www.beritaintermezo.com
21:46 WIB - Plt Bupati Rohil Ajak Tanggulangi Banjir Demi Kemanusiaan | 21:05 WIB - Siswa Pangkalan Kerinci Antusias Ikuti Edukasi Hulu Migas bersama EMP Bentu | 21:02 WIB - Kamis Pekan Depan, Musprov I SMSI Riau dan Diskusi Panel Digelar | 20:59 WIB - Imigrasi Pekanbaru Jalin Kerjasama Dengan PT Pos Indonesia Antar Parpor Langsung ke Rumah | 20:31 WIB - Hijaukan Bumi, PHR Ajak Siswa Ciptakan Ruang Hijau Dengan Penanaman Pohon | 20:26 WIB - Dua Pekerja SKK Migas Mendapat Anugerah Satyalencana Wira Karya dari Presiden RI
 
Oleh : Birma Siahaan
Gubernur Baru, Semraut Baru?
Rabu, 08-11-2017 - 11:35:04 WIB

Terbersit harapan baru pada pemerintahan baru gubernur baru DKI Jakarta pasangan Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno. Betapa tidak, dari hampir 300 janji kampanye tersirat gambaran dan cita cita bahwa Jakarta akan bertambah hebat.
Tetapi apa yang terjadi, dari pidatonya saja selesai dilantik tanggal 16 Oktober lalu sudah mengundang rasa sebal karena mengorek ngorek sentimen lama antara Pribumi dan Nonpribumi.

Dia bercerita sejarah jaman Belanda bahwa pribumi dipinggirkan maka dalam pemerintahannya katanya tiba saatnya pribumi disejahterakan.

Sontak pernyataannya itu mengundang reaksi dari Zitizen kalangan cendekiawan yang menilai pernyataan gubernur itu tidak pantas karena memantik sentimen ketidak harmonisan antara pri dan non pribumi.

Walau Anies segera membantah kesimpulan itu tetapi raportnya mulai merah, karena tidak lama berselang  menutup hotel Alexis yang selama ini ditudingnya berpraktek prostitusi. Penutupan tanpa memberi pembelaan dari pemilik untuk disandingkan  dengan penyelidikan, keputusan mendadak itu tidak sejalan dengan citra pembelaan pribumi yang banyak menggantungkan hidup di badan usaha itu.

Kemudian tiba masalah reklamasi yang selama ini janji kampanye menolak sesuai keinginan para nelayan, dengan konsekwen memang menolak reklamasi tanpa pertimbangan ijin gubernur sebelumnya sudah ada sehingga sudah ada tiga pulau yang terbentuk yaitu pulau C,D dan G.

Sikap itu dinilai berbagai pihak tidak bijaksana karena pemerintahan tidak sepotong sepotong tetapi keberlanjutan dari pejabat yang silih berganti. Selain itu bukankah membuat ketiga pulau itu memakai dana yang tidak sedikit.

Kesemrautan pemerintahan gubernur baru muncul dengan makin membludaknya pedagang di jalan Tn Abang setelah bersih dimasa Jokowi dan Ahok. Tapi anehnya Anies menyalahkan perjalan kaki membuat jalan macet. Kemudian motor yang sebelumnya dilarang masuk jalan Thamrin kini dibuka lagi. Di jakarta semua jalan protokol sudah bebas masuk apapun.

Kemacetan Jakarta dan banjir juga tidak jelas konsep penanganannya. Macet kata Anies karena proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan tidak memiliki Amdal Lalulintas. Jalan segitunya mau diapain tidak jelas.

Pembangunan tanggul pantai utara gagasan Ahok juga sudah terbengkalai karena kampung akuarium yang dibebaskan berdarah darah untuk memuluskan proyek dan akan dijadikan area wisata sudah pupus karena penghuni liar sudah pada kembali mendirikan gubug2  liar.

Harapan baru yang diharapkan dari pasangan Anies Baswedan -Sandiaga Uno malah ketidak jelasan konsep dan visi gubernur bahkan omongannya membuat bingung. Pantas ada nasihat orang tua mengatakan Mulutmu Harimaumu. Setiap perkataan yang tidak matang bagai harimau akan menerkammu, membuatmu celaka.

Buktinya kini sudah mulai muncul aksi jalanan minta Anis- Uno turun dari jabatannya. Quovadis Gubernur baru. ( Intermezo/ Birma Siahaan).




 
OPINI
Suhardiman Amby, Bank Riaukepri dan Komisi III
Opini
Harga Pertalite dan Hati Nurani Dewan
Oleh : Birma Siahaan
Gubernur Baru, Semraut Baru?
 
Foto Lepas | Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
Siak | Inhu | Rohil | Kepri | DPRD Rohil
Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
© 2016 PT. INTERMEZO PUTRA SAMPURNA PERS, All Rights Reserved
handbags replicawatches replica