Dewan Rohil Dorong Masyarakat Jadikan Kotoran Sapi Sumber Peningkatan Ekonomi

Kamis, 12 Mei 2016 | 06:42:12 WIB

BAGANSIAPIAPI (Beritaintermezo.com) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Hendra mengapresiasi adanya keinginan kelompok tani dari Kepenghuluan Karya Mulyo Sari, Kecamatan Pekaitan yang ingin mengelola kotoran sapi atau lembu sebagai salah satu sumber peningkatan ekonomi.

Keinginan masyarakat untuk mengembangkan kotoran sapi sebagai pupuk akan diterapkan di Rohil dengan cara meniru masyarakat yang ada dipropinsi Bali.

"kita akan coba kembangkan kotoran sapi sebagai pupuk. Dimana Pengembangan tahap awal akan dilakukan bersama kelompok tani kepenghuluan Karya mulyo Sari dalam waktu dekat ini, "kata anggota DPRD Rohil, Hendra ST, Rabu (11/5) diruang kerjanya.

Ia menjelaskan, 40 ekor sapi katanya bisa menghasilkan 200 ton pupuk perbulannya. Sedangkan air seni sapi juga bisa dijual Rp4 ribu perliternya. Jika diperhitungkan, nilai jual kotoran lebih menguntungkan dari pada menjual daging sapi. Kalau di Rohil ini diterapkan sangat cocok sekali. Sebab, sumber makanannya tidak terbatas, dan ini sangat potensial dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Nah, dari sini kita akan mencoba bersama masyarakat tani dengan memanfaatkan kotoran dan air seni sapi untuk di olah menjadi pupuk. Namun, pemerintah juga dituntut untuk bisa menjamin hal ini sampai usaha pupuk benar-benar berhasil, "ungkap Politis partai Gerindra Rohil itu.

Dirinya juga menegaskan agar Pemerintah Kabupaten Rohil melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (distanak) dapat memfasilitasinya Supaya bantuan sapi atau lembu yang diberikan tiap tahunnya kepada masyarakat tidak di jual begitu saja. "berdasarkan hasil reses yang dilakukan pada 27 April kemarin ada sekitar 30 ekor bantuan sapi yang diberikan Pemkab Rohil kepada masyarakat. Namun, kotorannya tidak dimanfaatkan sebagai penghasilan tambahan.

Anggota Dewan berambut gondrong itu menyarankan agar dinas terkait bisa mencontoh peternakan yang ada di Bali. Dimana katanya masyarakat Bali tidak lagi menjual sapi begitu saja. Akan tetapi, masyarakat disana lebih memilih menjual kotoran dan air seni sapi karena nilai ekonomisnya lebih tinggi, "pungkasnya. (zal)

Terkini