Karimun (Beritaintermezo.com) - Gencarnya upaya Bupati Karimun Aunur Rafiq untuk menjadikan Kabupaten Karimun sebagai daerah yang bersih, ternyata tidak diikuti oleh kecamatan yang ada di Pulau Kundur. Bupati Rafiq sempat meradang, ketika melakukan kunjungan kerja ke Kundur menemukan sampah berserakan di jalanan.
Dia menyebut Kundur memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) terpanjang. "Saya menemukan adanya TPS terpanjang di Kundur ini. Hampir di sepanjang jalan saya melihat banyaknya sampah berserakan. Jalan itu bukan tempat membuang sampah. Kan sudah ada disediakan tempat sampah," ungkap Aunur Rafiq saat pembukaan peletakan baru pertama SMK Pelayaran Bina Insan di Sawang, Kundur Utara, Sabtu (25/3).
Aunur Rariq meminta kepada seluruh camat di Pulau Kundur agar menggerakkan warganya untuk membersihkan sampah yang berserakan di pinggir jalan. Dia berjanji, tiga hari ke depan akan kembali ke Kundur untuk mengecek sampah itu. Jika masih juga ditemukan, dia sendiri yang akan memungut sampah-sampah itu.
"Saya minta camat untuk menggerakkan warganya membersihkan sampah yang banyak ditemukan di sepanjang jalan. Tiga hari lagi saya akan kembali kesini untuk mengecek apakah sampahnya sudah dibersihkan atau belum. Kalau ternyata masih ada, maka saya sendiri yang akan mengangkat sampah-sampah itu," ujarnya.
Rafiq juga mempertanyakan foto-foto gotong royong yang dikirimkan kepadanya melalui aplikasi WA kepada camat-camat yang ada di Pulau Kundur dimana dilakukan. Sebab, saat kunjungan kerja ke Kundur dia tak menemukan hasil gotong royong yang dilakukan oleh warga bersama dengan perangkat camat maupun lurah setempat.
"Saya selalu menerima kiriman foto-foto warga yang sedang bergotong royong dari pak camat. Saya juga heran, foto-foto gotong royong itu dilakukan dimana, saya sendiri tak melihat hasil gotong royong itu. Kalau hanya dilaksanakan di kota saja, itu kurang tepat. Gotong royong harus dilaksanakan juga di kampung-kampung," tutur Rafiq.
Menurut dia, lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) di Kundur memang masih bermasalah. Namun, dia tetap meminta kepada seluruh camat agar memanfaatkan anggaran yang terbatas dengan membangun tempat pembuangan sampah sementara, bukan dengan cara membuang sampah di jalanan.
"Selama ini kami memang berkonsentrasi soal kebersihan di Pulau Karimun, namun sekarang sudah menyeluruh ke pulau-pulau yang ada di Kabupaten Karimun. Saya meminta kepada seluruh masyarakat Karimun agar meningkatkan kesadaran mereka dalam menjaga kebersihan, dimulai dari lingkungan keluarga masing-masing," terangnya.
Raih Adipura
Tim pemantau Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup sudah kembali ke Jakarta. Mereka telah melakukan pemantauan di 50 titik yang menjadi penilaian untuk mendapatkan penghargaan piala Adipura, seperti tempat pembuangan akhir (TPA), seluruh pasar tradisional, tempat pengolahan sampah, bank sampah, rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya.
Bupati Karimun Aunur Rafiq merasa optimis untuk kembali meraih Piala Adipura sebagai lambang kota terbersih. Bupati Rafiq menyebut, setiap Sabtu dan Minggu, dia selalu menggerakkan seluruh pegawai dan komponen masyarakat untuk bergotong royong membersihkan lingkungan
"Kalau dibilang optimis, tentu saja kita optimis untuk mendapatkan kembali piala Adipura. Tapi bukan itu sebenarnya yang menjadi target utama, kita hanya ingin berbuat semaksimal mungkin untuk menciptakan kebersihan di Karimun. Jika kita sudah bekerja dengan semangat dan sungguh-sungguh ternyata kita bisa, itulah yang menjadi harapan kita semua," kata Rafiq.
Aunur Rafiq juga menginginkan agar kebersihan yang ada di Karimun bisa dipertahankan. Bukan hanya di Pulau Karimun, namun juga di pulau lainnya seperti Kundur, Buru, Moro dan Durai. Jika Karimun sudah aman, nyaman dan semakin baik, tentu saja investasi akan semakin terbuka lebar. (hk/tambunan)
Dia menyebut Kundur memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) terpanjang. "Saya menemukan adanya TPS terpanjang di Kundur ini. Hampir di sepanjang jalan saya melihat banyaknya sampah berserakan. Jalan itu bukan tempat membuang sampah. Kan sudah ada disediakan tempat sampah," ungkap Aunur Rafiq saat pembukaan peletakan baru pertama SMK Pelayaran Bina Insan di Sawang, Kundur Utara, Sabtu (25/3).
Aunur Rariq meminta kepada seluruh camat di Pulau Kundur agar menggerakkan warganya untuk membersihkan sampah yang berserakan di pinggir jalan. Dia berjanji, tiga hari ke depan akan kembali ke Kundur untuk mengecek sampah itu. Jika masih juga ditemukan, dia sendiri yang akan memungut sampah-sampah itu.
"Saya minta camat untuk menggerakkan warganya membersihkan sampah yang banyak ditemukan di sepanjang jalan. Tiga hari lagi saya akan kembali kesini untuk mengecek apakah sampahnya sudah dibersihkan atau belum. Kalau ternyata masih ada, maka saya sendiri yang akan mengangkat sampah-sampah itu," ujarnya.
Rafiq juga mempertanyakan foto-foto gotong royong yang dikirimkan kepadanya melalui aplikasi WA kepada camat-camat yang ada di Pulau Kundur dimana dilakukan. Sebab, saat kunjungan kerja ke Kundur dia tak menemukan hasil gotong royong yang dilakukan oleh warga bersama dengan perangkat camat maupun lurah setempat.
"Saya selalu menerima kiriman foto-foto warga yang sedang bergotong royong dari pak camat. Saya juga heran, foto-foto gotong royong itu dilakukan dimana, saya sendiri tak melihat hasil gotong royong itu. Kalau hanya dilaksanakan di kota saja, itu kurang tepat. Gotong royong harus dilaksanakan juga di kampung-kampung," tutur Rafiq.
Menurut dia, lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) di Kundur memang masih bermasalah. Namun, dia tetap meminta kepada seluruh camat agar memanfaatkan anggaran yang terbatas dengan membangun tempat pembuangan sampah sementara, bukan dengan cara membuang sampah di jalanan.
"Selama ini kami memang berkonsentrasi soal kebersihan di Pulau Karimun, namun sekarang sudah menyeluruh ke pulau-pulau yang ada di Kabupaten Karimun. Saya meminta kepada seluruh masyarakat Karimun agar meningkatkan kesadaran mereka dalam menjaga kebersihan, dimulai dari lingkungan keluarga masing-masing," terangnya.
Raih Adipura
Tim pemantau Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup sudah kembali ke Jakarta. Mereka telah melakukan pemantauan di 50 titik yang menjadi penilaian untuk mendapatkan penghargaan piala Adipura, seperti tempat pembuangan akhir (TPA), seluruh pasar tradisional, tempat pengolahan sampah, bank sampah, rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya.
Bupati Karimun Aunur Rafiq merasa optimis untuk kembali meraih Piala Adipura sebagai lambang kota terbersih. Bupati Rafiq menyebut, setiap Sabtu dan Minggu, dia selalu menggerakkan seluruh pegawai dan komponen masyarakat untuk bergotong royong membersihkan lingkungan
"Kalau dibilang optimis, tentu saja kita optimis untuk mendapatkan kembali piala Adipura. Tapi bukan itu sebenarnya yang menjadi target utama, kita hanya ingin berbuat semaksimal mungkin untuk menciptakan kebersihan di Karimun. Jika kita sudah bekerja dengan semangat dan sungguh-sungguh ternyata kita bisa, itulah yang menjadi harapan kita semua," kata Rafiq.
Aunur Rafiq juga menginginkan agar kebersihan yang ada di Karimun bisa dipertahankan. Bukan hanya di Pulau Karimun, namun juga di pulau lainnya seperti Kundur, Buru, Moro dan Durai. Jika Karimun sudah aman, nyaman dan semakin baik, tentu saja investasi akan semakin terbuka lebar. (hk/tambunan)