Pekanbaru (Beritaintermezo.com)-Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Riau kembali merazia sejumlah panti pijat di komplek ruko Nangka Sari, Jalan Tuanku Tambusai, Jumat malam (22/4/16).
Dalam razia tersebut, polisi mengamankan 60 orang yang sebagian besar, yakni 42 orang merupakan wanita muda pekerja di panti pijat diduga "plus plus" itu. Sisanya merupakan pria pengunjung dan pemilik panti pijat tersebut.
Wadan Satgas III Ops Bina Kesuma Siak 2016, Kompol Yunannis Chaniago yang memimpin razia tersebut menyebutkan kegiatan (giat) malam ini merupakan kelanjutan operasi untuk menekan angka tindakan premanisme.
"Operasi Bina Kesuma Siak 2016 kita gelar hingga 30 April ini," ucapnya.
Mantan Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru ini menambahkan, setelah didata, pihaknya akan memanggil pemilik panti pijat dan menanyai legalitas perizinan usahanya. Untuk mereka yang terjaring razia yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) akan dikoordinasikan dengan pihak Dinas Sosial Provinsi Riau.
"Pendataan identitas juga dimaksudkan apakah ada dari perempuan perempuan ini yang masih di bawah umur dan merupakan korban penjualan manusia atau human trafficking," ungkapnya.(bic)
Dalam razia tersebut, polisi mengamankan 60 orang yang sebagian besar, yakni 42 orang merupakan wanita muda pekerja di panti pijat diduga "plus plus" itu. Sisanya merupakan pria pengunjung dan pemilik panti pijat tersebut.
Wadan Satgas III Ops Bina Kesuma Siak 2016, Kompol Yunannis Chaniago yang memimpin razia tersebut menyebutkan kegiatan (giat) malam ini merupakan kelanjutan operasi untuk menekan angka tindakan premanisme.
"Operasi Bina Kesuma Siak 2016 kita gelar hingga 30 April ini," ucapnya.
Mantan Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru ini menambahkan, setelah didata, pihaknya akan memanggil pemilik panti pijat dan menanyai legalitas perizinan usahanya. Untuk mereka yang terjaring razia yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) akan dikoordinasikan dengan pihak Dinas Sosial Provinsi Riau.
"Pendataan identitas juga dimaksudkan apakah ada dari perempuan perempuan ini yang masih di bawah umur dan merupakan korban penjualan manusia atau human trafficking," ungkapnya.(bic)
