Siak (Beritaintermezo.com) - Sebagai satu-satunya daerah yang menerima penghargaan pangan di Provinsi Riau dari Presiden Jokowi akhir tahun 2014 lalu, Kabupaten Siak terus berupaya mendukung program pemerintah guna mewujudkan Indonesia sebagai negara swasembada pangan di tahun 2018 mendatang.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Siak, Hj Robiati mengaku optimis, dengan luas lahan pertanian saat ini mencapai 4.675 hektare, Siak mampu produksi beras di atas 40 ribu ton setiap tahunnya.
"Tentu target itu harus didukung berbagai faktor, termasuk kondisi iklim yang normal. Kalau elnino tak ada dan karhutla tak ada tahun 2016 ini, saya optimis target 40 ribu ton per tahun itu bisa tercapai. Secara teknis, kita terus berupaya meningkatkan produktifitas padi, dari 4,5 ton menjadi 5,5 ton per hektare hingga tahun 2018-2019 mendatang," kata Robiati usai menggelar rapat koordinasi dengan UPTD, PPTK dan semua Kepala Bidang (Kabid) di ruang kerjanya, Rabu (6/1/2016).
Dari 14 kecamatan di Siak, lanjut wanita berhijab itu, lahan pertanian hanya tersebar di 6 kecamatan, diantaranya Bungaraya, Sabak Auh, Sungai Apit, Pusako, Sungai Mandau dan Kandis. Agar target 40 ribu ton produksi padi bisa tercapai, Robiati mengaku sudah melaksanakan langkah-langkah strategis dengan memperbaiki teknis budidaya, nilai pengairan, jarak tanam, pengawalan terhadap pupuk, benih dan hama penyakit.
"Kita juga sudah melaksanakan peningkatan indek penanaman (IP, red), dari satu menjadi dua kali per tahun. Kemudian juga terus berupaya menambah luas area cetak sawah baru," jelasnya.
Terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketersedian air, lanjut Robiati, tahun 2015 lalu, Pemkab Siak melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan sudah membangun sistem irigasi di Desa Olak Kecamatan Sabak Auh, sehingga persoalan air bisa diatasi di daerah tersebut.
"Sehebat apapun teknologi yang kita miliki, mustahil target produksi padi ini bisa dicapai kalau tak didukung ketersedian air. Dengan dibangunnya irigasi di Sabak Auh, kita optimis target produktifitas di sana bisa tercapai," jelasnya.
Sementara, produksi padi sepanjang tahun 2015 lalu, lanjut Robiati, hingga bulan Agustus sudah mencapai 23 ribu ton. Hitungan itu baru hasil dari produksi satu kali tanam, sedangkan hasil tanam kedua masih dalam proses penghitungan.
"Kalau hasil secara keseluruhan hingga bulan Desember masih menunggu musim tanam kedua. Akibat gangguan iklim sepanjang tahun 2015,sehingga musim tanam kedua tertunda. Tapi kita optimis, capaian produksi padi tahun 2015 itu bisa melebihi 40 ribu ton," pungkasnya.(int)
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Siak, Hj Robiati mengaku optimis, dengan luas lahan pertanian saat ini mencapai 4.675 hektare, Siak mampu produksi beras di atas 40 ribu ton setiap tahunnya.
"Tentu target itu harus didukung berbagai faktor, termasuk kondisi iklim yang normal. Kalau elnino tak ada dan karhutla tak ada tahun 2016 ini, saya optimis target 40 ribu ton per tahun itu bisa tercapai. Secara teknis, kita terus berupaya meningkatkan produktifitas padi, dari 4,5 ton menjadi 5,5 ton per hektare hingga tahun 2018-2019 mendatang," kata Robiati usai menggelar rapat koordinasi dengan UPTD, PPTK dan semua Kepala Bidang (Kabid) di ruang kerjanya, Rabu (6/1/2016).
Dari 14 kecamatan di Siak, lanjut wanita berhijab itu, lahan pertanian hanya tersebar di 6 kecamatan, diantaranya Bungaraya, Sabak Auh, Sungai Apit, Pusako, Sungai Mandau dan Kandis. Agar target 40 ribu ton produksi padi bisa tercapai, Robiati mengaku sudah melaksanakan langkah-langkah strategis dengan memperbaiki teknis budidaya, nilai pengairan, jarak tanam, pengawalan terhadap pupuk, benih dan hama penyakit.
"Kita juga sudah melaksanakan peningkatan indek penanaman (IP, red), dari satu menjadi dua kali per tahun. Kemudian juga terus berupaya menambah luas area cetak sawah baru," jelasnya.
Terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketersedian air, lanjut Robiati, tahun 2015 lalu, Pemkab Siak melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan sudah membangun sistem irigasi di Desa Olak Kecamatan Sabak Auh, sehingga persoalan air bisa diatasi di daerah tersebut.
"Sehebat apapun teknologi yang kita miliki, mustahil target produksi padi ini bisa dicapai kalau tak didukung ketersedian air. Dengan dibangunnya irigasi di Sabak Auh, kita optimis target produktifitas di sana bisa tercapai," jelasnya.
Sementara, produksi padi sepanjang tahun 2015 lalu, lanjut Robiati, hingga bulan Agustus sudah mencapai 23 ribu ton. Hitungan itu baru hasil dari produksi satu kali tanam, sedangkan hasil tanam kedua masih dalam proses penghitungan.
"Kalau hasil secara keseluruhan hingga bulan Desember masih menunggu musim tanam kedua. Akibat gangguan iklim sepanjang tahun 2015,sehingga musim tanam kedua tertunda. Tapi kita optimis, capaian produksi padi tahun 2015 itu bisa melebihi 40 ribu ton," pungkasnya.(int)