Karimun (Beritaintermezo.com)-Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Karimun menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) 2017 ini sebesar Rp348 miliar. Prediksi target PAD itu bersumber dari pajak daerah sebesar Rp282 miliar, retribusi daerah Rp8,78 miliar dan pengelolaan kekayaan daerah sebesar Rp2,3 miliar. "Target pendapatan asli daerah Karimun tahun 2017 ini sebesar Rp348 miliar. Sumber PAD itu berasal dari pajak dan retribusi. Pengelolaan kekayaan daerah serta BPHTB. Kami optimis terget PAD Karimun tersebut bisa terealisasi dengan baik," ungkap Kepala Bapenda Karimun Kamarulazi di ruang kerjanya, belum lama ini.
Kata Kamarulazi, secara keseluruhan pendapatan Karimun ditargetkan sebesar Rp1.160.916.573.901. Sumber pendapatan itu berasal dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dengan target sebesar Rp4 miliar, pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan target sebesar Rp5 miliar.
"Pendapatan lainnya berasal dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani sebesar Rp46 miliar dan pendapatan lain-lain yang sah sebesar Rp55 miliar. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan keseriusan dari seluruh pihak, mulai dari wajib pajak hingga petugas pemungutnya," ujar Kamarulazi.
Kata dia, dari seluruh sumber PAD Karimun, penyumbang terbesar masih berasal dari pajak mineral dan batubara (minerba), khususnya dari sektor penambangan granit. Sekitar 75 persen sumber PAD Karimun berasal dari sektor pertambangan batu granit atau dengan jumlah sekitar 248 miliar.
"Pendapatan Karimun masih berasal dari pajak tambang, hotel, hiburan dan jenis pajak lain. Potensi PAD Karimun yang belum tergarap maksimal berasal dari sektor retribusi parkir. Bahkan, sumber PAD yang makin menurun drastis adalah pajak sarang walet, sekarang malah sampai nol persen," terangnya.
Kamarulazi optimis, pihaknya akan mampu meraih prediksi PAD Karimun 2017 tersebut, bahkan sampai melampaui dari target yang telah ditetapkan. Pasalnya, Bapenda Karimun telah melakukan mapping dengan menggandeng pihak luar seperti Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP).
"Kami sudah melakukan mapping (pemetaan) anggaran dengan BPKP. Mereka sudah melakukan survei apa saja sumber PAD yang bisa digali di Karimun dari objek dan wajib pajak. Mereka akan menjadi pendamping, sementara kami yang akan melakukan teknisnya. Jika itu berhasil, maka target PAD Karimun akan bisa tercapai," jelasnya.
Sebagai contoh, kata Kamarulazi, jika di hotel selama ini hanya mampu mendapatkan pendapatan sebesar Rp3 miliar, sementara yang sumber pendapatan dari sana bisa mencapai Rp5 miliar. Maka, harus dipelajari apa-apa saja potensi pajak yang ada di hotel semua hingga semua sumber pendapatan bisa diraih maksimal.
Target PAD Karimun dalam APBD 2016 lalu sebesar Rp310 miliar. Sementara, pendapatan yang diperoleh melampaui dari target. Agar PAD Karimun 2017 bisa terwujud, Kamarulazi meminta kepada seluruh dinas terkait yang menjadi sumber PAD bisa menggenjot pendapatan melalui pajak dan retribusi. (hk/tambunan)
Kata Kamarulazi, secara keseluruhan pendapatan Karimun ditargetkan sebesar Rp1.160.916.573.901. Sumber pendapatan itu berasal dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dengan target sebesar Rp4 miliar, pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan target sebesar Rp5 miliar.
"Pendapatan lainnya berasal dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani sebesar Rp46 miliar dan pendapatan lain-lain yang sah sebesar Rp55 miliar. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan keseriusan dari seluruh pihak, mulai dari wajib pajak hingga petugas pemungutnya," ujar Kamarulazi.
Kata dia, dari seluruh sumber PAD Karimun, penyumbang terbesar masih berasal dari pajak mineral dan batubara (minerba), khususnya dari sektor penambangan granit. Sekitar 75 persen sumber PAD Karimun berasal dari sektor pertambangan batu granit atau dengan jumlah sekitar 248 miliar.
"Pendapatan Karimun masih berasal dari pajak tambang, hotel, hiburan dan jenis pajak lain. Potensi PAD Karimun yang belum tergarap maksimal berasal dari sektor retribusi parkir. Bahkan, sumber PAD yang makin menurun drastis adalah pajak sarang walet, sekarang malah sampai nol persen," terangnya.
Kamarulazi optimis, pihaknya akan mampu meraih prediksi PAD Karimun 2017 tersebut, bahkan sampai melampaui dari target yang telah ditetapkan. Pasalnya, Bapenda Karimun telah melakukan mapping dengan menggandeng pihak luar seperti Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP).
"Kami sudah melakukan mapping (pemetaan) anggaran dengan BPKP. Mereka sudah melakukan survei apa saja sumber PAD yang bisa digali di Karimun dari objek dan wajib pajak. Mereka akan menjadi pendamping, sementara kami yang akan melakukan teknisnya. Jika itu berhasil, maka target PAD Karimun akan bisa tercapai," jelasnya.
Sebagai contoh, kata Kamarulazi, jika di hotel selama ini hanya mampu mendapatkan pendapatan sebesar Rp3 miliar, sementara yang sumber pendapatan dari sana bisa mencapai Rp5 miliar. Maka, harus dipelajari apa-apa saja potensi pajak yang ada di hotel semua hingga semua sumber pendapatan bisa diraih maksimal.
Target PAD Karimun dalam APBD 2016 lalu sebesar Rp310 miliar. Sementara, pendapatan yang diperoleh melampaui dari target. Agar PAD Karimun 2017 bisa terwujud, Kamarulazi meminta kepada seluruh dinas terkait yang menjadi sumber PAD bisa menggenjot pendapatan melalui pajak dan retribusi. (hk/tambunan)