Kampar (Beritaintermezo.com)-Ganti Rugi atau Kompensasi kegiatan Survei Seismik 3D South Petapahan Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang dikerjakan oleh PT Elnusa hingga saat ini masih ada warga yang belum menerima. Padahal, ganti rugi tersebut dikabarkan berakhir Selasa (4/4/2023) kemarin.

Pertamina Hulu Rokan (PHR) melalui kontraktornya melakukan kegiatan survei seismik 3D Sout Petapahan berlokasi di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Banyak ramhan dan lahan warga yang terdampak dari kegiatan tersebut, dan perusahaan melakukan pendataan dan akan mengganti ruginya.

Dari informasi yang diperoleh media ini, PHR melalui PT Elnusa Tbk Membagi-bagikan kompensasi kepada masyarakat yang lahan dan rumahnya di lewati  dalam  kegiatan Survei Seismik 3D South Petapahan Senin (3/4/2023) pukul 10.30 wib hingga pukul 17.00 wib.

Namun, pembagian kompensasi tersebut belum seluruhnya masyarakat yang terdampak menerima. Masih ada beberapa warga yang belum menerima ganti rugi, salah satunya adalah inisial SA.

Kepala Desa Petapahan Said Aidil Usman membenarkan pembagian kompensasi tersebut belum seluruhnya warga menerima. Sebelumnya Said Aidil Usman sempat mengelak, jika kompensasi tersebut telah dibagikan dan seluruh warga yang terdampak menerima. Tetapi, ketika media ini menyebutkan salah satu warga yang terdampak tidak menerima, Kades SAU panggilan akrabnya menyebutkan bahwa pembagian kompensasi bertahap.
 
"Ooh kalau Rumah itu beda itu, sebab ada yang ingin diperbaiki saja atau ada juga yang mau diganti, nah kalau yang mau diperbaiki akan dihitung berapa biaya yang dia butuhkan baru diberikan Kompensasi dan yang mau di ganti maka akan diganti," ujar SAU melalui telepon selularnya Selasa (4/4/2023).

SAU mengungkapkan proses kompensasi rumah dan lahan terdampak kegiatan Suvei Seismik masih berjalan dan dengan cara bertahap, bahkan rumah dia sendiri pun yang terkena dampak kegiatan tersebut belum mendapatkan kompensasi.

"Kami pihak Pemerintah Desa sifatnya hanya memfasilitasi aja," kilahnya.

Sebelumnya SUA mengelak soal pembagian kompensasi, ia menyebut hal itu terlalu mengada-ngada, pasalnya kegiatan pendataan sudah berjalan cukup lama, dan di data jauh sebelum pembagian Kompensasi atau ganti rugi itu dilakukan.

"Kegiatan ini udah berjalan sekitar 6 atau 8 bulanan lalu lah, tentu harusnya warga itu sudah terdata sejak lama, aneh saja jika baru sekarang ngomong tak dapat kompensasi karena tak terdata?, mengada-ngada itu", jawabnya.

Sementara itu Pihak PT Elnusa Tbk, melalui Humas Gunawan Depari yang di hubungi via Pesan WhatsApp belum memberikan keterangan banyak terkait ganti rugi tersebut. Ia menyarankan untuk bertemu langsung dalam memberikan keterangan. Namun hingga saat ini, pertemuan dikamsud tidak jelas.

"Baiknya kita ketemu langsung,biar LBH elok ngobrolnya," tulisnya dalam menanggapi pertanyaan awak media via pesan WhatsApp pada Selasa (04/04/2023) sore.

Gunawan Depari hanya memberikan pertanyaan balik saat di tanya awak media dimana bisa ditemui.

"Sekarang Abang dimana", balasnya.

Selanjutnya hingga pada Rabu (05/04/2023) siang awak media kembali menanyakan kepada Gunawan kapan dia ada waktu untuk bertemu, bahkan hingga berita ini diturunkan Gunawan masih belum ada memberikan jawaban.(tim/raf)