Karimun (Beritaintermezo.com)-Nelayan asal Meral, Suhardi alias Acai Belang (50) dan dua orang anaknya, Acong (15) dan Cakang (12) dikabarkan hilang saat kapal mereka dihantam badai di perairan antara Pulau Pisang dan Takong Hiu, Karimun, Rabu (21/9) malam. Acong berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Dia ditemukan mengapung di sekitar perairan Takong Hiu, Kamis (22/9) siang oleh Adi, nelayan Meral.
Acong langsung dievakuasi ke RSUD Karimun. Saat ditemukan, tubuh Acong sangat lemas. Dia harus dibimbing oleh nelayan dan tim penyelamat menuju ke ruang IGD RSUD Karimun. Setelah mendapatkan perawatan intensif, dia akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Saat ini, korban berada di kamar 417 RSUD Karimun.
Korban masih sulit untuk diajak bicara, karena kondisinya masih sangat lemah. Setelah mulai membaik, dia mulai bicara pelan-pelan. Hanya saja, bahasa yang digunakan nelayan itu sulit dimengerti. David, salah seorang keluarganya menyebut, kalau tubuh Acong masih lemah dan matanya terasa perih.
Kata David, selama ini, keluarga itu tinggal diatas kapal mereka itu. Selain juga untuk menangkap ikan. Acai Belang lebih memilih tinggal di kapal setelah dia bercerai dengan istrinya. Apalagi, mereka tidak memiliki rumah sebagai tempat tinggal. Namun, sekarang kapal itu hilang dihantam gelombang bersama dua penghuninya.
"Mereka bertiga memang tinggal diatas kapal itu. Setiap hari kerja mereka hanya melaut. Mereka memang tidak punya rumah untuk tempat tinggal. satu-satunya yang mereka miliki hanyalah kapal itu saja. Sekarang kapal itu tak tahu dimana. Kami juga berharap agar Acai Belang dan anaknya bisa ditemukan selamat," tuturnya.
Informasi kapal nelayan di Karimun itu dihantam gelombang sudah sampai di Lanal Tanjungbalai Karimun sekitar pukul 23.00 WIB. Danlanal langsung memerintahkan anak buahnya bersama Tim Basarnas Tanjungbalai Karimun untuk menyusuri perairan sekitar Pulau Karimun Anak dan Takong Hiu.
"Begitu mendapat kabar ada kapal nelayan hilang, saya langsung perintahkan anggota mencari keberadaan korban menggunakan kapal Patkamla dan kapal Posal Leho. Anggota bersama nelayan mulai bergerak mencari korban sejak pukul 23.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB dini hari," kata Danlanal Tanjungbalai Karimun Letkol Laut (P) Bina Irawan Marpaung, Kamis (22/9) siang.
Kata Danlanal, karena kondisi angin dan gelombang yang sangat kuat, maka tim memutuskan untuk kembali ke darat. Sekitar pukul 06.00 WIB, pencarian kembali dilakukan dengan tim gabungan antara Basarnas dan Polair. Namun, pencarian itu akhirnya tetap tidak membuahkan hasil. Korban masih belum ditemukan.
Hingga siang, salah satu korban, Acong akhirnya ditemukan oleh Adi, nelayan Meral yang tengah melaut. Acong ditemukan sedang mengapung di tengah laut menggunakan jerigen minyak yang kosong. Adi kemudian mengangkat Acong ke atas kapalnya. Dia kemudian menghubungi tim penyelamat hingga membawa Acong ke RSUD.
Ketua Kelompok Nelayan Perpat Sunsang, Abun Chun yang juga Ketua RT/RW 01/01 ketika menghubungi Haluan Kepri, Kamis (22/9) malam mengatakan, Suhardi merupakan warganya. Namun, dia bukan masuk dalam kelompok nelayan dibawah naungannya. Saat menghubungi koran ini, Abun tengah melaut sekaligus mencari keberadaan korban. Posisinya, di sekitar Pulau Asam.
"Kami masih berada di laut. Saya sekarang berada di sekitar Pulau Asam, persis di depan PT KG. Kami juga terus kontak-kontakan dengan nelayan lain yang berada di tengah laut. Sampai sekarang, kami masih mencari keberadaan kedua korban. Kami sudah menemukan jaringnya. Dia itu nelayan jaring tenggiri, namun kapalnya tak ketemu," terang Abun.
Abun juga mengakui, kalau warganya itu hidup bersama dua anaknya diatas kapal. Kehidupan itu dilaluinya setelah dia bercerai dengan istrinya beberapa tahun lalu. Mereka dulunya berasal dari Ransang, Selatpanjang. Istrinya itu sekarang tinggal bersama saudaranya di daerah asalnya itu.
Sampai berita ini ditulis, tim penyelamat yang terdiri dari Lanal, SAR, Polair dan nelayan setempat masih terus melakukan pencarian terhadap dua korban lainnya. Tim menelusuri perairan di sekitar lokasi kapal tersebut dihantam badai, mulai dari perairan antara Pulau Karimun Anak dan Takong Hiu. (tambunan)
Acong langsung dievakuasi ke RSUD Karimun. Saat ditemukan, tubuh Acong sangat lemas. Dia harus dibimbing oleh nelayan dan tim penyelamat menuju ke ruang IGD RSUD Karimun. Setelah mendapatkan perawatan intensif, dia akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Saat ini, korban berada di kamar 417 RSUD Karimun.
Korban masih sulit untuk diajak bicara, karena kondisinya masih sangat lemah. Setelah mulai membaik, dia mulai bicara pelan-pelan. Hanya saja, bahasa yang digunakan nelayan itu sulit dimengerti. David, salah seorang keluarganya menyebut, kalau tubuh Acong masih lemah dan matanya terasa perih.
Kata David, selama ini, keluarga itu tinggal diatas kapal mereka itu. Selain juga untuk menangkap ikan. Acai Belang lebih memilih tinggal di kapal setelah dia bercerai dengan istrinya. Apalagi, mereka tidak memiliki rumah sebagai tempat tinggal. Namun, sekarang kapal itu hilang dihantam gelombang bersama dua penghuninya.
"Mereka bertiga memang tinggal diatas kapal itu. Setiap hari kerja mereka hanya melaut. Mereka memang tidak punya rumah untuk tempat tinggal. satu-satunya yang mereka miliki hanyalah kapal itu saja. Sekarang kapal itu tak tahu dimana. Kami juga berharap agar Acai Belang dan anaknya bisa ditemukan selamat," tuturnya.
Informasi kapal nelayan di Karimun itu dihantam gelombang sudah sampai di Lanal Tanjungbalai Karimun sekitar pukul 23.00 WIB. Danlanal langsung memerintahkan anak buahnya bersama Tim Basarnas Tanjungbalai Karimun untuk menyusuri perairan sekitar Pulau Karimun Anak dan Takong Hiu.
"Begitu mendapat kabar ada kapal nelayan hilang, saya langsung perintahkan anggota mencari keberadaan korban menggunakan kapal Patkamla dan kapal Posal Leho. Anggota bersama nelayan mulai bergerak mencari korban sejak pukul 23.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB dini hari," kata Danlanal Tanjungbalai Karimun Letkol Laut (P) Bina Irawan Marpaung, Kamis (22/9) siang.
Kata Danlanal, karena kondisi angin dan gelombang yang sangat kuat, maka tim memutuskan untuk kembali ke darat. Sekitar pukul 06.00 WIB, pencarian kembali dilakukan dengan tim gabungan antara Basarnas dan Polair. Namun, pencarian itu akhirnya tetap tidak membuahkan hasil. Korban masih belum ditemukan.
Hingga siang, salah satu korban, Acong akhirnya ditemukan oleh Adi, nelayan Meral yang tengah melaut. Acong ditemukan sedang mengapung di tengah laut menggunakan jerigen minyak yang kosong. Adi kemudian mengangkat Acong ke atas kapalnya. Dia kemudian menghubungi tim penyelamat hingga membawa Acong ke RSUD.
Ketua Kelompok Nelayan Perpat Sunsang, Abun Chun yang juga Ketua RT/RW 01/01 ketika menghubungi Haluan Kepri, Kamis (22/9) malam mengatakan, Suhardi merupakan warganya. Namun, dia bukan masuk dalam kelompok nelayan dibawah naungannya. Saat menghubungi koran ini, Abun tengah melaut sekaligus mencari keberadaan korban. Posisinya, di sekitar Pulau Asam.
"Kami masih berada di laut. Saya sekarang berada di sekitar Pulau Asam, persis di depan PT KG. Kami juga terus kontak-kontakan dengan nelayan lain yang berada di tengah laut. Sampai sekarang, kami masih mencari keberadaan kedua korban. Kami sudah menemukan jaringnya. Dia itu nelayan jaring tenggiri, namun kapalnya tak ketemu," terang Abun.
Abun juga mengakui, kalau warganya itu hidup bersama dua anaknya diatas kapal. Kehidupan itu dilaluinya setelah dia bercerai dengan istrinya beberapa tahun lalu. Mereka dulunya berasal dari Ransang, Selatpanjang. Istrinya itu sekarang tinggal bersama saudaranya di daerah asalnya itu.
Sampai berita ini ditulis, tim penyelamat yang terdiri dari Lanal, SAR, Polair dan nelayan setempat masih terus melakukan pencarian terhadap dua korban lainnya. Tim menelusuri perairan di sekitar lokasi kapal tersebut dihantam badai, mulai dari perairan antara Pulau Karimun Anak dan Takong Hiu. (tambunan)