Pekanbaru (Beritaintermezo.com) - Belum lama setelah dikukuhkan, Tim Saber (sapu bersih) Pungli (pungutan liar) Polresta Pekanbaru, telah menunjukkan kinerjanya. Setelah melakukan tangkap tangan terhadap 3 oknum PNS Pemko Pekanbaru yang berani melakukan pungli.
Ketiganya berinisial F, R, dan Ro adalah PNS yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru Riau. Mereka disikat, lantaran tertangkap tangan melakukan pungutan liar terhadap pembuatan E-KTP.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Aryanto membenarkan adanya OTT (operasi tangkap tangan) tersebut.
"Pelaku sudah diamanakan, guna dimintai keterangan," kata Bimo kepada wartawan melalui telepon gengamnya, Rabu (25/01/2017).
Dari hasil OTT itu, Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Yakni, uang tunai senilai Rp 2 juta dan fotocopy kartu keluarga.
"Uang sebesar Rp.2 juta dan fotocopy kartu keluarga," tukasnya.
Menurut Bimo, saat ini pihaknya sedang mendalami kasus OTT, yang mencoreng reputasi ditubuh kepemimpinan, Baharudin.
Selain itu, pihaknya juga belum dapat memastikan keterlibatan oknum lainnya, pasca adanya OTT tersebut.
"Sementara masih pengembangan dan pemeriksaan ada keterlibatan oknum lain atau tidak," ungkapnya. (jin)
Ketiganya berinisial F, R, dan Ro adalah PNS yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pekanbaru Riau. Mereka disikat, lantaran tertangkap tangan melakukan pungutan liar terhadap pembuatan E-KTP.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Aryanto membenarkan adanya OTT (operasi tangkap tangan) tersebut.
"Pelaku sudah diamanakan, guna dimintai keterangan," kata Bimo kepada wartawan melalui telepon gengamnya, Rabu (25/01/2017).
Dari hasil OTT itu, Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Yakni, uang tunai senilai Rp 2 juta dan fotocopy kartu keluarga.
"Uang sebesar Rp.2 juta dan fotocopy kartu keluarga," tukasnya.
Menurut Bimo, saat ini pihaknya sedang mendalami kasus OTT, yang mencoreng reputasi ditubuh kepemimpinan, Baharudin.
Selain itu, pihaknya juga belum dapat memastikan keterlibatan oknum lainnya, pasca adanya OTT tersebut.
"Sementara masih pengembangan dan pemeriksaan ada keterlibatan oknum lain atau tidak," ungkapnya. (jin)