Meranti (Beritaintermezo.com) - Beberapa titik kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Kepulauan Meranti, Riau, sudah bisa diatasi. Hanya saja, kendala saat pemadaman dirasakan pada ketersediaan air di lokasi kebakaran.
Hal itu sebagaimana disampaikan Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi melalui Kabag Ops AKP Antoni L Gaol SH MH, Senin (7/3/2016). Kata Antoni, saat ini Karlahut di Kepulauan Meranti sudah terjadi di 4 TKP. Yaitu di Desa Bokor Kecamatan Rangsangbarat, Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang, dan Kecamatan Rangsangpesisir.
"Memang ada beberapa TKP kebakaran, syukur api sudah bisa dilokalisir," ujar Antoni.
Kata Antoni lagi, TKP kebakaran ini dipasang police line. Selain itu, mereka juga membuat imbauan bahwa lahan bekas terbakar itu dalam pengawasan polisi. Ada rasa kesadaran takut, bahwa di sana ada sanksi pidana dari kebakaran itu nantinya.
"Sudah beberapa tkp kita periksa, mudah-mudahan ada titik terang dan petunjuk," tambah Antoni.
Ketika ditanya kesulitan di lapangan saat melakukan pemadaman, kata Antoni lagi, ketersediaan air di lokasi kebakaran menjadi faktor utama. Apalagi di daerah gambut, kalau terjadi kekeringan, sangat sulit ditemukan air.
"Kendala kita pada ketersediaan air. Tekstur tanah dari gambut ketika terjadi kekeringan, kalau digali memang tidak ada air. Kalaupun ada air disemprot keluar lumpur," ujar Antoni.
Antoni juga mengimbau agar sama-sama menjaga daerah. Jangan sampai membuat api sembarangan. "Kita minta kesadaran warga masyarakat untuk menjaga daerah masing-masing. Akan merugikan kita semua andai terjadi Karlahut," imbau Antoni.(karim)
Hal itu sebagaimana disampaikan Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi melalui Kabag Ops AKP Antoni L Gaol SH MH, Senin (7/3/2016). Kata Antoni, saat ini Karlahut di Kepulauan Meranti sudah terjadi di 4 TKP. Yaitu di Desa Bokor Kecamatan Rangsangbarat, Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang, dan Kecamatan Rangsangpesisir.
"Memang ada beberapa TKP kebakaran, syukur api sudah bisa dilokalisir," ujar Antoni.
Kata Antoni lagi, TKP kebakaran ini dipasang police line. Selain itu, mereka juga membuat imbauan bahwa lahan bekas terbakar itu dalam pengawasan polisi. Ada rasa kesadaran takut, bahwa di sana ada sanksi pidana dari kebakaran itu nantinya.
"Sudah beberapa tkp kita periksa, mudah-mudahan ada titik terang dan petunjuk," tambah Antoni.
Ketika ditanya kesulitan di lapangan saat melakukan pemadaman, kata Antoni lagi, ketersediaan air di lokasi kebakaran menjadi faktor utama. Apalagi di daerah gambut, kalau terjadi kekeringan, sangat sulit ditemukan air.
"Kendala kita pada ketersediaan air. Tekstur tanah dari gambut ketika terjadi kekeringan, kalau digali memang tidak ada air. Kalaupun ada air disemprot keluar lumpur," ujar Antoni.
Antoni juga mengimbau agar sama-sama menjaga daerah. Jangan sampai membuat api sembarangan. "Kita minta kesadaran warga masyarakat untuk menjaga daerah masing-masing. Akan merugikan kita semua andai terjadi Karlahut," imbau Antoni.(karim)