Meranti (Beritaintermezo.com) - Beberapa pihak melaksanakan rapat koordinasi menyambut Imlek 2567 di Kepulauan Meranti, Riau. Dalam rapat, disepakatilah bahwa batas akhir main petasan pada pukul 00.00 WIB. Namun, jadwal itu bertentangan dengan ritual yang dijalani warga Tionghoa.
Pantauan wartawan di Ruang Rapat Melati Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Jalan Dorak Selatpanjang, Rabu (3/2/2016), rapat yang dipimpin Asisten I Setdakab Meranti Alizar dengan Kakan Kesbangpolinmas Ahmad Yani, pihak kepolisian dan beberapa pihak lain, menyepakati bahwa terakhir main petasan itu pada pukul 00.00 WIB (pukul 12 malam, red).
Hal itu ditegaskan Alizar, ketika ditemui di ruang rapat. Kata Alizar, mereka dari Pemda minta terakhir main petasan jam 12 malam. Namun, diakui Alizar juga, pihak yayasan mengatakan bahwa sembahyang (memainkan petasan, red) baru mulai pukul 00.30 WIB.
"Kita berharap supaya mereka dapat menyesuaikan jadwal bermain petasan. Kalau bisa nanti masalah petasan ini, dimainkan di vihara-vihara tertentu saja, tidak di tiap rumah," ujar Alizar.
Kemudian, terkait arak-arakan perang air, diharapkan bisa selesai sebelum salat maghrib. "Pada dasarnya pemerintah sangat mendukung hal ini, kita tidak menghalang mereka untuk perang air, namun tolong mengerti juga bahwa banyak masyarakat kita akan ke masjid. Kita khawatir air itu mengenai pakaian mereka (menjadi basah, red)," kata Alizar lagi.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Sosial Umat Beragama Budha (YSUBB) Tjuan An mengatakan, tanggal 7 Februari 2016 pukul 00.00 WIB itu mereka baru memulai sembahyang tuhan, menyambut tahun baru Imlek 2567. Dimana, kata Tjuan An lagi, memainkan petasan (bunyi-bunyian, red) itu sampai pukul 05.00 WIB.
"Bunyi-bunyian itu untuk mengusir roh jahat," kata Tjuan An.
"Kita tidak jadi sampai pukul 05.00 WIB, sampai pukul 03.00 WIB saja, takut terganggu Salat Subuh," tambah Tjuan An.
Dikatakan Tjuan An, selama perayaan Imlek hanya 4 kali mereka akan memainkan petasan, yaitu tanggal 7 Februari 2016 penyambutan tahun baru Imlek 2567 atau Koh Nian, tanggal 12 Februari 2016 penyambutan HUT Dewa Cho Se Kong, Chue Goh Mih atau Imlek ke-5, tanggal 13 Februari 2016 ritual sembahyang Chue Lak atau Imlek ke-6, dan sembahyang tuhan tanggal 16 Februari 2016.(karim)
Pantauan wartawan di Ruang Rapat Melati Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Jalan Dorak Selatpanjang, Rabu (3/2/2016), rapat yang dipimpin Asisten I Setdakab Meranti Alizar dengan Kakan Kesbangpolinmas Ahmad Yani, pihak kepolisian dan beberapa pihak lain, menyepakati bahwa terakhir main petasan itu pada pukul 00.00 WIB (pukul 12 malam, red).
Hal itu ditegaskan Alizar, ketika ditemui di ruang rapat. Kata Alizar, mereka dari Pemda minta terakhir main petasan jam 12 malam. Namun, diakui Alizar juga, pihak yayasan mengatakan bahwa sembahyang (memainkan petasan, red) baru mulai pukul 00.30 WIB.
"Kita berharap supaya mereka dapat menyesuaikan jadwal bermain petasan. Kalau bisa nanti masalah petasan ini, dimainkan di vihara-vihara tertentu saja, tidak di tiap rumah," ujar Alizar.
Kemudian, terkait arak-arakan perang air, diharapkan bisa selesai sebelum salat maghrib. "Pada dasarnya pemerintah sangat mendukung hal ini, kita tidak menghalang mereka untuk perang air, namun tolong mengerti juga bahwa banyak masyarakat kita akan ke masjid. Kita khawatir air itu mengenai pakaian mereka (menjadi basah, red)," kata Alizar lagi.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Sosial Umat Beragama Budha (YSUBB) Tjuan An mengatakan, tanggal 7 Februari 2016 pukul 00.00 WIB itu mereka baru memulai sembahyang tuhan, menyambut tahun baru Imlek 2567. Dimana, kata Tjuan An lagi, memainkan petasan (bunyi-bunyian, red) itu sampai pukul 05.00 WIB.
"Bunyi-bunyian itu untuk mengusir roh jahat," kata Tjuan An.
"Kita tidak jadi sampai pukul 05.00 WIB, sampai pukul 03.00 WIB saja, takut terganggu Salat Subuh," tambah Tjuan An.
Dikatakan Tjuan An, selama perayaan Imlek hanya 4 kali mereka akan memainkan petasan, yaitu tanggal 7 Februari 2016 penyambutan tahun baru Imlek 2567 atau Koh Nian, tanggal 12 Februari 2016 penyambutan HUT Dewa Cho Se Kong, Chue Goh Mih atau Imlek ke-5, tanggal 13 Februari 2016 ritual sembahyang Chue Lak atau Imlek ke-6, dan sembahyang tuhan tanggal 16 Februari 2016.(karim)