BAGANSIAPIAPI (Beritaintermezo.com) - Mantan Ketua DPD II Partai Golongan Karya (Golkar) Rokan Hilir (Rohil), H Nasruddin Hasan SE sebut Ketua DPD I Partai Golkar, Ir Aryadjuliandi Rachman MBA gagal faham melantik H Fuad Ahmad dan pengurus lainnya baru-baru ini.
"Menurut saya ini ada yang gagal faham, Gagal faham tentang satu kegiatan politik, Setiap kegiatan politik ada ekses politik, Jadi ketua DPD I Provinsi Riau gagal faham tentang DPD II kabupaten rokan hilir ," Kata Nasruddin, Selasa (12/2) kepada Puluhan Wartawan, Di Bagansiapiapi.
Ketua DPRD Rohil ini juga menjelaskan bahwa pidato Ketua DPD I Riau sangat berseberangan dengan apa yang terjadi saat ini. "Dia pidato mengajak caleg-caleg bersama, Apanya yang bersama, Sebelum pemilu sudah dihabisi, Jadi ketua DPD I itu sudah gagal faham," Ungkapnya.
Ia juga menyesali, Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Rokan Hilir digelar sebelum pemilu, Seharusnya setelah pemilu. "Seharusnya ditunda dulu, jangan dekat pemilu seperti sekarang, Karena kalau dekat pemilu ada yang merasa kurang enak dan nyaman," Kesalnya.
Parahnya lagi lanjut Ketua DPRD Rokan Hilir dua priode ini, Setelah gagal menuju kursi Gubernur Riau pada Pilkada lalu, Andi rahman disebut mencari kambing hitam atas kegagalannya. "Kalah sebagai calon gubernur, Harus ada yang disalahkan, Yaitu ketua DPD II Rokan Hilir, Ini yang saya sebut gagal faham," Ucapnya.
Ini menambahkan, Syarat menjadi ketua DPD II harus S1 kemudian menjadi pengurus lima tahun. Nasruddin menegaskan, H Fuad Ahmad menjadi pengurus DPD I Golkar Riau atas rekomendasinya. Kemudian sambung Pria yang biasa dipanggil Inas ini Ketua Harian satu (1) yang dijabat oleh Agus Salim SP yang baru bergabung 3 bulan lalu belum pernah duduk dipengurusan, Namun bisa masuk di pengurus Inti.
"Sementara H Jasmadi alias Ijas Kori (Sekretaris DPD II Golkar Rohil yang baru dilantik) berkasnya ada sama saya, Dia pernah mundur juga. Nah ini yang saya sebut gagal faham ini, Gagal faham dalam organisasi, Gagal faham dalam Musda dan gagal faham waktunya," Beber Inas.
Rekan-rekan difraksi kata Inas juga Merasa kurang nyaman. Dirinya sendiri saat pelantikan tidak diundang oleh pengurus baru. "Demi allah saya tidak diundang, Coba tanya dengan pengurus, Sama siapa mengantar undangan, Dimana diantarnya, siapa menerima undangannya. Apakah begitu memperlakukan orang partai," Kesalnya. (zal)
"Menurut saya ini ada yang gagal faham, Gagal faham tentang satu kegiatan politik, Setiap kegiatan politik ada ekses politik, Jadi ketua DPD I Provinsi Riau gagal faham tentang DPD II kabupaten rokan hilir ," Kata Nasruddin, Selasa (12/2) kepada Puluhan Wartawan, Di Bagansiapiapi.
Ketua DPRD Rohil ini juga menjelaskan bahwa pidato Ketua DPD I Riau sangat berseberangan dengan apa yang terjadi saat ini. "Dia pidato mengajak caleg-caleg bersama, Apanya yang bersama, Sebelum pemilu sudah dihabisi, Jadi ketua DPD I itu sudah gagal faham," Ungkapnya.
Ia juga menyesali, Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Rokan Hilir digelar sebelum pemilu, Seharusnya setelah pemilu. "Seharusnya ditunda dulu, jangan dekat pemilu seperti sekarang, Karena kalau dekat pemilu ada yang merasa kurang enak dan nyaman," Kesalnya.
Parahnya lagi lanjut Ketua DPRD Rokan Hilir dua priode ini, Setelah gagal menuju kursi Gubernur Riau pada Pilkada lalu, Andi rahman disebut mencari kambing hitam atas kegagalannya. "Kalah sebagai calon gubernur, Harus ada yang disalahkan, Yaitu ketua DPD II Rokan Hilir, Ini yang saya sebut gagal faham," Ucapnya.
Ini menambahkan, Syarat menjadi ketua DPD II harus S1 kemudian menjadi pengurus lima tahun. Nasruddin menegaskan, H Fuad Ahmad menjadi pengurus DPD I Golkar Riau atas rekomendasinya. Kemudian sambung Pria yang biasa dipanggil Inas ini Ketua Harian satu (1) yang dijabat oleh Agus Salim SP yang baru bergabung 3 bulan lalu belum pernah duduk dipengurusan, Namun bisa masuk di pengurus Inti.
"Sementara H Jasmadi alias Ijas Kori (Sekretaris DPD II Golkar Rohil yang baru dilantik) berkasnya ada sama saya, Dia pernah mundur juga. Nah ini yang saya sebut gagal faham ini, Gagal faham dalam organisasi, Gagal faham dalam Musda dan gagal faham waktunya," Beber Inas.
Rekan-rekan difraksi kata Inas juga Merasa kurang nyaman. Dirinya sendiri saat pelantikan tidak diundang oleh pengurus baru. "Demi allah saya tidak diundang, Coba tanya dengan pengurus, Sama siapa mengantar undangan, Dimana diantarnya, siapa menerima undangannya. Apakah begitu memperlakukan orang partai," Kesalnya. (zal)