JAKARTA (Beritaintermezo.com)-Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan keberhasilan mendayagunakan Revolusi Industri 4.0 akan menempatkan Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030.
Karena itu, road map ‘Making Indonesia 4.0’ sebagai strategi Indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus dijalankan sungguh-sungguh dan konsisten.
"Jika kita konsisten menjalankan road map ‘Making Indonesia 4.0’, maka masa depan bangsa kita akan jauh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi bisa melesat dari 5% ke 6-7%, akan terbuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan baru dan 25 persen lebih kontribusi manufaktur terhadap PDB,†tegas Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (7/5/2018).
Sehingga politisi Golkar itu optimis di tahun 2030 Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia. Hal itu karena Revolusi Industri 4.0 merupakan keniscayaan.
“Suka tidak suka, bangsa Indonesia sudah berada didalamnya. Sebagai dampak dari kemajuan teknologi informasi, khususnya digitalisasi dan robotisasi, Revolusi Industri akan terus mengubah berbagai kebiasaan orang-orang dalam menjalani kehidupannya,†ujarnya.
Bamsoet mengatakan itu pada acara diskusi Nasional Revolusi Industri 4.0 "Tantangan Masa Depan Pekerja" yang diselenggarakan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI).
Hadir antara lain, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, mantan Menteri Tenaga Kerja Bomer Pasaribu, Dirjen Binapenta Kemenaker Maruli Arul Hasoloan serta Peneliti UGM Eric Hiariej dan lain-lain.
Menurut Bamsoet , siapa yang menyangka, kini Indonesia bisa membeli kebutuhan rumah tangga dan lainnya hanya melalui belanja online, smart phone.
“Di dunia industri, kita bisa melihat gencarnya otomotif beralih dari bahan bakar minyak ke listrik. Di dunia finansial, transaksi keuangan semakin mudah dilakukan melalui berbagai fasilitas metode pembayaran. Dunia menjadi dalam genggaman," pungkasnya.(Bir)
Karena itu, road map ‘Making Indonesia 4.0’ sebagai strategi Indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus dijalankan sungguh-sungguh dan konsisten.
"Jika kita konsisten menjalankan road map ‘Making Indonesia 4.0’, maka masa depan bangsa kita akan jauh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi bisa melesat dari 5% ke 6-7%, akan terbuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan baru dan 25 persen lebih kontribusi manufaktur terhadap PDB,†tegas Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (7/5/2018).
Sehingga politisi Golkar itu optimis di tahun 2030 Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia. Hal itu karena Revolusi Industri 4.0 merupakan keniscayaan.
“Suka tidak suka, bangsa Indonesia sudah berada didalamnya. Sebagai dampak dari kemajuan teknologi informasi, khususnya digitalisasi dan robotisasi, Revolusi Industri akan terus mengubah berbagai kebiasaan orang-orang dalam menjalani kehidupannya,†ujarnya.
Bamsoet mengatakan itu pada acara diskusi Nasional Revolusi Industri 4.0 "Tantangan Masa Depan Pekerja" yang diselenggarakan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI).
Hadir antara lain, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, mantan Menteri Tenaga Kerja Bomer Pasaribu, Dirjen Binapenta Kemenaker Maruli Arul Hasoloan serta Peneliti UGM Eric Hiariej dan lain-lain.
Menurut Bamsoet , siapa yang menyangka, kini Indonesia bisa membeli kebutuhan rumah tangga dan lainnya hanya melalui belanja online, smart phone.
“Di dunia industri, kita bisa melihat gencarnya otomotif beralih dari bahan bakar minyak ke listrik. Di dunia finansial, transaksi keuangan semakin mudah dilakukan melalui berbagai fasilitas metode pembayaran. Dunia menjadi dalam genggaman," pungkasnya.(Bir)