Santap Makanan Sumbangan Donateur, 97 Santri di Karimun Keracunan

Santap Makanan Sumbangan Donateur, 97 Santri di Karimun Keracunan

Karimun (Beritaintermezo.com)-Sedikitnya 97 Santri di Kabupaten Karimun terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami keracunan makanan setelah menyantap nasi kotak sumbangan dari donatur. Para korban berasal dari dua Pondok pesantren, yakni Hidayatullah Sememal dan Bustanul Adzkia Muhammadiyah.

Kejadian bermula saat sumbangan nasi kota disantap pada sabtu (22/7) siang. Namun tidak lama setelah makanan tersebut habis, para santri langsung mengalami pusing, perut mulas hingga mau muntah.  

Akibat kejadian tersebut, para korban langsung dilarikan di rumah sakit. 30 santri di RSUD HM Sani (14 orang hanya rawat jalan). Sementara di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) terdapat 67 orang. 62 diantaranya merupakan santri Ponpes Hidayatullah.

Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di dua rumah sakit itu berubah seperti barak korban bencana. Para korban nampak berjejer dengan selang infus bergelantungan. Para korban terlihat ada yang pingsan, sebagian lagi mengalami muntah-muntah dan diare.

"Kami makan nasi kotak yang dikirim oleh donatur siang hari, nasi yang kami makan biasa saja, tak ada yang aneh. Lauknya ada ayam, bihun dan telor bulat. Rasanya tidak ada yang basi dan juga tidak berbau. Tapi habis makan, tiba-tiba saja perut rasanya mulas dan rasa muntah dan kepala pusing," ungkap salah seorang santri, saat ditemui di RSUD HM Sani.

Direktur RSUD HM Sani, dr Zulhadi hingga saat ini belum bisa memastikan  penyebab pasti dari kejadian tersebut. Namun, dugaan sementara penyebab keracunan itu berasal dari bumbu masakan yang mengandung bakteri.

"Apa penyebab keracunan itu masih dalam tahap pengujian. Sampel muntah dan sisa makanan dari pondok pesantren sudah diambil oleh Dinas Kesehatan untuk diuji di laboratorium di Batam. Kemungkinan besok hasilnya keluar. Tetapi dari ciri-ciri yang dialami oleh anak-anak adalah keracunan makan," ungkap Zulhadi.

Akibat kajadian tersebut, lanjut Zulhadi, hingga saat ini kondisi anak masih ada yang lemah sehingga harus mendapat perawatan lebih intensif.

"Mereka di rawat karena kondisi masih lemah akibat muntah dan diare terus menerus sehingga dipasang infus untuk mengganti makanan dan cairan kemudian dikasih obat-obatan untuk mencegah mual. Kalau kondisinya sudah mulai membaik, maka mereka akan dibolehkan untuk pulang," terangnya.

Santri yang dirawat di RSUD HM Sani rata-rata berumur antara 8 hingga 10 tahun. Pada usia tersebut, metabolisme masih kurang baik atau daya tahan tubuhnya masih belum kuat sehingga mudah terkena penyakit. Terlebih mereka yang memiliki fisik lemah.

Direktur RSBT dr Firmansyah saat dikonfirmasi juga belum bisa menyimpulkan penyebab pasti dari kajadian tersebut. Saat ini, pihaknya fokus pada penyembuhan korban.

Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Rachmadi membenarkan kalau pihaknya sudah mengambil sampel dari sebagian sisa makanan dan mengirimnya ke Batam untuk uji laboratorium. Sampel tersebut harus dibiakkan dulu dan hasilnya baru bisa diketahui sekitar dua minggu lagi.

"Kami telah mengambil sampel dari sisa makanan itu. Sampel tersebut juga sudah kami kirimkan ke Batam untuk diuji di laboratorium. Hasil belum bisa diketahui, karena sampel makanan itu harus dibiakkan dulu. Hasilnya baru bisa diketahui sekitar dua minggu lagi," ungkap Rachmadi.

Sejumlah orang tua korban saat ditemui di RSUD HM Sani, meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut kasus dugaan keracunan yang menimpa anak-anak mereka.

"Kami minta kepada polisi untuk mengusut keracunan ini. Kalau polisi tak mau, maka kami yang akan turun tangan. Memang, kami ini orang bodoh dan tak tahu apa-apa. Tapi jangan sangka, orang bodoh ini kalau sudah tak tahan lagi bisa berbuat nekat. Jangan sampai kami turun tangan untuk mengusutnya," ujar orang tua korban dengan nada emosi, di RSUD HM Sani.

Kapolres Karimun AKBP Agus Fajaruddin menuturkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan yang menurunkan tim Satreskrim, Polsek Tebing dan Polsek Meral dilokasi kejadian. "Saya masih sama keluarga, belum ada yang diperiksa, kami masih mendatakan saja. Koordinasikan dengan Kasat Reskrim atau Polsek Meral ya," ungkap Kapolres, Minggu (23/7).

Wartawan koran ini sudah mencoba mengkonfirmasi Kasat Reskrim Polres Karimun AKP Dwihatmoko Wiroseno, namun yang bersangkutan tidak memberikan jawaban. Tragedi keracunan yang menimpa ratusan santri di Karimun itu menjadi perhatian Bupati Karimun Aunur Rafiq. Ia meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada kalau hendak mengkonsumsi makanan tertentu.

"Saya baru saja mendapat informasi kalau anak-anak kita yang belajar di pondok pesantren mengalami keracunan makanan. Saya sangat prihatin dengan peristiwa ini. Saya juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat Karimun agar berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, agar kasus seperti ini tak terulang lagi," kata Rafiq usai menjenguk korban di RSBT. (hk/tambunan)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index