.jpg)
Pekanbaru (Beritaintermezo.com)-Pegakuan Anto, petugas kebersihan PT MIG, Anto, upah mereka sudah dua bulan tidak dibayar oleh PT MIG. "Dahulu kami semua di gaji. Tapi sering telat. Perusahaan juga tidak membayar upah lembur kami, sesuai kontrak," tandas Anto.
Anto mengatakan, bila ada kerusakan atau ban bocor, semua baya ditanggung sopir. Nasib kami tidak pernah diperhatikan. Kami dibuat tidak manuasiawi. Sampai sekarang upah kami belum ada kejelasan. Kami ingin d upah kami dibayar ," ucap Anto..
Anto menyebutkan, alasan PT MIG tidak membayar upah karena pembayaran BPJS.
"Sampai sekarang kartu BPJS tidak kami terima. Gaji kami nRp88 ribu perbulan di potong Rp2000. Gaji dipotong ini kami tidak tahu kemana perginya," jelas Anto.
Direktur Operasinal PT MIG Wawan mengakui, bahwa karyawan mereka belum gajian sudah dua ulan karena perusahaan induk di Jakarta tidak memiliki uang untuk membayar.
"Saya bingung bagaimana harus menjawab tuntutan para tenaga harian lepas yang sudah mogok kerja," ungkap Wawan.
Wawan menuturkan,pembayaran uang kontrak tahap awal Rp2,miliar tidak mencukupi. Uang itu, digunakan pembelian 10 unit mobil fuso, 10 unit kompektor, sewa 100 mobil dan biaya operasional.Kemudian, keterlambatan pembayaran uang kontrak dari Pemko Pekanbaru.
"Mogok kerjanya petugas kami, adanya aksi provokator. Kebiasaan buruk ini yang menimbulkan maslahah," jelas Wawan. (Anhar)
Anto mengatakan, bila ada kerusakan atau ban bocor, semua baya ditanggung sopir. Nasib kami tidak pernah diperhatikan. Kami dibuat tidak manuasiawi. Sampai sekarang upah kami belum ada kejelasan. Kami ingin d upah kami dibayar ," ucap Anto..
Anto menyebutkan, alasan PT MIG tidak membayar upah karena pembayaran BPJS.
"Sampai sekarang kartu BPJS tidak kami terima. Gaji kami nRp88 ribu perbulan di potong Rp2000. Gaji dipotong ini kami tidak tahu kemana perginya," jelas Anto.
Direktur Operasinal PT MIG Wawan mengakui, bahwa karyawan mereka belum gajian sudah dua ulan karena perusahaan induk di Jakarta tidak memiliki uang untuk membayar.
"Saya bingung bagaimana harus menjawab tuntutan para tenaga harian lepas yang sudah mogok kerja," ungkap Wawan.
Wawan menuturkan,pembayaran uang kontrak tahap awal Rp2,miliar tidak mencukupi. Uang itu, digunakan pembelian 10 unit mobil fuso, 10 unit kompektor, sewa 100 mobil dan biaya operasional.Kemudian, keterlambatan pembayaran uang kontrak dari Pemko Pekanbaru.
"Mogok kerjanya petugas kami, adanya aksi provokator. Kebiasaan buruk ini yang menimbulkan maslahah," jelas Wawan. (Anhar)
