Pekanbaru (BIC)-PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, subholding yang bernaung di bawah Holding Perkebunan PTPN III (Persero) perkuat pemberdayaan ekonomi rakyat melalui kemitraan dengan ratusan koperasi desa di berbagai wilayah Indonesia.
Hingga pertengahan 2025 ini, tercatat sebanyak 139 koperasi lokal dengan lebih dari 49 ribu anggota telah aktif bermitra dengan perusahaan perkebunan negara dengan komoditas sawit tersebut.
Kolaborasi ini juga menjadi katalisator dan multiplier effect di sekitar wilayah operasional perusahaan dan mendorong terciptanya kemandirian ekonomi berbasis komunitas.
"Keberadaan koperasi lokal yang tumbuh seiring aktivitas perusahaan merupakan cerminan nyata dari multiplier effect keberadaan perkebunan sawit yang kita kelola. Saat ini setidaknya terdapat seratusan koperasi dengan 49 ribu anggotanya yang menjadi mitra PalmCo," kata Jatmiko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/07).
Jatmiko menyampaikan, saat pemerintah menggagas Program Koperasi Merah Putih, maka kemitraan yang telah terjalin lama tersebut akan semakin kuat dan dipercaya mampu menjadi bagian dari strategi membangun pemerataan ekonomi berbasis ekosistem agribisnis yang berkelanjutan.
"Keberadaan koperasi-koperasi desa yang tumbuh bersama PalmCo adalah bukti bagaimana industri sawit dapat bermitra dan menjadi stimulus ekonomi kerakyatan. Semoga dengan Koperasi Merah Putih yang digagas pak presiden PalmCo mampu memberi kontribusi lebih karena koperasinya juga sudah lebih kuat melalui penyatuan-penyatuan yang dilakukan," tegas Jatmiko.
Salah satu contoh konkret keberhasilan kemitraan yang dibangun PalmCo tercermin pada keberadaan Koperasi Merah Putih Teratak yang berada di Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Riau. Koperasi yang dipimpin oleh Desrico Apriyus, S.E., tersebut mampu menjelma menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat desa dengan berbagai aktivitasnya. Namun yang menonjol adalah, keberhasilan PalmCo membina para pengerajin disana untuk berkumpul di dalam Koperasi sehingga pembinaan dapat dilakukan secara terstruktur dan dampaknya menjadi lebih cepat dan lebih luas.
"Ada karakteristik yang berbeda di Koperasi Merah Putih Desa Teratak. Selain simpan pinjam, perdagangan, kami merupakan kumpulan pandai besi yang dibina PTPN IV sehingga mampu menjadi sentra produsen alat pertanian yang sudah merambah ke luar Riau bahkan ke manca negara," kata Desrico.
PalmCo memang memberikan jalan tol bagi Koperasi di Desa Teratak, tidak hanya membantu dalam hal permodalan, pengembangan kapasitas, perluasan pasar, PalmCo menunjukkan keseriusannya dalam membina pengrajin pandai besi di bawah naungan Koperasi untuk menjadi pemasok alat panen satu-satunya bagi Regional III PalmCo yang ada di Riau.
"Dukungan PTPN dalam bentuk penyaluran modal kerja, pelatihan, hingga juga langsung membeli alat panen yang kami hasilkan sungguh luar biasa. Ekonomi masyarakat tumbuh karena banyak pengrajin baru yang muncul dan desa kami sekarang sangat terkenal sebagai sentra pandai besi berkualitas," ujarnya.
Kepala Desa Teratak, Etak Murlizar, S.Sos., M.I.Kom., mengapresiasi kemitraan ini yang telah membawa perubahan signifikan bagi masyarakat.
"Sekarang masyarakat bisa berbelanja kebutuhan pokok dengan mudah, bahkan mendapatkan layanan kesehatan langsung dari koperasi. Dampaknya nyata dan sangat membantu," ungkapnya.
Cerita sukses lainnya datang dari KUD Makarti Jaya yang beranggotakan 540 petani sawit. Koperasi ini mencatat pencapaian luar biasa dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dijalankan bersama PalmCo.
Petani binaan PTPN IV itu berhasil mencapai masa panen hanya dalam 2,5 tahun, jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata nasional.
Di tempat lain, upaya peningkatan ekonomi masyarakat yang juga berdampak pada ketahanan pangan juga ditunjukkan oleh aktivitas KUD Dwi Jaya di Kabupaten Batanghari, Jambi yang juga merupakan binaan PalmCo.
Februari 2025 lalu, dibawah program Tanam Padi PTPN (TAMPAN) PalmCo, Koperasi mulai menanam padi gogo di lahan sela kebun sawit muda yang belum menghasilkan.
Hasilnya, sudah dilakukan panen perdana pada 27 Mei lalu dengan lebih dari 10 ton gabah yang diproduksi oleh lima hektare areal tertanam.
Keberhasilan serupa juga datang dari Koperasi Produsen Sawit Trija yang berlokasi di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Bulan kemarin koperasi tersebut mulai menjalankan program TAMPAN.
Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Sanggau menyatakan menyambut baik inisiatif PalmCo tersebut dan berharap manfaatnya dapat dirasakan para petani di masa tunggu sebelum panen serta mampu mendukung program ketahanan pangan daerah Kabupaten Sanggau.
"Kami mengusulkan Padi Gogo seluas 8.343 Ha termasuk pola tumpang sari sawit. Kami dari Dinas Tanaman Pangan sangat mendukung kegiatan PalmCo ini dan akan memberikan bimbingan teknis oleh Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) sehingga sedini mungkin dapat dilakukan perbaikan jika ada kendala dilapangan," tukasnya.***