SELATPANJANG (Beritaintermezo.com) - PT PLN (Persero) Rayon Selatpanjang menargetkan 10 desa yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur terang benderang pada tahun 2019 ini.
Kepala PLN Rayon Selatpanjang, Jannatul Firdaus mengatakan listrik ditargetkan menyala 24 jam pada Desember mendatang. Sumber kelistrikan desa - desa tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) bertenaga sebesar 1,5 Mega Watt (MW), sementara daya yang dibutuhkan hanya 1,3 MW.
"Mesinnya ada 5 unit yang kita datangkan dari Rengat dan Ketapang. Daya dari mesin tersebut totalnya 1,5 MW. Sementara kebutuhan hanya 1,3 MW. Jadi masih surplus sebesar 200 Kilo Watt. Mudahan- mudahan tidak ada kendala," kata Firdaus.
Adapun 7 desa yang akan tersambung listrik 24 jam pada tahun ini adalah Desa Sungai Tohor, Sungai Tohor Barat, Nipah Sendanu, Sendanu Darul Ihsan, Tanjung Sari, Teluk Buntal dan Tanjung Gadai.
Sementara 2 desa lainnya yakni Desa Lukun dan Batin Suir akan dialiri tahun depan melalui kabel bawah laut dari Selatpanjang sepanjang 1,5 KMV, karena listrik Kota Selatpanjang surplus sebesar 2 MW. Sedangkan Desa Kepau Baru akan diusulkan memakai PLTS maupun mesin sendiri.
"Jaringan 7 desa itu akan segera terkoneksi, sementara Desa Lukun dan Batin Suir listriknya akan dialiri melalui kabel bawah laut karena akses jalannya belum terbangun semua. Sedangkan Kepau Baru selain jaraknya jauh aksesnya belum ada, untuk itu ada dua kemungkinan yakni pakai mesin sendiri dan PLTS tergantung usulan yang disetujui PLN WRKR," kata Firdaus.
Jannatul Firdaus juga mengatakan saat ini Rasio Elektrifikasi (RE) di Kepulauan Meranti sudah mencapai 80 persen. RE adalah tingkat perbandingan jumlah penduduk yang telah mendapat listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah.
Sementara itu, Camat Tebing Tinggi Timur, Rayan Pribadi SH mengatakan saat ini kondisi listrik desa sudah sangat kritis, dimana 8 dari 10 desa yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur kondisi mesin sudah banyak yang rusak dan tidak standar dengan kebutuhan serta menjadi masalah klasik sampai hari ini.
"Listrik di 8 desa kondisinya sudah sangat kritis, dimana mesin ini pengadaannya sudah sangat lama, yakni tahun 2011 dan rata - rata sudah banyak yang rusak. Sementara itu dua desa lainnya yakni Desa Tanjung Gadai dan Teluk Buntal yang sudah memakai PLN pun tidak maksimal menyala, dimana hidup pukul 5 sore dan mati pada pukul 7 pagi," kata Rayan.
Diceritakan Rayan, awal akan masuknya PLN di wilayahnya berawal dari koordinasi bersama dengan PLN area Dumai sesuai dengan permintaan bupati Kepulauan Meranti.
"Awalnya kita menyurati PLN pada bulan Juni, lalu saya bersama Camat Rangsang dan Kepala Bagian Ekonomi menghadap direktur PLN area Dumai. Hal itu juga seiring dengan permintaan bupati yang menginginkan Kecamatan Tebing Tinggi Timur listriknya 24 jam, makanya kita kawal agar kebijakannya sama," ungkap Rayan.
"Setelah kita lakukan koordinasi, ternyata benar ada pengadaan mesin untuk Tebing Tinggi Timur dan Pulau Topang. Bulan ini sudah masuk lelang dan tinggal mobilisasi alat dan kita minta PLN tes ujicoba pada tanggal 26 Januari, sesuai dengan hari jadi kecamatan yang ke 9," ungkap Rayan lagi.
Mantan Sekcam Rangsang itu juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan rapat bersama seluruh aparatur desa untuk melakukan gotong royong membuka akses bagi PLN.
"Saya sudah panggil semua kepala desa dan Pj kepala desa untuk membantu dan gotong royong bersama membuka akses agar PLN bisa memancangkan tiang di lokasi jalan poros Sungai Tohor Barat- Lukun sepanjang 7 KM," kata Rayan.
Rayan juga mengungkapkan rasa syukur akan tersambungnya listrik 24 jam di wilayahnya. Karena kini wilayahnya bisa menikmati listrik hingga malam hari.
Rayan juga minta kepada pihak PLN agar pada saat memancang tiang untuk mengecek agar tidak amblas, selain itu PLN juga diminta untuk siap dan tidak terkesan dipaksakan.
"Kita minta kepada PLN untuk benar- benar mengecek saat pemasangan tiang agar tidak terjadi amblas dan kita tak mau itu jadi kendala. PLN juga kita minta untuk siap dan tidak terkesan dipaksakan, selain itu kepada masyarakat diminta untuk menebang pohon yang berada di tiang PLN agar tidak mengganggu jaringan listrik," pungkas Rayan. (ali/deki)
Kepala PLN Rayon Selatpanjang, Jannatul Firdaus mengatakan listrik ditargetkan menyala 24 jam pada Desember mendatang. Sumber kelistrikan desa - desa tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) bertenaga sebesar 1,5 Mega Watt (MW), sementara daya yang dibutuhkan hanya 1,3 MW.
"Mesinnya ada 5 unit yang kita datangkan dari Rengat dan Ketapang. Daya dari mesin tersebut totalnya 1,5 MW. Sementara kebutuhan hanya 1,3 MW. Jadi masih surplus sebesar 200 Kilo Watt. Mudahan- mudahan tidak ada kendala," kata Firdaus.
Adapun 7 desa yang akan tersambung listrik 24 jam pada tahun ini adalah Desa Sungai Tohor, Sungai Tohor Barat, Nipah Sendanu, Sendanu Darul Ihsan, Tanjung Sari, Teluk Buntal dan Tanjung Gadai.
Sementara 2 desa lainnya yakni Desa Lukun dan Batin Suir akan dialiri tahun depan melalui kabel bawah laut dari Selatpanjang sepanjang 1,5 KMV, karena listrik Kota Selatpanjang surplus sebesar 2 MW. Sedangkan Desa Kepau Baru akan diusulkan memakai PLTS maupun mesin sendiri.
"Jaringan 7 desa itu akan segera terkoneksi, sementara Desa Lukun dan Batin Suir listriknya akan dialiri melalui kabel bawah laut karena akses jalannya belum terbangun semua. Sedangkan Kepau Baru selain jaraknya jauh aksesnya belum ada, untuk itu ada dua kemungkinan yakni pakai mesin sendiri dan PLTS tergantung usulan yang disetujui PLN WRKR," kata Firdaus.
Jannatul Firdaus juga mengatakan saat ini Rasio Elektrifikasi (RE) di Kepulauan Meranti sudah mencapai 80 persen. RE adalah tingkat perbandingan jumlah penduduk yang telah mendapat listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah.
Sementara itu, Camat Tebing Tinggi Timur, Rayan Pribadi SH mengatakan saat ini kondisi listrik desa sudah sangat kritis, dimana 8 dari 10 desa yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur kondisi mesin sudah banyak yang rusak dan tidak standar dengan kebutuhan serta menjadi masalah klasik sampai hari ini.
"Listrik di 8 desa kondisinya sudah sangat kritis, dimana mesin ini pengadaannya sudah sangat lama, yakni tahun 2011 dan rata - rata sudah banyak yang rusak. Sementara itu dua desa lainnya yakni Desa Tanjung Gadai dan Teluk Buntal yang sudah memakai PLN pun tidak maksimal menyala, dimana hidup pukul 5 sore dan mati pada pukul 7 pagi," kata Rayan.
Diceritakan Rayan, awal akan masuknya PLN di wilayahnya berawal dari koordinasi bersama dengan PLN area Dumai sesuai dengan permintaan bupati Kepulauan Meranti.
"Awalnya kita menyurati PLN pada bulan Juni, lalu saya bersama Camat Rangsang dan Kepala Bagian Ekonomi menghadap direktur PLN area Dumai. Hal itu juga seiring dengan permintaan bupati yang menginginkan Kecamatan Tebing Tinggi Timur listriknya 24 jam, makanya kita kawal agar kebijakannya sama," ungkap Rayan.
"Setelah kita lakukan koordinasi, ternyata benar ada pengadaan mesin untuk Tebing Tinggi Timur dan Pulau Topang. Bulan ini sudah masuk lelang dan tinggal mobilisasi alat dan kita minta PLN tes ujicoba pada tanggal 26 Januari, sesuai dengan hari jadi kecamatan yang ke 9," ungkap Rayan lagi.
Mantan Sekcam Rangsang itu juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan rapat bersama seluruh aparatur desa untuk melakukan gotong royong membuka akses bagi PLN.
"Saya sudah panggil semua kepala desa dan Pj kepala desa untuk membantu dan gotong royong bersama membuka akses agar PLN bisa memancangkan tiang di lokasi jalan poros Sungai Tohor Barat- Lukun sepanjang 7 KM," kata Rayan.
Rayan juga mengungkapkan rasa syukur akan tersambungnya listrik 24 jam di wilayahnya. Karena kini wilayahnya bisa menikmati listrik hingga malam hari.
Rayan juga minta kepada pihak PLN agar pada saat memancang tiang untuk mengecek agar tidak amblas, selain itu PLN juga diminta untuk siap dan tidak terkesan dipaksakan.
"Kita minta kepada PLN untuk benar- benar mengecek saat pemasangan tiang agar tidak terjadi amblas dan kita tak mau itu jadi kendala. PLN juga kita minta untuk siap dan tidak terkesan dipaksakan, selain itu kepada masyarakat diminta untuk menebang pohon yang berada di tiang PLN agar tidak mengganggu jaringan listrik," pungkas Rayan. (ali/deki)