Karimun (Beritaintermezo.com)-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karimun bakal merelokasi pedagang yang banyak berjamuran di pinggir laut kawasan Puakang di sore hari ke Pasar Puan Maimun. Keberadaan pedagang disana diduga telah merusak estetika Kota Tanjungbalai. Dan, juga memacetkan arus lalulintas disana. "Pasar di pinggir laut Puakang sedang dilakukan perencanaan dan sosialisasi untuk direlokasi ke Pasar Puan Maimun. Mereka kan masyarakat Karimun juga, yang punya usaha, ini akan disosialisasikan, agar ke depan mereka yang punya meja tempat berjualan di Pasar Puan Maimun untuk kembali kesana," ungkap Bupati Karimun Aunur Rafiq di Tanjungbalai Karimun, Selasa (4/10).
Kata Rafiq, keberadaan pedagang itu memang mengganggu aktivitas, kemacetan dan tidak sesuai dengan tata ruang Kabupaten Karimun. Orang yang berusaha harus dihormati dan dihargai. Namun, mereka juga harus menaati aturan yang ada di Kabupaten Karimun. Terlebih dalam rangka penataan kota.
"Jelas itu tidak dibenarkan. Namun, karena menyangkut ekonomi kerakyatan, maka tidak boleh langsung menggusur-gusur begitu saja. Tentu diperlukan juga sosialisasi, pendekatan, pemahaman, sehingga mereka paham juga. Perlahan-lahan tim akan turun melakukan sosialisasi kepada pedagang itu," jelas Rafiq.
Tim sosialisasi itu, kata Rafiq, nantinya juga akan melibatkan seluruh unsur terkait di Pemkab Karimun, mulai dari Bagian Perekonomian hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Tim akan turun ke lokasi dengan melakukan pendekatan persuasif kepada pedagang kalau keberadaan mereka telah melanggar aturan tata ruang.
Memang, sejak beberapa dekade ini, kawasan pinggir laut Puakang, Kelurahan Seilakam Timur dipenuhi oleh berbagai jenis barang dagangan. Secara perlahan-lahan, mereka tumbuh bak jamur di musim penghujan. Awalnya, hanya segelintir warga yang tinggal di kawasan itu menjual ikan hasil tangkapan. Namun, sekarang malah dipenuhi pedagang ayam dan sayur mayur.
Mereka mulai menggelar dagangan sejak siang hingga sore hari. Keberadaan pedagang itu memberi keuntungan kepada warga Karimun. Bagi warga yang tidak sempat berbelanja kebutuhan dapur di Pasar Puan Maimun pada pagi hari, maka bisa mencari kebutuhan dapur mereka di kawasan itu.
"Tadi pagi saya tak sempat belanja di pasar (Puan Maimun), karena ngantar anak ada kegiatan lomba di tempat ngajinya. Makanya, saya belanja disini. Ikan yang dijual disini baru-baru sih, harganya pun sama dengan yang dijual di pasar. Begitu juga sayur mayurnya juga masih baru," kata Ani, warga Tanjungbalai Karimun. (tambunan)
Kata Rafiq, keberadaan pedagang itu memang mengganggu aktivitas, kemacetan dan tidak sesuai dengan tata ruang Kabupaten Karimun. Orang yang berusaha harus dihormati dan dihargai. Namun, mereka juga harus menaati aturan yang ada di Kabupaten Karimun. Terlebih dalam rangka penataan kota.
"Jelas itu tidak dibenarkan. Namun, karena menyangkut ekonomi kerakyatan, maka tidak boleh langsung menggusur-gusur begitu saja. Tentu diperlukan juga sosialisasi, pendekatan, pemahaman, sehingga mereka paham juga. Perlahan-lahan tim akan turun melakukan sosialisasi kepada pedagang itu," jelas Rafiq.
Tim sosialisasi itu, kata Rafiq, nantinya juga akan melibatkan seluruh unsur terkait di Pemkab Karimun, mulai dari Bagian Perekonomian hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Tim akan turun ke lokasi dengan melakukan pendekatan persuasif kepada pedagang kalau keberadaan mereka telah melanggar aturan tata ruang.
Memang, sejak beberapa dekade ini, kawasan pinggir laut Puakang, Kelurahan Seilakam Timur dipenuhi oleh berbagai jenis barang dagangan. Secara perlahan-lahan, mereka tumbuh bak jamur di musim penghujan. Awalnya, hanya segelintir warga yang tinggal di kawasan itu menjual ikan hasil tangkapan. Namun, sekarang malah dipenuhi pedagang ayam dan sayur mayur.
Mereka mulai menggelar dagangan sejak siang hingga sore hari. Keberadaan pedagang itu memberi keuntungan kepada warga Karimun. Bagi warga yang tidak sempat berbelanja kebutuhan dapur di Pasar Puan Maimun pada pagi hari, maka bisa mencari kebutuhan dapur mereka di kawasan itu.
"Tadi pagi saya tak sempat belanja di pasar (Puan Maimun), karena ngantar anak ada kegiatan lomba di tempat ngajinya. Makanya, saya belanja disini. Ikan yang dijual disini baru-baru sih, harganya pun sama dengan yang dijual di pasar. Begitu juga sayur mayurnya juga masih baru," kata Ani, warga Tanjungbalai Karimun. (tambunan)