Razia Tempat Hiburan, POM Jaring 5 WNA dan 4 Orang Diduga Oknum Aparat

Minggu, 10 Januari 2016 | 09:27:52 WIB
Petugas saat memeriksa penggunjung hiburan

Pekanbaru (Beritaintermezo.com) - Detasemen Polisi Militer (POM) AD, AU serta Propam Polda Riau dan Provost Polresta Pekanbaru, menggelar razia, Minggu (10/1/2016) dinihari. Sasarannya beberapa tempat hiburan malam yang disinyalir terdapat anggota TNI dan polisi.

Razia ini menyasar di tujuh lokasi hiburan, diantaranya SC Hotel di Jalan Siak II, Permata di Jalan Khadijah Ali, Score di Jalan Tengku Zainal Abidin, Alfa Singer di Jalan Harapan Raya, Arena Jalan Nangka, Starcity Jalan Jenderal Sudirman, dan CE7 di Jalan Cempaka.

Pantauan wartawan, razia tersebut dimulai sekitar pukul 00.00 WIB. Mayoritas para pengunjung hiburan malam ini didominasi oleh wanita-wanita dan pria berumur 30an ke atas. Mereka yang sedang asyik diiringi dentuman musik seketika kaget saat melihat kedatangan anggota berseragam.

Satu persatu ruangan karaoke disisir petugas. Tak ada yang luput diperiksa identitasnya. Sasaran razia ini, untuk mencari adanya anggota TNI maupun polisi yang masuk ke tempat hiburan malam. Menurut hitungan, ada tiga orang diduga oknum aparat yang kedapatan nongkrong di lokasi hiburan.

Satu orang diamankan dari Score dan satu orang lagi dari Alfa Singer, namun dia dibawa petugas untuk memastikan identitasnya, serta satu orang lagi merupakan anggota polisi yang mengaku berdinas di Satuan Brimobda Polda Riau. Dia didapati petugas sedang berkaraoke ria di Starcity.

Terakhir, satu anggota polisi yang mengaku berdinas di Kepolisian Resor (Polres) Rohul. Yang bersangkutan kedapatan masuk ke tempat hiburan malam di CE7 Jalan Cempaka, Pekanbaru-Riau. Kesemuanya diamankan oleh pihak kesatuan masing-masing, baik TNI maupun Polri.

Selain dua orang itu, razia kali ini juga menjaring lima orang diduga warga negara asing asal Cina. Mereka diangkut saat 'bermain' di Diskotik Permata. Bahkan mereka tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sehingga petugas menggunakan penerjemah.

Lima WNA tersebut informasinya langsung dibawa ke Mapolresta Pekanbaru untuk diproses, karena saat razia tak satupun dari mereka yang membawa identitas seperti paspor atau lainnya. Tampak mereka kebingungan, ditambah lagi sulit untuk berkomunikasi.(gr/bic)

Terkini