KARIMUN (Beritaintermezo.com)-Seluruh pemuka agama di Karimun sepakat menjaga kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Karimun. Kesepakatan itu muncul pasca kerusuhan yang melanda Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Kesepakatan itu diteken usai rapat di kantor Bupati Karimun, Selasa (2/8).
Rapat yang dipimpin Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim tersebut dihadiri Kapolres AKBP Armaini, Dandim 0317 Tanjungbalai Karimun Letkol Inf IGK Artasuyasa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karimun, Kantor Kementerian Agama Karimun, perwakilan seluruh pemuka agama di Karimun.
Ada lima poin yang disepakati oleh seluruh elemen terkait dalam pertemuan itu, diantara sama-sama saling menjaga kerukunan, tidak terpengaruh dengan peristiwa yang bersentuhan dengan kerukunan umat beragama baik nasional maupun internasional, sepakat untuk mempedomani Peraturan Bersama Menteri no 8 dan 9 tahun 2006.
Kemudian, masing-masing pihak harus sepakat untuk mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan permasalahan kerukunan umat beragama dengan tetap menjunjung tinggi norma dan aturan hukum yang berlaku, serta bersama-sama dengan pemerintah daerah dalam menjaga kerukunan umat beragama di wilayah Kabupaten Karimun.
Kapolres Karimun AKBP Armaini dalam kesempatan itu mengatakan, meski Kabupaten Karimun sejak dulunya dikenal sebagai daerah yang aman dan kondusif, namun masyarakat daerah ini harus tetap belajar dari pengalaman daerah lain yang pernah dilanda konflik seperti di Ambon, Tolikara dan terakhir di Tanjungbalai Asahan.
"Saya sudah lama mengenal Karimun, meski daerah ini sudah aman sejak dulunya, namun kita tetap harus belajar dari daerah lain yang pernah dilanda konflik. Belajar yang pahit itu harus dari lura, sehingga kita bisa melihat dan belajar agar konflik serupa tidak terjadi di daerah ini," ungkapnya.
Dandim 0317 Tanjungbalai Karimun Letkol Inf IGK Artasuyasa menambahkan, karakter masyarakat Karimun memang jauh berbeda dengan karakter daerah lain yang pernah dilanda konflik termasuk Tanjungbalai Asahan. Menurut Dandim, karakter masyarakat Karimun sangat lembut dan saling terbuka.
"Walau karakter masyarakat Karimun sangat lembut. Namun, kita tetap harus waspada. Lebih baik kita melakukan tindakan preventif. Kalau konflik sudah terjadi, tentu akan merugikan semua pihak. Untuk membangun daerah pasca kerusuhan itu sangat berat. Perlu biaya besar dan juga waktu yang lama," jelas Dandim.
Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim menuturkan, tujuan dilaksakan pertemuan dengan melibatkan pemuka agama yang disaksikan oleh Dandim dan Kapolres adalah untuk mengantisipasi dalam menjaga Karimun pasca kerusuhan yang melanda daerah lain di Indonesia belakangan ini. Dari hasil pertemuan itu, didapat kesepatakan untuk sama-sama menjaga kerukunan umat beragama di Karimun. (tambunan)
Rapat yang dipimpin Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim tersebut dihadiri Kapolres AKBP Armaini, Dandim 0317 Tanjungbalai Karimun Letkol Inf IGK Artasuyasa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karimun, Kantor Kementerian Agama Karimun, perwakilan seluruh pemuka agama di Karimun.
Ada lima poin yang disepakati oleh seluruh elemen terkait dalam pertemuan itu, diantara sama-sama saling menjaga kerukunan, tidak terpengaruh dengan peristiwa yang bersentuhan dengan kerukunan umat beragama baik nasional maupun internasional, sepakat untuk mempedomani Peraturan Bersama Menteri no 8 dan 9 tahun 2006.
Kemudian, masing-masing pihak harus sepakat untuk mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan permasalahan kerukunan umat beragama dengan tetap menjunjung tinggi norma dan aturan hukum yang berlaku, serta bersama-sama dengan pemerintah daerah dalam menjaga kerukunan umat beragama di wilayah Kabupaten Karimun.
Kapolres Karimun AKBP Armaini dalam kesempatan itu mengatakan, meski Kabupaten Karimun sejak dulunya dikenal sebagai daerah yang aman dan kondusif, namun masyarakat daerah ini harus tetap belajar dari pengalaman daerah lain yang pernah dilanda konflik seperti di Ambon, Tolikara dan terakhir di Tanjungbalai Asahan.
"Saya sudah lama mengenal Karimun, meski daerah ini sudah aman sejak dulunya, namun kita tetap harus belajar dari daerah lain yang pernah dilanda konflik. Belajar yang pahit itu harus dari lura, sehingga kita bisa melihat dan belajar agar konflik serupa tidak terjadi di daerah ini," ungkapnya.
Dandim 0317 Tanjungbalai Karimun Letkol Inf IGK Artasuyasa menambahkan, karakter masyarakat Karimun memang jauh berbeda dengan karakter daerah lain yang pernah dilanda konflik termasuk Tanjungbalai Asahan. Menurut Dandim, karakter masyarakat Karimun sangat lembut dan saling terbuka.
"Walau karakter masyarakat Karimun sangat lembut. Namun, kita tetap harus waspada. Lebih baik kita melakukan tindakan preventif. Kalau konflik sudah terjadi, tentu akan merugikan semua pihak. Untuk membangun daerah pasca kerusuhan itu sangat berat. Perlu biaya besar dan juga waktu yang lama," jelas Dandim.
Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim menuturkan, tujuan dilaksakan pertemuan dengan melibatkan pemuka agama yang disaksikan oleh Dandim dan Kapolres adalah untuk mengantisipasi dalam menjaga Karimun pasca kerusuhan yang melanda daerah lain di Indonesia belakangan ini. Dari hasil pertemuan itu, didapat kesepatakan untuk sama-sama menjaga kerukunan umat beragama di Karimun. (tambunan)