyebut rumah sakit mempunyai peran sangat vital dalam menangani kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu diprioritaskan pelayanan dengan meningkatkan sumberdaya manusia dan kelengkapan sarana dan prasarana rumah sakit. "Petugas dan pegawai rumah sakit merupakan yang terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat dan ini merupakan tugas berat dan tanggung jawab kita untuk memaksimalkannya," imbuhnya.
Selain itu, jelas Apri, pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas juga belum memadai dalam berbagai hal, baik peralatan maupun petugasnya. Ia menyebut rumah sakit saat ini di Bintan khususnya belum dilengkapi secara maksimal, seperti gedung Ponek, UGD dan ruang bedah, kamar dan enam ruangan VIP.
Setiap kamar juga belum dilengkapi kamera CCTV agar seluruh pasien dapat terpantau kondisinya dan pelayanan tenaga medis dapat diawasi. Apri berharap kedepan fasilitas kesehatan untuk menunjang pelayanan terhadap masyarakat agar terus dibenahi, sehingga pelayanan kesehatan bagi warga benar-benar berjalan dengan baik. (hk/bic)