Terjadi di Siantar, Hendak Menikah Desi Boru Pasaribu Keburu Tewas Gantung Diri

Terjadi di Siantar, Hendak Menikah Desi Boru Pasaribu Keburu Tewas Gantung Diri
Ilustrasi

Siantar (Beritaintermezo.com)-Penyebab kematian Desi Susanti Br Pasaribu (24) masih dalam penyelidikan polisi. Sementara, hasil otopsi menyatakan bahwa ada beberapa kejanggalan ditemukan, seperti adanya luka memar di beberapa bagian tubuh korban.

Keinginan Desi Susanti Br Pasaribu (24) yang meminta agar kekasihnya Sopiandi Saragih alias Ateng (27) segera menikahinya sebenarnya tinggal menunggu hari. Desi yang datang ke kampung halaman kekasihnya itu mendapatkan jawaban bahwa mereka akan menikah di awal Februari 2016. Sayang, Desi pergi dengan misterius untuk selama-lamanya.

Amatan wartawan, keluarga tampak ramai di Instalasi Jenazah RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, Senin (4/1). Mak Tober br Tambunan (44), tante korban, mengatakan bahwa kekasih korban yang  pertama kali menemukan korban dengan cara gantung diri,  Minggu (3/1/2016) lalu. Mak Tober mengatakan bahwa kedatangan korban ke Huta Pulou Hanopan, Nagori Simanabun, Kecamatan Silau Kahean, yang merupakan kampung halaman Ateng, tidak diketahui oleh keluarga.

“Keluarga tidak tahu korban sudah pulang dari Papua dan berada di Silau Kahean. Keberadaan korban diketahui keluarga setelah dihubungi pihak kepolisian Silau Kahean yang memberitahukan peristiwa ini,” ungkap adik ibu korban ini.

Dikatakan, sepengetahuan keluarga, dalam 6 bulan ini korban berada di Papua bersama adik laki-lakinya bernama  Tono Pasaribu. Makanya mereka heran setelah mendengar korban ke Silau Kahean karena sama sekali tidak ada pemberitahuan.

Sebelum di Papua, setelah menamatkan SMA tahun 2007, korban yang merupakan anak ke dua dari lima bersaudara ini merantau dan tinggal di Kalimantan. Di Kalimantan, korban bekerja sambil kuliah dan di sanalah dia berkenalan dengan kekasihnya, Ateng, karena keduanya bekerja di sebuah koperasi yang sama. Selanjutnya, setelah menamatkan kuliahnya, korban berangkat ke Papua dan tinggal di sana, sedangkan kekasihnya tetap tinggal di Kalimantan.

“Korban dan kekasihnya kerja di sebuah koperasi yang sama. Dan, menurut pengakuan kakak saya (ibu korban), rencananya bulan Februari 2016 ini mereka (korban dan kekasihnya) akan melangsungkan pernikahan di Pematangsiantar,” ujarnya.

Sementara, anggota Polsek Silau Kahean yang ikut mengantar jenazah korban ke RSUD Djasamen Saragih mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

“Korban kita temukan sudah berada di puskesmas dan menurut informasi yang kita dapat dari lokasi, saat korban diturunkan dari tali oleh kekasihnya korban masih bernafas (hidup), kemudian korban dilarikan ke klinik bidan di desa itu. Namun, naas nyawa korban tidak tertolong lagi di perjalanan menuju klinik,” terang polisi ini. Sementara, teman lelaki korban sudah diamankan di Polsek Silau Kahean.

Terpisah, Gamot Huta Pulo Hanopan Jalesman Damanik mengatakan, korban datang pada tanggal 31 Desember 2015 ke Huta Pulo Hanopan tanpa ada laporan dari kekasih korban ke aparat nagori (gamot). Namun, dia memaklumi hal tersebut karena kekasih korban juga warganya yang juga baru pulang merantau.

Jalesman mengatakan bahwa dia juga baru tahu ada warga asing di kampungnya sejak kejadian gantung diri tersebut. Diceritakan, kronologisnya, sekitar pukul 16.30 WIB, ada warga mendatanginya menyampaikan bahwa ada orang gantung diri di rumah Ateng.

Gamot bersama warga masih sempat memberi pertolongan pertama bersama seorang bidan, Br saragih, yang berketepatan datang ke kampung itu dalam rangka tahun baruan. Namun keadaaan korban semakin memburuk karena tidak ada tabung gas oksigen. Atas inisiatif warga, korban dilarikan ke puskesmas dan di situlah korban menghembuskan nafas terakhir.

Setelah itu gamot mengadukan hal itu ke Polsek Silou Kahean bersama dengan kekasih korban dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian.

Ada Luka Memar di Tubuh
Jenazah Desi yang ditemukan tewas tergantung dengan tali rafiah di dalam kamar kekasihnya itu akhinya selesai di otopsi. Proses otopsi tersebut selesai pada Senin (4/1/2016) sore. Dan setelah proses tersebut selesai, ditemukan beberapa kejanggalan.

Kepada wartawan, Kepala Forensik Instalasi Jenazah RSUD Djasamen Saragih Dokter Reinhard Hutahaean mengatakan bahwa terdapat berbagai luka memar di beberapa bagian tubuh korban. “Ada beberapa luka memar di tubuhnya seperti di badan, tangan dan kakinya,” jelasnya.

Ia melanjutkan bahwa selain adanya luka memar tersebut, terdapat juga luka jeratan di bagian leher korban. “Ya ada juga bekas luka jeratan di lehernya,” lanjutnya.

Namun saat ditanya penyebab kematian korban, ia tidak bisa menyimpulkannya. “Kalau soal penyebab kematian itu biarlah pihak kepolisian yang menyimpulkan. Saya nggak bisa menyimpulkan itu,” ucapnya.

Tak hanya itu, ia juga tidak bisa memberikan komentar saa ditanya apakah korban dalam keadaan hamil. “Soal kehamilan itu juga saya nggak bisa bilang. Karena masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.

Pada pemberitaan sebelumnya, Desi Susanti br Pasaribu yang merupakan warga Desa Huta Pardomuan, Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, ditemukan tewas tergantung di kamar kekasihnya bernama Sopiandi Saragih alias Ateng (27) di Huta Pulou Hanopan, Nagori Simanabun, Kecamatan Silou Kahean, Simalungun pada Minggu (3/1/2016) sekira pukul 16.00 WIB.

Terpisah, di kediaman Ateng, kekasih korban, tampak kosong dan tidak ada penghuninya. Warga yang ditanyai mengaku tidak mengetahui kemana keluarga Ateng berada. (bic/int)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index