TANJUNGPINANG (Beritaintermezo.com)- Gubernur Kepri H Nurdin berharap, setelah selesai Interkoneksi Batam-Bintan, ada pengembangan daya listrik ke Karimun, Natuna dan kawasan lainnya. Pasalnya, perkembangan industri di daerah-daerah khususnya Natuna dan Karimun sedang tumbuh pesat-pesatnya.
"Di Karimun sudah semakin banyak industri, dan listrik ini bisa jadi satu peningkatan daya saing Karimun sebagai daerah investasi," kata Nurdin saat menerima Direktur Regional PLN Sumatera, Amir Rosidin, di Martabak Har, Nagoya, Batam, Selasa (26/7) malam.
Di Karimun, kata Nurdin, listrik sekarang cukup, tapi diharapkan tentunya akan lebih baik karena akan banyak tumbuh industri-industri baru di sana.
Menurut Nurdin, untuk laporan-laporan percepatan pembangunan di Kepri, tidak harus di kantor untuk menemuinya. Di manapun tetap bisa bekerja. Seperti yang dilakukannya saat menerima tim PLN usai pisah sambut Danrem Kepri.
Soal Natuna, kata Nurdin, kebutuhan listrik ke depan semakin besar. Listrik di Natuna bisa mendorong perkembangan industri cold storage dan pariwisata di sana.
"Natuna ini perlu listrik, karena jadi daerah perbatasan. Faktor keamanan itu bisa dibangun jika faktor ekonominya pun terbangun. Saya siap membantu, karena saya paham betul bagaimana kondisi listrik di dua daerah itu," kata Nurdin.
Soal Interkoneksi Batam-Bintan, menurut Nurdin, masyarakat sememangnya sudah lama menunggu ini terealisasi. Artinya, tidak akan ada permasalahan listrik lagi di Bintan nanti.
"Saya berterima kasih sekali dengan PLN, juga masyarakat yang sudah mendukung. Sebab masalah lahan untuk pondasi tower sudah selesai, dan tinggal bangun satu tower untuk jaringan lagi," harapnya.
Sementara itu, Direktur Regional PLN Sumatera, Amir Rosidin menjelaskan untuk pondasi tower dari Sri Bintan ke Air Raja tinggal satu lagi yang dikerjakan. Pengerjaan satu tower tersebut agak terkendala karena kondisi di lapangan yang berair.
"Kalau kita lihat sekarang, transmisi itu-kan dari Tanjung Uban ke Sri Bintan, lalu Sri Bintan ke Air Raja, baru dari air raja ke Kijang. Yang sudah bisa dioperasikan ada di Gardu Induk Sri Bintan. Kemudian yang sekarang kami kejar Gardu Induk dari Sri Bintan ke Air Raja kelar bulan ini. Baru Agustus awal itu dari Air Raja ke Kijang," terang Amir.
Nantinya kapasitas yang akan tersedia sebesar 5x30 MW atau 150 MW. Sementara untuk beban listrik yang ada di Bintan sekarang 57 MW. Dengan kapasitas yang ada, PLN berharap permintaan-permintaan daya ke depan akan terpenuhi, khususnya bagi sektor pariwisata dan industri yang memang disasar oleh PLN.
"Keuntungan bagi pelanggan-pelanggan di sana, khususnya pelanggan captive atau industri yang sedang membangun, maka mereka bisa menikmati listrik dengan tarif TDL. Itu tarif transmisi dari PLN Batam ditambah 15 persen. Kalau dihitung-hitung kami jual Rp1.250 per Kwh," ucap Amir.
Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan kondisi terkini industri yang harus menggunakan BBM dengan harga industri.(omry)
"Di Karimun sudah semakin banyak industri, dan listrik ini bisa jadi satu peningkatan daya saing Karimun sebagai daerah investasi," kata Nurdin saat menerima Direktur Regional PLN Sumatera, Amir Rosidin, di Martabak Har, Nagoya, Batam, Selasa (26/7) malam.
Di Karimun, kata Nurdin, listrik sekarang cukup, tapi diharapkan tentunya akan lebih baik karena akan banyak tumbuh industri-industri baru di sana.
Menurut Nurdin, untuk laporan-laporan percepatan pembangunan di Kepri, tidak harus di kantor untuk menemuinya. Di manapun tetap bisa bekerja. Seperti yang dilakukannya saat menerima tim PLN usai pisah sambut Danrem Kepri.
Soal Natuna, kata Nurdin, kebutuhan listrik ke depan semakin besar. Listrik di Natuna bisa mendorong perkembangan industri cold storage dan pariwisata di sana.
"Natuna ini perlu listrik, karena jadi daerah perbatasan. Faktor keamanan itu bisa dibangun jika faktor ekonominya pun terbangun. Saya siap membantu, karena saya paham betul bagaimana kondisi listrik di dua daerah itu," kata Nurdin.
Soal Interkoneksi Batam-Bintan, menurut Nurdin, masyarakat sememangnya sudah lama menunggu ini terealisasi. Artinya, tidak akan ada permasalahan listrik lagi di Bintan nanti.
"Saya berterima kasih sekali dengan PLN, juga masyarakat yang sudah mendukung. Sebab masalah lahan untuk pondasi tower sudah selesai, dan tinggal bangun satu tower untuk jaringan lagi," harapnya.
Sementara itu, Direktur Regional PLN Sumatera, Amir Rosidin menjelaskan untuk pondasi tower dari Sri Bintan ke Air Raja tinggal satu lagi yang dikerjakan. Pengerjaan satu tower tersebut agak terkendala karena kondisi di lapangan yang berair.
"Kalau kita lihat sekarang, transmisi itu-kan dari Tanjung Uban ke Sri Bintan, lalu Sri Bintan ke Air Raja, baru dari air raja ke Kijang. Yang sudah bisa dioperasikan ada di Gardu Induk Sri Bintan. Kemudian yang sekarang kami kejar Gardu Induk dari Sri Bintan ke Air Raja kelar bulan ini. Baru Agustus awal itu dari Air Raja ke Kijang," terang Amir.
Nantinya kapasitas yang akan tersedia sebesar 5x30 MW atau 150 MW. Sementara untuk beban listrik yang ada di Bintan sekarang 57 MW. Dengan kapasitas yang ada, PLN berharap permintaan-permintaan daya ke depan akan terpenuhi, khususnya bagi sektor pariwisata dan industri yang memang disasar oleh PLN.
"Keuntungan bagi pelanggan-pelanggan di sana, khususnya pelanggan captive atau industri yang sedang membangun, maka mereka bisa menikmati listrik dengan tarif TDL. Itu tarif transmisi dari PLN Batam ditambah 15 persen. Kalau dihitung-hitung kami jual Rp1.250 per Kwh," ucap Amir.
Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan kondisi terkini industri yang harus menggunakan BBM dengan harga industri.(omry)