Karimun (Beritaintermezo.com)-Kelompok Tani Setia Jaya Desa Teluk Radang, Kecamatan Kundur Utara berhasil melakukan panen padi perdana dengan areal sawah sekitar 1 hektar dari 16 hektar yang sudah disiapkan. Padi tersebut ditanam secara swadaya serentak oleh kelompok tani setempat pada 22 Oktober 2016 lalu.
Asisten III Setdakab Karimun Hurnaini bersama Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Karimun Muhammad Affan turut bergembira bersama petani melakukan panen padi perdana di Desa Teluk Radang, Senin (23/1). Para pejabat teras di Pemkab Karimun secara bersama-sama turun ke sawah memanen padi.
"Padi yang kita panen saat ini ditanam secara swadaya oleh kelompok tani di daerah ini. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa yang dilakukan oleh petani. Masyarakat petani tak usah khawatir, Pemkab Karimun dan pemerintah pusat memberikan perhatian penuh kepada para petani disini," ungkap Hurnaini.
Menurut dia, pada tahun anggaran 2017 ini, pemerintah pusat melalui Dinas Pekerjaan Umum telah menyiapkan anggaran sebesar Rp4,6 miliar untuk membangun bendungan di lahan pertanian. Bendungan itu nantinya untuk menyuplai kebutuhan air di sawah sehingga bisa meningkatkan hasil panen petani.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Pemkab Karimun, Muhammad Affan dalam kesempatan itu mangatakan, panen padi perdana tersebut murni swadaya dari Kelompok Tani Setia Jaya. Dia juga berharap, agar para petani bertanam padi secara swadaya tanpa harus selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah.
"Meski penanaman padi ini dilakukan secara swadaya. Namun, pemerintah tetap akan terus memperhatikan para petani. Sampaikan saja semua permasalahan yang dialami kepada pemerintah daerah. Nanti, akan dicarikan solusi terbaik bagi para petani disini. Pemkab Karimun akan membantu bibit pada 2017 ini," kata Affan.
Selain itu, kata dia, Dinas Pekerjaan Umum juga akan membangun lima buah sumur di 5 lokasi. Masing-masing kelompok tani akan memiliki saty sumur. Pembuatan sumur tersebut nantinya akan dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Sumur itu nantinya, akan berfungsi ketika musim kemarau melanda daerah itu.
"Jika pertanian itu nantinya dikelola dengan baik, maka tidak mungkin persawahan ini akan menjadi objek wisata maritim di Karimun. Selain itu, petani juga akan mengembangkan usaha sampingan berupa peternakan. Ke depan akan ada investor yang ingin berusaha membuat pakan ternak di lahan tani ini," terangnya.
Sementara, Ketua Kelompok Tani Setia Jaya M Nasir berujar, pihaknya telah banyak menerima bantuan dari Pemkab Karimun, Pemprov Kepri sampai Pemerintah Pusat. Kata dia, padi yang dipanen perdana tersebut ditanam secara swadaya dan serentak pada 22 oktober 2016 dengan luas 12 hektar.
"Kami juga akan menanam jagung seluas 25 hektar secara swadaya pada Maret-April 2017. Kemudian menanam padi 30 hektar swadaya di Agustus-september 2017 secara swadaya. Sebanyak 125 hektar akan dikelola secara bersama-sama oleh 5 kelompok tani. Kami minta doa dan dukungan dari Pemkab Karimun terhadap rencana tersebut," ujarnya.
Pihaknya menyebut, ada beberapa kendala yang dihadapi saat ini, diantaranya tanggul di sawah yang rusak sehingga ada tanaman terkena air asin. Kemudian, petani juga tidak memiliki peralatan untuk menggarap sawah, hentraktor dan mini traktor. Alat tersebut nantinya akan dapat menyelesaikan kendala para petani. (hk/tambunan)
Asisten III Setdakab Karimun Hurnaini bersama Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Karimun Muhammad Affan turut bergembira bersama petani melakukan panen padi perdana di Desa Teluk Radang, Senin (23/1). Para pejabat teras di Pemkab Karimun secara bersama-sama turun ke sawah memanen padi.
"Padi yang kita panen saat ini ditanam secara swadaya oleh kelompok tani di daerah ini. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa yang dilakukan oleh petani. Masyarakat petani tak usah khawatir, Pemkab Karimun dan pemerintah pusat memberikan perhatian penuh kepada para petani disini," ungkap Hurnaini.
Menurut dia, pada tahun anggaran 2017 ini, pemerintah pusat melalui Dinas Pekerjaan Umum telah menyiapkan anggaran sebesar Rp4,6 miliar untuk membangun bendungan di lahan pertanian. Bendungan itu nantinya untuk menyuplai kebutuhan air di sawah sehingga bisa meningkatkan hasil panen petani.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Pemkab Karimun, Muhammad Affan dalam kesempatan itu mangatakan, panen padi perdana tersebut murni swadaya dari Kelompok Tani Setia Jaya. Dia juga berharap, agar para petani bertanam padi secara swadaya tanpa harus selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah.
"Meski penanaman padi ini dilakukan secara swadaya. Namun, pemerintah tetap akan terus memperhatikan para petani. Sampaikan saja semua permasalahan yang dialami kepada pemerintah daerah. Nanti, akan dicarikan solusi terbaik bagi para petani disini. Pemkab Karimun akan membantu bibit pada 2017 ini," kata Affan.
Selain itu, kata dia, Dinas Pekerjaan Umum juga akan membangun lima buah sumur di 5 lokasi. Masing-masing kelompok tani akan memiliki saty sumur. Pembuatan sumur tersebut nantinya akan dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Sumur itu nantinya, akan berfungsi ketika musim kemarau melanda daerah itu.
"Jika pertanian itu nantinya dikelola dengan baik, maka tidak mungkin persawahan ini akan menjadi objek wisata maritim di Karimun. Selain itu, petani juga akan mengembangkan usaha sampingan berupa peternakan. Ke depan akan ada investor yang ingin berusaha membuat pakan ternak di lahan tani ini," terangnya.
Sementara, Ketua Kelompok Tani Setia Jaya M Nasir berujar, pihaknya telah banyak menerima bantuan dari Pemkab Karimun, Pemprov Kepri sampai Pemerintah Pusat. Kata dia, padi yang dipanen perdana tersebut ditanam secara swadaya dan serentak pada 22 oktober 2016 dengan luas 12 hektar.
"Kami juga akan menanam jagung seluas 25 hektar secara swadaya pada Maret-April 2017. Kemudian menanam padi 30 hektar swadaya di Agustus-september 2017 secara swadaya. Sebanyak 125 hektar akan dikelola secara bersama-sama oleh 5 kelompok tani. Kami minta doa dan dukungan dari Pemkab Karimun terhadap rencana tersebut," ujarnya.
Pihaknya menyebut, ada beberapa kendala yang dihadapi saat ini, diantaranya tanggul di sawah yang rusak sehingga ada tanaman terkena air asin. Kemudian, petani juga tidak memiliki peralatan untuk menggarap sawah, hentraktor dan mini traktor. Alat tersebut nantinya akan dapat menyelesaikan kendala para petani. (hk/tambunan)