JAKARTA,(BI) - Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mendesak Polri dan dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelidiki tuntas ancaman bom yang akan dilakukan oleh mahasiswa UNRI (Universitas Riau) ke Kompleks Parlemen tersebut.
"Polri dan BNPT perlu juga menyelidiki motif ancaman bom pelaku yang akan menjadikan Kompleks Parlemen Senayan sebagai target bom itu,†tegas Waketum PAN itu di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Menurut Taufik, kompleks parlemen adalah rumah rakyat sehingga siapa saja bisa datang langsung untuk menyampaikan aspirasinya, sehingga tak perlu mengancam dengan bom.
"Kita berharap ancaman bom itu tidak terjadi di DPR maupun di semua wilayah di Indonesia. Makanya paham radikal harus ditumpas hingga ke akar-akarnya," ujarnya.
Sejauh itu Taufik mengapresiasi langkah Polri khususnga Densus 88 Antiteror yang berhasil menggagalkan ancaman bom ke DPR tersebut. Hanya Fahri Hamzah sendiri sebagai salah satu pimpian DPR yang mengecam penggeladahan yang dildkukan di Universitas Riau.
“DPR mengapresiasi Densus 88 yang berhasil gagalkan rencana pengeboman itu,†pungkasnya.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menyita empat bom siap pakai dalam penggeledahan di gelanggang mahasiswa Universitas Riau di Jalan HR Soebrantas di Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/6).
Densus menangkap tiga terduga teroris yang merupakan alumni Universitas Riau, ketiganya berinisial J alumnus 2005, D alumnus 2002 dan K alumnus 2004.
Kapolda Riau Irjen Pol Nandang mengatakan para pelaku mengaku bom tersebut rencananya akan diledakkan di kantor DPRD Riau dan DPR RI. Namun belum diketahui kapan bom tersebut akan diledakan karena pihak Kepolisian masih mendalami motif para pelaku.
Dalam penggeledahan tersebut, selain 4 buah bom rakitan, polisi juga menyita 8 bungkus serbuk berbagai jenis yang mudah terbakar, 2 busur panah beserta 8 anak panah serta 1 senapan angin.(Bir)
"Polri dan BNPT perlu juga menyelidiki motif ancaman bom pelaku yang akan menjadikan Kompleks Parlemen Senayan sebagai target bom itu,†tegas Waketum PAN itu di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Menurut Taufik, kompleks parlemen adalah rumah rakyat sehingga siapa saja bisa datang langsung untuk menyampaikan aspirasinya, sehingga tak perlu mengancam dengan bom.
"Kita berharap ancaman bom itu tidak terjadi di DPR maupun di semua wilayah di Indonesia. Makanya paham radikal harus ditumpas hingga ke akar-akarnya," ujarnya.
Sejauh itu Taufik mengapresiasi langkah Polri khususnga Densus 88 Antiteror yang berhasil menggagalkan ancaman bom ke DPR tersebut. Hanya Fahri Hamzah sendiri sebagai salah satu pimpian DPR yang mengecam penggeladahan yang dildkukan di Universitas Riau.
“DPR mengapresiasi Densus 88 yang berhasil gagalkan rencana pengeboman itu,†pungkasnya.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menyita empat bom siap pakai dalam penggeledahan di gelanggang mahasiswa Universitas Riau di Jalan HR Soebrantas di Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/6).
Densus menangkap tiga terduga teroris yang merupakan alumni Universitas Riau, ketiganya berinisial J alumnus 2005, D alumnus 2002 dan K alumnus 2004.
Kapolda Riau Irjen Pol Nandang mengatakan para pelaku mengaku bom tersebut rencananya akan diledakkan di kantor DPRD Riau dan DPR RI. Namun belum diketahui kapan bom tersebut akan diledakan karena pihak Kepolisian masih mendalami motif para pelaku.
Dalam penggeledahan tersebut, selain 4 buah bom rakitan, polisi juga menyita 8 bungkus serbuk berbagai jenis yang mudah terbakar, 2 busur panah beserta 8 anak panah serta 1 senapan angin.(Bir)