Karimun (Beritaintermezo.com)-Mahasiswa asal Pulau Kundur yang kuliah di Semarang mengeluh kepada anggota DPRD asal Karimun. Mereka mengaku tidak mendapatkan tempat tinggal di asrama anak-anak Karimun yang kuliah di sana. Hal itu dikatakan saat anggota Komisi I DPRD Karimun, HM Taufiq melakukan kunjungan kerja ke Semarang beberapa waktu lalu.
"Kemarin Komisi I DPRD Karimun ke Semarang, dengan tidak sengaja kami bertemu dengan anak-anak Karimun yang kuliah disana, khususnya anak-anak Kundur. Mereka mengeluh tidak dapat tinggal di asrama. Mereka meminta untuk dapat difasilitasi agar bisa tinggal di asrama," ungkap Taufiq di ruang kerjanya, Selasa (4/4).
Kata Taufiq, saat Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim bersama Kepala Dinas Pendidikan Karimun Bakri Hasyim mengunjungi asrama Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Karimun (IPMKK) Semarang, mereka tidak mau datang. Alasannya, mereka tak mau KTP nya hanya dimanfaatkan untuk meramaikan jumlah mahasiswa asal karimun di Semarang.
"Keluhan anak-anak itu kemudian saya sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Bakri Hasyim. Setelah berkoordinasi dengan Dinas Penddikan, mereka menyebut kalau asrama IPMKK yang ada di Semarang tidak mampu menampung seluruh mahasiswa dan pelajar asal Karimun yang menimba ilmu di Semarang," tutur Taufiq.
Kepada Dinas Pendidikan, Taufiq menyarankan agar asrama IPMKK di Semarang itu bukan hanya untuk anak-anak Pulau Karimun saja, melainkan juga bisa ditempati anak-anak di pulau lain seperti Buru, Ungar, Moro, Kundur dan pulau lain. Sehingga, terjadi seluruh anak-anak Karimun bisa merasakan tinggal di asrama.
"Caranya, Komisi I meminta agar dilakukan inventarisir seluruh anak-anak Karimun yang kuliah di luar daerah. Jika sudah ada datanya, maka petakan mana anak-anak yang masih semester I dan II. Kami meminta agar anak-anak yang dibolehkan tinggal di asrama hanyalah anak-anak yang kuliah di semester I dan II saja. Kalau yang semester lanjutan bisa mencari tempat tinggal lain," jelasnya.
Taufiq memberikan alasan kenapa hanya anak-anak semester I dan II saja yang boleh tinggal di asrama. Mengingat, anak-anak tersebut tergolong baru dan belum mengenal daerah tempat mereka kuliah. Sementara, anak-anak semester lanjutan sudah lebih tahu wilayah tersebut dan mudah mencari rumah kontrakkan.
"Dalam waktu dekat, kami akan panggil Dinas Pendidikan untuk membahas masalah ini melalui rapat dengar pendapat di Dewan. Kami akan meminta kepada Dinas Pendidikan untuk mengiventarisir jumlah anak-anak Karimun yang kuliah di luar, mulai dari Tanjungpinang, Pekanbaru, Padang, Jogjakarta, Semarang, Bandung dan Jakarta," pungkasnya.
Asrama Permanen
Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim sebelumnya juga sudah mengunjungi putra-putri Karimun yang kuliah di Semarang, Jawa Tengah. Saat kunjungan itu, Wabup Anwar didampingi Kepala Dinas Pendidikan Bakri Hasyim, Asisten 3 Hurnaini, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah, Abduillah dan Kabag Protokol Dwi Yandri Kurniawan.
Kepada pejabat teras di Karimun tersebut, anak-anak itu mencurahkan isi hati. Mereka mengadukan berbagai macam persoalan yang dialami disana. Permasalahan paling menonjol adalah soal asrama. Mereka meminta dicarikan asrama yang permanen. Karena, biaya sewa rumah di Semarang makin lama makin mahal.
"Kalau boleh kami meminta bantuan kepada Bapak Wakil Bupati, kami minta tolong diberikan asrama yang permanen pak. Saat ini, memang harga sewa rumah di Semarang. Tapi kami tetap akan mencari rumah yang murah. Sehingga, tidak memberatkan pemerintah Karimun," ungkap Ketua IPMKK Semarang, Andi Muhammad Asnurullah kepad Wabup Anwar Hasyim.
Kata Andi, saat ini jumlah anggota IPMKK Semarang yang tinggal di asrama sebanyak 50 orang, dengan rincian asrama putra sebanyak 30 orang dan asrama putri 20 orang. Rata-rata mereka mengambil kuliah pelayaran. Belakangan, biaya sewa rumah di Semarang makin tinggi, jadi menyulitkan keuangan mereka.
Jumlah putra-putri Karimun yang sekolah maupun kuliah di Semarang, Jawa Tengah sekitar 150 orang. Namun, yang tinggal di asrama hanya sekitar 50 orang saja. Kebanyakan mereka lebih memilih tinggal dengan cara kost atau menumpang dengan sanak saudara. Bagi mereka yang tinggal di asrama masih butuh perhatian dari Pemerintah Kabupaten Karimun.
Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim berupaya memberikan solusi untuk mengatasi persoalan tempat tinggal yang dialami anak-anak Karimun tersebut. Dia berjanji akan membahas hal tersebut dengan Bupati Karimun. Untuk mencarikan asrama yang permanen, maka akan disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.
"Kami masih mengupayakan untuk mencarikan asrama yang permanen. Hanya saja, anggaran untuk sewa rumah di Semarang masih sangat tinggi. Kalaupun dapat harga yang terjangkau, tentu disesuaikan juga dengan kondisi keuangan daerah. Begitu juga tidak akan berbenturan dengan aturan hukum yang berlaku," ungkap Anwar. (hk/tambunan)
"Kemarin Komisi I DPRD Karimun ke Semarang, dengan tidak sengaja kami bertemu dengan anak-anak Karimun yang kuliah disana, khususnya anak-anak Kundur. Mereka mengeluh tidak dapat tinggal di asrama. Mereka meminta untuk dapat difasilitasi agar bisa tinggal di asrama," ungkap Taufiq di ruang kerjanya, Selasa (4/4).
Kata Taufiq, saat Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim bersama Kepala Dinas Pendidikan Karimun Bakri Hasyim mengunjungi asrama Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Karimun (IPMKK) Semarang, mereka tidak mau datang. Alasannya, mereka tak mau KTP nya hanya dimanfaatkan untuk meramaikan jumlah mahasiswa asal karimun di Semarang.
"Keluhan anak-anak itu kemudian saya sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Bakri Hasyim. Setelah berkoordinasi dengan Dinas Penddikan, mereka menyebut kalau asrama IPMKK yang ada di Semarang tidak mampu menampung seluruh mahasiswa dan pelajar asal Karimun yang menimba ilmu di Semarang," tutur Taufiq.
Kepada Dinas Pendidikan, Taufiq menyarankan agar asrama IPMKK di Semarang itu bukan hanya untuk anak-anak Pulau Karimun saja, melainkan juga bisa ditempati anak-anak di pulau lain seperti Buru, Ungar, Moro, Kundur dan pulau lain. Sehingga, terjadi seluruh anak-anak Karimun bisa merasakan tinggal di asrama.
"Caranya, Komisi I meminta agar dilakukan inventarisir seluruh anak-anak Karimun yang kuliah di luar daerah. Jika sudah ada datanya, maka petakan mana anak-anak yang masih semester I dan II. Kami meminta agar anak-anak yang dibolehkan tinggal di asrama hanyalah anak-anak yang kuliah di semester I dan II saja. Kalau yang semester lanjutan bisa mencari tempat tinggal lain," jelasnya.
Taufiq memberikan alasan kenapa hanya anak-anak semester I dan II saja yang boleh tinggal di asrama. Mengingat, anak-anak tersebut tergolong baru dan belum mengenal daerah tempat mereka kuliah. Sementara, anak-anak semester lanjutan sudah lebih tahu wilayah tersebut dan mudah mencari rumah kontrakkan.
"Dalam waktu dekat, kami akan panggil Dinas Pendidikan untuk membahas masalah ini melalui rapat dengar pendapat di Dewan. Kami akan meminta kepada Dinas Pendidikan untuk mengiventarisir jumlah anak-anak Karimun yang kuliah di luar, mulai dari Tanjungpinang, Pekanbaru, Padang, Jogjakarta, Semarang, Bandung dan Jakarta," pungkasnya.
Asrama Permanen
Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim sebelumnya juga sudah mengunjungi putra-putri Karimun yang kuliah di Semarang, Jawa Tengah. Saat kunjungan itu, Wabup Anwar didampingi Kepala Dinas Pendidikan Bakri Hasyim, Asisten 3 Hurnaini, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah, Abduillah dan Kabag Protokol Dwi Yandri Kurniawan.
Kepada pejabat teras di Karimun tersebut, anak-anak itu mencurahkan isi hati. Mereka mengadukan berbagai macam persoalan yang dialami disana. Permasalahan paling menonjol adalah soal asrama. Mereka meminta dicarikan asrama yang permanen. Karena, biaya sewa rumah di Semarang makin lama makin mahal.
"Kalau boleh kami meminta bantuan kepada Bapak Wakil Bupati, kami minta tolong diberikan asrama yang permanen pak. Saat ini, memang harga sewa rumah di Semarang. Tapi kami tetap akan mencari rumah yang murah. Sehingga, tidak memberatkan pemerintah Karimun," ungkap Ketua IPMKK Semarang, Andi Muhammad Asnurullah kepad Wabup Anwar Hasyim.
Kata Andi, saat ini jumlah anggota IPMKK Semarang yang tinggal di asrama sebanyak 50 orang, dengan rincian asrama putra sebanyak 30 orang dan asrama putri 20 orang. Rata-rata mereka mengambil kuliah pelayaran. Belakangan, biaya sewa rumah di Semarang makin tinggi, jadi menyulitkan keuangan mereka.
Jumlah putra-putri Karimun yang sekolah maupun kuliah di Semarang, Jawa Tengah sekitar 150 orang. Namun, yang tinggal di asrama hanya sekitar 50 orang saja. Kebanyakan mereka lebih memilih tinggal dengan cara kost atau menumpang dengan sanak saudara. Bagi mereka yang tinggal di asrama masih butuh perhatian dari Pemerintah Kabupaten Karimun.
Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim berupaya memberikan solusi untuk mengatasi persoalan tempat tinggal yang dialami anak-anak Karimun tersebut. Dia berjanji akan membahas hal tersebut dengan Bupati Karimun. Untuk mencarikan asrama yang permanen, maka akan disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah.
"Kami masih mengupayakan untuk mencarikan asrama yang permanen. Hanya saja, anggaran untuk sewa rumah di Semarang masih sangat tinggi. Kalaupun dapat harga yang terjangkau, tentu disesuaikan juga dengan kondisi keuangan daerah. Begitu juga tidak akan berbenturan dengan aturan hukum yang berlaku," ungkap Anwar. (hk/tambunan)